Singkong Unggulan Dapat Mengatasi Stunting
Berita Warga

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Bioteknologi menyebutkan bahwa singkong unggul dapat mengatasi masalah kekurangan gizi seperti stunting atau kekerdilan dan aman untuk penderita dikonsumsi penderita diabetes.
Sebab, singkong unggul yang dikembangkan oleh LIPI dapat digunakan sebagai penambah nutrisi vitamin A karena mengandung beta karoten serta mempunyai kadar gula rendah.
“Jadi Singkong ini multi fungsi, selain merupakan salah satu komoditas pangan karbohidrat yang sangat potensial dalam mengatasi masalah pangan nasional karena dapat dikonsumsi langsung maupun untuk bahan baku industry, tetapi juga untuk mengatasi persoalan kesehatan,” kata Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Prof DR Enny Sudarmonowati dalam kunjungannya saat acara panen dan demplot pengujian bibit bersama Plt Bupati Subang H.Ating Rusnatim di Desa Palasari Kecamatan Ciater Kabupaten Subang, Kamis (8/11/2018).
Disebutkan Enny, singkong unggul juga mempunyai nilai ekonomi tinggi jika diolah menjadi mocaf atau modified cassava flour.
“Mocaf dapat digunakan untuk berbagai produk olahan pangan dibanding tepung ubi kayu biasa dan dapat disimpan dalam waktu lama sebagai cadangan bahan pangan,” ujarnya yang sudah dijalankan oleh Pemdes Palasari dan Bumbes UKM Sari Kumetap.
Dirinya juga menjelaskan, pemanfaatan singkong diperluas sebagai produk pangan fungsional untuk memenuhi kecukupan gizi dengan memanfaatkan jenis yang memiliki kadar nutrisi unggul seperti beta karoten.
Seperti diberitakan sebelumnya, LIPI memiliki koleksi sebanyak 12 bibit singkong unggul yang telah diujicoba di tiga desa di Kabupaten Subang yakni, Palasari, Cijengkol, dan Sagala Herang sejak awal tahun 2018. Diantaranya jenis menti, manggu, iding, Kristal merah,mentega 2, roti,adira4 RD, Iding RD, Revita RV 1,dan Carvita 25.
Pada kesempatan itu, LIPI dan Pemerintah Kabupaten Subang melakukan kesepakatan kerjasama lebih lanjut mengenai pemanfaatan hasil riset khususnya ubi kayu. Dalam rangka model pemberdayaan ekonomi tingkat desa.
Lampusatu.com: Galih Andika
Sebab, singkong unggul yang dikembangkan oleh LIPI dapat digunakan sebagai penambah nutrisi vitamin A karena mengandung beta karoten serta mempunyai kadar gula rendah.
“Jadi Singkong ini multi fungsi, selain merupakan salah satu komoditas pangan karbohidrat yang sangat potensial dalam mengatasi masalah pangan nasional karena dapat dikonsumsi langsung maupun untuk bahan baku industry, tetapi juga untuk mengatasi persoalan kesehatan,” kata Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Prof DR Enny Sudarmonowati dalam kunjungannya saat acara panen dan demplot pengujian bibit bersama Plt Bupati Subang H.Ating Rusnatim di Desa Palasari Kecamatan Ciater Kabupaten Subang, Kamis (8/11/2018).
Disebutkan Enny, singkong unggul juga mempunyai nilai ekonomi tinggi jika diolah menjadi mocaf atau modified cassava flour.
“Mocaf dapat digunakan untuk berbagai produk olahan pangan dibanding tepung ubi kayu biasa dan dapat disimpan dalam waktu lama sebagai cadangan bahan pangan,” ujarnya yang sudah dijalankan oleh Pemdes Palasari dan Bumbes UKM Sari Kumetap.
Dirinya juga menjelaskan, pemanfaatan singkong diperluas sebagai produk pangan fungsional untuk memenuhi kecukupan gizi dengan memanfaatkan jenis yang memiliki kadar nutrisi unggul seperti beta karoten.
Seperti diberitakan sebelumnya, LIPI memiliki koleksi sebanyak 12 bibit singkong unggul yang telah diujicoba di tiga desa di Kabupaten Subang yakni, Palasari, Cijengkol, dan Sagala Herang sejak awal tahun 2018. Diantaranya jenis menti, manggu, iding, Kristal merah,mentega 2, roti,adira4 RD, Iding RD, Revita RV 1,dan Carvita 25.
Pada kesempatan itu, LIPI dan Pemerintah Kabupaten Subang melakukan kesepakatan kerjasama lebih lanjut mengenai pemanfaatan hasil riset khususnya ubi kayu. Dalam rangka model pemberdayaan ekonomi tingkat desa.
Lampusatu.com: Galih Andika