Standar Minimum Perlindungan Anak
Berita Warga

Salam tangguh kawan-kawan,
Dalam setiap kejadian bencana, anak-anak merupakan salah satu kelompok yang paling berisiko, baik itu terpisah dari orang tua atau pengasuhnya, mengalami kekerasan fisik dan seksual, terganggu kondisi psikologisnya, hingga mengalami luka-luka atau meninggal dunia. Baik itu akibat ancaman gempa bumi, banjir, tsunami, kekeringan, konflik, hingga pandemi.
Di sisi lain, jumlah lembaga yang bergerak di sektor kemanusiaan semakin banyak seiring dengan meningkatnya kejadian bencana, dimana penanganannya semakin kompleks dan semakin sulit diprediksi. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui apa saja rambu-rambu, apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan, serta standar apa saja yang perlu digunakan dalam setiap aksi kemanusiaan.
*Untuk membantu memahami tentang standar-standar minimum perlindungan anak dalam aksi kemanusiaan* Silahkan cek video, komik, buku permainan edukasi, dan set infografis lengkap mengenai perlindungan anak di saat darurat di: https://linktr.ee/cpms_indonesia
PREDIKT bekerja sama dengan UNICEF Indonesia dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) sebagai koordinator sub klaster Perlindungan Anak telah memproduksi beragam materi edukasi dan informasi terkait Perlindungan Anak di masa darurat. Produksi materi ini didanai oleh SIDA Innovation Fund melalui The Alliance for Child Protection in Humanitarian Action. Terima kasih pula untuk Save the Children Indonesia yang telah mendukung proses produksi materi ini.
Perlindungan anak dalam situasi darurat dapat terwujud dengan dan hanya dengan *upaya bersama* seluruh aktor kemanusiaan bersama masyarakat untuk penanganan bencana yang berkualitas, efektif, dan akuntabel.
*Tim PREDIKT*
Dalam setiap kejadian bencana, anak-anak merupakan salah satu kelompok yang paling berisiko, baik itu terpisah dari orang tua atau pengasuhnya, mengalami kekerasan fisik dan seksual, terganggu kondisi psikologisnya, hingga mengalami luka-luka atau meninggal dunia. Baik itu akibat ancaman gempa bumi, banjir, tsunami, kekeringan, konflik, hingga pandemi.
Di sisi lain, jumlah lembaga yang bergerak di sektor kemanusiaan semakin banyak seiring dengan meningkatnya kejadian bencana, dimana penanganannya semakin kompleks dan semakin sulit diprediksi. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui apa saja rambu-rambu, apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan, serta standar apa saja yang perlu digunakan dalam setiap aksi kemanusiaan.
*Untuk membantu memahami tentang standar-standar minimum perlindungan anak dalam aksi kemanusiaan* Silahkan cek video, komik, buku permainan edukasi, dan set infografis lengkap mengenai perlindungan anak di saat darurat di: https://linktr.ee/cpms_indonesia
PREDIKT bekerja sama dengan UNICEF Indonesia dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) sebagai koordinator sub klaster Perlindungan Anak telah memproduksi beragam materi edukasi dan informasi terkait Perlindungan Anak di masa darurat. Produksi materi ini didanai oleh SIDA Innovation Fund melalui The Alliance for Child Protection in Humanitarian Action. Terima kasih pula untuk Save the Children Indonesia yang telah mendukung proses produksi materi ini.
Perlindungan anak dalam situasi darurat dapat terwujud dengan dan hanya dengan *upaya bersama* seluruh aktor kemanusiaan bersama masyarakat untuk penanganan bencana yang berkualitas, efektif, dan akuntabel.
*Tim PREDIKT*