Syawalan RT 16 RW 04 Kampung Cokrodiningratan, Jogja: Menguatkan Paseduluran, Merajut Kebersamaan
Berita Warga

Atmago.com, Yogyakarta---Pengurus RT 16 RW 04 Kampung Cokrodiningratan, Kemantren Jetis, Kota Yogyakarta menggelar acara Halal bi Halal atau Syawalan di balai Serbaguna Cokrodiningratan, Jumat (25/4/2025), yang dihadiri lebih dari 150 warga. Acara ini menjadi momen yang istimewa untuk mempererat silaturahmi dan meneguhkan rasa kekeluargaan antar warga.
Hadir dalam acara tersebut Anggota DPRD Kota Yogyakarta Komisi B, Oleg Yohan, Lurah Cokrodiningratan, Andityo Bagus Baskoro, S.T., M.Eng., Ketua LPMK yang juga Ketua RW 04, Margono, serta para ketua kampung, ketua RT se-RW 04, PKK, dan tokoh masyarakat setempat. Kehadiran para pemimpin wilayah ini menambah khidmat dan semaraknya acara.
Ketua Panitia yang juga Ketua RT 16, Basorangga dalam sambutannya, membuka acara dengan penuh rasa syukur dan harapan. Ia menekankan pentingnya kebersamaan sebagai pondasi membangun lingkungan yang nyaman dan harmonis.
Sambutan dilanjutkan oleh Ketua RW 04, Margono, yang mengingatkan bahwa silaturahmi bukan hanya rutinitas tahunan, melainkan ikatan batin yang harus terus dirawat. Ia mengajak seluruh warga untuk saling memaafkan, memperkuat paseduluran (persaudaraan), dan bersinergi demi kemajuan bersama.
Tema Syawalan tahun ini, "Gumregah Rumeksa Nguri-nguri Paseduluran", seakan menjadi napas dalam setiap rangkaian acara. Sebuah ajakan untuk bangkit menjaga dan merawat persaudaraan, yang begitu relevan dengan dinamika kehidupan bermasyarakat saat ini.
Acara dilanjutkan dengan pembacaan ikrar yang dipandu oleh Saudara Dedy, disusul tausiyah syawalan yang disampaikan Ustadz Abdul Razaq, M.Si., yang juga dosen ASMI Desanta.
Dalam hikmahnya, Ustadz Abdul Razaq mengajak warga untuk melakukan muhasabah, mengevaluasi diri atas perjalanan hidup dan kontribusi masing-masing dalam kehidupan bermasyarakat. Ia mengingatkan, Ramadan telah menjadi madrasah yang melatih ketakwaan, dan kini saatnya kita membuktikan hasilnya dalam kehidupan nyata.
Mengutip QS. Al-Hasyr:18, beliau menekankan pentingnya memperhatikan apa yang kita perbuat untuk kehidupan esok, sembari menjaga ketakwaan kepada Allah. Bulan Syawal, lanjutnya, bukan sekadar perayaan, melainkan momentum untuk mempererat ikatan hati antarwarga, memperteguh semangat gotong-royong, dan meneguhkan komitmen untuk saling memotivasi dalam kebaikan.
Dalam tausiyahnya, Ustadz Abdul Razaq mengurai tiga makna mendalam dari Syawal menurut para salafus salih: Pertama, Irtifa’a (Peningkatan), yakni peningkatan iman, ibadah, dan amal shalih yang telah dipupuk di bulan Ramadan. "Jadilah hamba Rabb, bukan hanya hamba Ramadan," pesannya.
Makna kedua, Ibtidā’ al-Khoir (Permulaan Kebaikan). Syawal adalah momentum untuk memulai langkah-langkah baru yang penuh berkah, tanpa meremehkan sekecil apa pun amal kebaikan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW tentang pentingnya sekadar senyuman kepada sesama.
Sedangkan ketiga, Istimror (Berkelanjutan), ajakan untuk menjaga semangat ibadah dan amal kebaikan secara terus-menerus, sebagai tanda keistiqamahan seorang mukmin sejati.
Setelah do’a bersama, acara diakhiri dengan saling bersalam-salaman penuh kehangatan, membasuh luka-luka yang mungkin tercipta selama berinteraksi, dan memperkuat tekad untuk membangun RT 16 RW 04 menjadi lingkungan yang lebih baik, lingkungan yang diliputi kasih sayang, persaudaraan, dan keberkahan. (KangRozaq)
Hadir dalam acara tersebut Anggota DPRD Kota Yogyakarta Komisi B, Oleg Yohan, Lurah Cokrodiningratan, Andityo Bagus Baskoro, S.T., M.Eng., Ketua LPMK yang juga Ketua RW 04, Margono, serta para ketua kampung, ketua RT se-RW 04, PKK, dan tokoh masyarakat setempat. Kehadiran para pemimpin wilayah ini menambah khidmat dan semaraknya acara.
Ketua Panitia yang juga Ketua RT 16, Basorangga dalam sambutannya, membuka acara dengan penuh rasa syukur dan harapan. Ia menekankan pentingnya kebersamaan sebagai pondasi membangun lingkungan yang nyaman dan harmonis.
Sambutan dilanjutkan oleh Ketua RW 04, Margono, yang mengingatkan bahwa silaturahmi bukan hanya rutinitas tahunan, melainkan ikatan batin yang harus terus dirawat. Ia mengajak seluruh warga untuk saling memaafkan, memperkuat paseduluran (persaudaraan), dan bersinergi demi kemajuan bersama.
Tema Syawalan tahun ini, "Gumregah Rumeksa Nguri-nguri Paseduluran", seakan menjadi napas dalam setiap rangkaian acara. Sebuah ajakan untuk bangkit menjaga dan merawat persaudaraan, yang begitu relevan dengan dinamika kehidupan bermasyarakat saat ini.
Acara dilanjutkan dengan pembacaan ikrar yang dipandu oleh Saudara Dedy, disusul tausiyah syawalan yang disampaikan Ustadz Abdul Razaq, M.Si., yang juga dosen ASMI Desanta.
Dalam hikmahnya, Ustadz Abdul Razaq mengajak warga untuk melakukan muhasabah, mengevaluasi diri atas perjalanan hidup dan kontribusi masing-masing dalam kehidupan bermasyarakat. Ia mengingatkan, Ramadan telah menjadi madrasah yang melatih ketakwaan, dan kini saatnya kita membuktikan hasilnya dalam kehidupan nyata.
Mengutip QS. Al-Hasyr:18, beliau menekankan pentingnya memperhatikan apa yang kita perbuat untuk kehidupan esok, sembari menjaga ketakwaan kepada Allah. Bulan Syawal, lanjutnya, bukan sekadar perayaan, melainkan momentum untuk mempererat ikatan hati antarwarga, memperteguh semangat gotong-royong, dan meneguhkan komitmen untuk saling memotivasi dalam kebaikan.
Dalam tausiyahnya, Ustadz Abdul Razaq mengurai tiga makna mendalam dari Syawal menurut para salafus salih: Pertama, Irtifa’a (Peningkatan), yakni peningkatan iman, ibadah, dan amal shalih yang telah dipupuk di bulan Ramadan. "Jadilah hamba Rabb, bukan hanya hamba Ramadan," pesannya.
Makna kedua, Ibtidā’ al-Khoir (Permulaan Kebaikan). Syawal adalah momentum untuk memulai langkah-langkah baru yang penuh berkah, tanpa meremehkan sekecil apa pun amal kebaikan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW tentang pentingnya sekadar senyuman kepada sesama.
Sedangkan ketiga, Istimror (Berkelanjutan), ajakan untuk menjaga semangat ibadah dan amal kebaikan secara terus-menerus, sebagai tanda keistiqamahan seorang mukmin sejati.
Setelah do’a bersama, acara diakhiri dengan saling bersalam-salaman penuh kehangatan, membasuh luka-luka yang mungkin tercipta selama berinteraksi, dan memperkuat tekad untuk membangun RT 16 RW 04 menjadi lingkungan yang lebih baik, lingkungan yang diliputi kasih sayang, persaudaraan, dan keberkahan. (KangRozaq)