Syawalan Deswita Pandanrejo
Berita Warga

Purworejo. atmaGo.com
Lebaran atau Syawalan menjadi tradisi baik tersendiri bagi sebagian masyarakat di Jawa Tengah, tak terkecuali di desa Pandanrejo, kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo. Masyarakat desa Pandanrejo melaksanakan kegiatan syswalan bersama seluruh pengurus Desa Wisata Pandanrejo. Dihadiri juga perangkat desa setempat.
Bukan hanya Idul Fitri, syawalan juga identik dengan memaafkan segala kesalahan antara satu manusia dengan manusia lain dalam kehidupan masyarakat. Tidak atau tanpa melihat kondisi latar belakang agama apapun setiap manusia pasti mempunyai kesalahan.
"Jadi umumnya, tradisi syawalan itu banyak masyarakat yang masak untuk para tamu yang datang. Didampingi berbagai macam olahan masakan. Seperti Opor, Sambel Goreng Ati, Sayur Asem, Lodeh, dan lainnya," ujar pengurus Desa Wisata Pandanrejo. (Suyono) atau yang lebih akrab dipanggil Mbah Jayeng, ketika dihubungi melalui sambungan telephone Jum, at, 13 Mei 2022.
Makna syawalan, adalah singkatan dari "ngaku lepat" yang artinya kurang lebih "mengaku salah". Sehingga dengan tradisi Syawalan menjadi momentum untuk maaf-memaafkan antar sesama. Baik diri sendiri kepada keluarga, sanak saudara, dan lingkungan.
"Saya kira ini tradisi yang sangat bagus. Jadi setelah vertikalnya, yakni puasa Ramadan, dosa antara manusia dengan Allah terhapuskan. Nah horisontalnya " Ngaku Lepat" itu, saling memaafkan satu sama lain. Harapannya di Syawal itu vertikalnya baik horisontalnya baik. Nggak ada dendam dan masalah lain," imbuhnya.
Suyono juga menambahkan, jika di pesantren, Syawalan biasa muncul usai melaksanakan puasa sunah di bulan Syawal selama 6 hari setelah Idul Fitri.
Terkait di masa pandemi ini, intensitas peserta yang hadir tidak banyak atau mungkin berkurang. Disebabkan karena penggunaan sarana daring menjadi hal yang bisa dimanfaatkan dan simpel untuk mempererat tali silaturahim di saat pandemi.
"Mungkin karena pandemi, jadi saat ini banyak yang memanfaatkan media daring untuk mempererat silaturahim. Dan itu sangat diandalkan. Meski tak bertemu langsung, dan harus lewat daring, tak mengurangi makna dari silaturahmi tentunya," Katanya.
#Jz
Lebaran atau Syawalan menjadi tradisi baik tersendiri bagi sebagian masyarakat di Jawa Tengah, tak terkecuali di desa Pandanrejo, kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo. Masyarakat desa Pandanrejo melaksanakan kegiatan syswalan bersama seluruh pengurus Desa Wisata Pandanrejo. Dihadiri juga perangkat desa setempat.
Bukan hanya Idul Fitri, syawalan juga identik dengan memaafkan segala kesalahan antara satu manusia dengan manusia lain dalam kehidupan masyarakat. Tidak atau tanpa melihat kondisi latar belakang agama apapun setiap manusia pasti mempunyai kesalahan.
"Jadi umumnya, tradisi syawalan itu banyak masyarakat yang masak untuk para tamu yang datang. Didampingi berbagai macam olahan masakan. Seperti Opor, Sambel Goreng Ati, Sayur Asem, Lodeh, dan lainnya," ujar pengurus Desa Wisata Pandanrejo. (Suyono) atau yang lebih akrab dipanggil Mbah Jayeng, ketika dihubungi melalui sambungan telephone Jum, at, 13 Mei 2022.
Makna syawalan, adalah singkatan dari "ngaku lepat" yang artinya kurang lebih "mengaku salah". Sehingga dengan tradisi Syawalan menjadi momentum untuk maaf-memaafkan antar sesama. Baik diri sendiri kepada keluarga, sanak saudara, dan lingkungan.
"Saya kira ini tradisi yang sangat bagus. Jadi setelah vertikalnya, yakni puasa Ramadan, dosa antara manusia dengan Allah terhapuskan. Nah horisontalnya " Ngaku Lepat" itu, saling memaafkan satu sama lain. Harapannya di Syawal itu vertikalnya baik horisontalnya baik. Nggak ada dendam dan masalah lain," imbuhnya.
Suyono juga menambahkan, jika di pesantren, Syawalan biasa muncul usai melaksanakan puasa sunah di bulan Syawal selama 6 hari setelah Idul Fitri.
Terkait di masa pandemi ini, intensitas peserta yang hadir tidak banyak atau mungkin berkurang. Disebabkan karena penggunaan sarana daring menjadi hal yang bisa dimanfaatkan dan simpel untuk mempererat tali silaturahim di saat pandemi.
"Mungkin karena pandemi, jadi saat ini banyak yang memanfaatkan media daring untuk mempererat silaturahim. Dan itu sangat diandalkan. Meski tak bertemu langsung, dan harus lewat daring, tak mengurangi makna dari silaturahmi tentunya," Katanya.
#Jz