Tanah Sultan Ground, Solusi Hunian Masyarakat Miskin
Community Discussion

Krjogja.com - YOGYA - Raja Kraton Yogyakarta Sri Sultan HB X pekan lalu menyampaikan pernyataan di berbagai media, tanah Sultan Ground (SG) bakal dimanfaatkan untuk hunian masyarakat miskin di Yogyakarta. Pernyataan ini didasari atas keprihatinan semakin mahalnya tanah dan rumah di Yogyakarta yang disebabkan masifnya alih fungsi lahan.
Pernyataan Sultan tersebut tentu saja disambut baik oleh anggota Paguyuban Kali Gajahwong dan Winongo (Kalijawi), Ainun Murwani. "Kami sangat senang, Sultan memberikan lampu hijau atas pemanfaatan tanah sultan ground untuk hunian masyarakat miskin. Ini bisa menjawab kebutuhan hunian masyarakat miskin khususnya yang tinggal di bantaran sungai di kota Yogyakarta," ujar Ainun Murwani di Yogya, Jumat (14/04/2023) malam.
Ainun yang didampingi Yuli Kusworo ST MSc selaku Direktur sekaligus Pelaksana Harian Yayasan Arkom Indonesia menjelaskan, sejak 11 tahun yang lalu Kalijawi terus mencari jalan keluar supaya para anggota yang beranggotakan 300 keluarga yang berada di bantaran Sungai Gajahwong dan Sungai Winongo bisa mendapatkan tanah untuk dihuni secara bersama (kolektif).
Nilai kolektivitas menjadi unsur utama yang sebagai roda dalam konsep perumahan gotong royong yang diusung Kalijawi. Kepemilikan lahan bersama menjadi penting karena bila tanah diberikan ke masing-masing individu kemungkinan akan diperjual belikan. Ini tentu saja dapat mengakibatkan masalah berikutnya, yaitu sengketa lahan. Kepemilikan bersama menjadikan ruang bagi keistimewaan Yogyakarta, sebagai kota yang memiliki nilai sosial dan guyub yang tinggi," terangnya.
Ainun menambahkan, sebenarnya di wilayah perkotaan masih ada tanah SG yang kurang produktif bisa dimanfaatkan untuk hunian masyarakat miskin sehingga tidak jauh dari sumber penghidupan mereka. Sedangkan untuk dana pembangunan hunian komunitas Kalijawi ini kita membentuk koperasi, sekarang assetnya sudah terkumpul dana sebanyak 1 miliar.
"Dalam perjalanannya kita melakukan pemetaan dan permasaalahan kampung yang ada. Misalnya kita tahun 2014 membuat 6 model perencanaan kampung yang kita usulkan ke Pemerintah Kota Yogya. Di antaranya membuat model rumah menghadapi ke sungai dengan biaya dari koperasi tadi," papar Ainun.
Sementara itu, Yuli Kusworo menjelaskan, persoalan penyediaan hunian bagi masyarakat miskin selalu terkendala oleh tanah. "Saya kira jika tanah sultan ground bisa dimanfaatkan untuk hunian, setidaknya dapat menyelesaikan satu aspek penting dalam penyediaan hunian untuk masyarakat miskin," ungkapnya.
“Sebenarnya praktek pemanfaatan tanah SG untuk warga telah ada sejak dulu. Kraton memberikan tanah dengan hak pakai kepada warga supaya dimanfaatkan sebagai tempat tinggal yang aman tanpa harus terbebani biaya mahal, tidak jauh penghidupandan bisa berlangsung turun-temurun," tuturnya
(RaR)
https://www.krjogja.com/berita-lokal/read/501756/tanah-sultan-ground-solusi-hunian-masyarakat-miskin
Pernyataan Sultan tersebut tentu saja disambut baik oleh anggota Paguyuban Kali Gajahwong dan Winongo (Kalijawi), Ainun Murwani. "Kami sangat senang, Sultan memberikan lampu hijau atas pemanfaatan tanah sultan ground untuk hunian masyarakat miskin. Ini bisa menjawab kebutuhan hunian masyarakat miskin khususnya yang tinggal di bantaran sungai di kota Yogyakarta," ujar Ainun Murwani di Yogya, Jumat (14/04/2023) malam.
Ainun yang didampingi Yuli Kusworo ST MSc selaku Direktur sekaligus Pelaksana Harian Yayasan Arkom Indonesia menjelaskan, sejak 11 tahun yang lalu Kalijawi terus mencari jalan keluar supaya para anggota yang beranggotakan 300 keluarga yang berada di bantaran Sungai Gajahwong dan Sungai Winongo bisa mendapatkan tanah untuk dihuni secara bersama (kolektif).
Nilai kolektivitas menjadi unsur utama yang sebagai roda dalam konsep perumahan gotong royong yang diusung Kalijawi. Kepemilikan lahan bersama menjadi penting karena bila tanah diberikan ke masing-masing individu kemungkinan akan diperjual belikan. Ini tentu saja dapat mengakibatkan masalah berikutnya, yaitu sengketa lahan. Kepemilikan bersama menjadikan ruang bagi keistimewaan Yogyakarta, sebagai kota yang memiliki nilai sosial dan guyub yang tinggi," terangnya.
Ainun menambahkan, sebenarnya di wilayah perkotaan masih ada tanah SG yang kurang produktif bisa dimanfaatkan untuk hunian masyarakat miskin sehingga tidak jauh dari sumber penghidupan mereka. Sedangkan untuk dana pembangunan hunian komunitas Kalijawi ini kita membentuk koperasi, sekarang assetnya sudah terkumpul dana sebanyak 1 miliar.
"Dalam perjalanannya kita melakukan pemetaan dan permasaalahan kampung yang ada. Misalnya kita tahun 2014 membuat 6 model perencanaan kampung yang kita usulkan ke Pemerintah Kota Yogya. Di antaranya membuat model rumah menghadapi ke sungai dengan biaya dari koperasi tadi," papar Ainun.
Sementara itu, Yuli Kusworo menjelaskan, persoalan penyediaan hunian bagi masyarakat miskin selalu terkendala oleh tanah. "Saya kira jika tanah sultan ground bisa dimanfaatkan untuk hunian, setidaknya dapat menyelesaikan satu aspek penting dalam penyediaan hunian untuk masyarakat miskin," ungkapnya.
“Sebenarnya praktek pemanfaatan tanah SG untuk warga telah ada sejak dulu. Kraton memberikan tanah dengan hak pakai kepada warga supaya dimanfaatkan sebagai tempat tinggal yang aman tanpa harus terbebani biaya mahal, tidak jauh penghidupandan bisa berlangsung turun-temurun," tuturnya
(RaR)
https://www.krjogja.com/berita-lokal/read/501756/tanah-sultan-ground-solusi-hunian-masyarakat-miskin