Tangkal Hama Tikus, Patani Sabralor Klaten Pasang 10 Tiang Rubuha
Berita Warga
Petani Desa Sabranglor, Trucuk, Klaten memasang 10 tiang rumah burung hantu atau rubuha untuk menangkal maraknya hama tikus yang menyerang lahan pertaniannya. Diharapkan rubuha yang dibuat bisa dihuni tyto alba atau buurng hantu sebagai predator agar hama tikus tidak berkembang biak dan merusak padi petani.
Ketua Gapoktan Desa Sabranglor Ratno (58) seperti dicatat Tim Pemberitan Dinas Kominfo (Kamis, 5/1) mengatakan kalau rubuha yang dipasang itu dimaksudkan untuk rumah tyto alba. Nantinya kalau sudah dihuni, diharapkan burung hantu ini bisa memangsa hama tikus di lahan petanian milik warga.
“Petani Sabranglor kali ini memasang 10 titik rubuha yang tersebar di lahan pertanian. Harapannya nanti rubuha ini ditempati burung hantu atau tyto albae. Predator hama ini diharapkan bisa mengendalikan hama tikus” katanya.
Rubuha dimaksud dipasang tersebar di sejumlah lahan pertanian. Pemasangannya pun dilakukan secara gotong royong.
“Predator burung hantu suka makan tikus. Selama ini banyak hama tikus yang merusak tanaman petani. Diharap beban petani bisa berkurang, karena dua kali panen, pertanian kami diganggu tikus terus,”tambahnya.
Humas Desa Sabranglor Fajar Ari Widodo saat dikonfirmasi Tim Pemberitaan Dinas Kominfo (kamis, 5/1) mengatakan pemasangan rubuha itu menjadi inisiatif para gapoktan. Pertanian di Sabranglor sendiri sudah rutin diserang hama tikus.
”Para petani secara swadaya membuat rubuha. Termasuk mendatangkan tyto alba dari daerah lain. Saya sendiri mencoba mendokumentasikan dan mempublikasikan agar hal yang sama banyak dilakuan petani lain. Semoga hama tilkus di Klaten terkendali, khususnya di Desa Sabranglor” kata Ari.
Untuk sebaran titik rubuha pria yang gemar buat konten youtube itu menerangkan kalau penempatannya menyesuaikan luasan lahan. Desa-desa lain pun belum semua yang pasang rubuha.
“Satu tiang rubuha untuk sebaran 15 petak sawah. Kalau ditanya kecukupannya, jelas rubuha yang dibuat petani masih kurang. Informasinya desa sebelah sudah ada yang buat rubuha. Hanya burung hantunya sendiri belum ada. Saat ini buat rumahnya dulu” jelasnya.
Burung hantu yang punya nama latin tyto alba adalah jenis burung predator tikus.Satwa ini memburu mangsa di waktu malam. Kemampuan indra penglihatnya yang tajam di waktu malam, bisa mendeteksi mangsa, biar pun tikus itu di titik tersembunyi.
Dalam semalam burung hantu bisa membunuh dua sampai tiga ekor tikus. Sayang populasinya kian sedikit akibat pemburuan liar.
Sumber: Humas Pemkab Klaten
Ketua Gapoktan Desa Sabranglor Ratno (58) seperti dicatat Tim Pemberitan Dinas Kominfo (Kamis, 5/1) mengatakan kalau rubuha yang dipasang itu dimaksudkan untuk rumah tyto alba. Nantinya kalau sudah dihuni, diharapkan burung hantu ini bisa memangsa hama tikus di lahan petanian milik warga.
“Petani Sabranglor kali ini memasang 10 titik rubuha yang tersebar di lahan pertanian. Harapannya nanti rubuha ini ditempati burung hantu atau tyto albae. Predator hama ini diharapkan bisa mengendalikan hama tikus” katanya.
Rubuha dimaksud dipasang tersebar di sejumlah lahan pertanian. Pemasangannya pun dilakukan secara gotong royong.
“Predator burung hantu suka makan tikus. Selama ini banyak hama tikus yang merusak tanaman petani. Diharap beban petani bisa berkurang, karena dua kali panen, pertanian kami diganggu tikus terus,”tambahnya.
Humas Desa Sabranglor Fajar Ari Widodo saat dikonfirmasi Tim Pemberitaan Dinas Kominfo (kamis, 5/1) mengatakan pemasangan rubuha itu menjadi inisiatif para gapoktan. Pertanian di Sabranglor sendiri sudah rutin diserang hama tikus.
”Para petani secara swadaya membuat rubuha. Termasuk mendatangkan tyto alba dari daerah lain. Saya sendiri mencoba mendokumentasikan dan mempublikasikan agar hal yang sama banyak dilakuan petani lain. Semoga hama tilkus di Klaten terkendali, khususnya di Desa Sabranglor” kata Ari.
Untuk sebaran titik rubuha pria yang gemar buat konten youtube itu menerangkan kalau penempatannya menyesuaikan luasan lahan. Desa-desa lain pun belum semua yang pasang rubuha.
“Satu tiang rubuha untuk sebaran 15 petak sawah. Kalau ditanya kecukupannya, jelas rubuha yang dibuat petani masih kurang. Informasinya desa sebelah sudah ada yang buat rubuha. Hanya burung hantunya sendiri belum ada. Saat ini buat rumahnya dulu” jelasnya.
Burung hantu yang punya nama latin tyto alba adalah jenis burung predator tikus.Satwa ini memburu mangsa di waktu malam. Kemampuan indra penglihatnya yang tajam di waktu malam, bisa mendeteksi mangsa, biar pun tikus itu di titik tersembunyi.
Dalam semalam burung hantu bisa membunuh dua sampai tiga ekor tikus. Sayang populasinya kian sedikit akibat pemburuan liar.
Sumber: Humas Pemkab Klaten