Masuk Daftar

Sesar Lembang Sudah Dua Tahun ‘Tidur’ Bikin BMKG Dan Warga Harus Makin Waspada, Kenapa?

Berita Warga
𝐒𝐞𝐬𝐚𝐫 𝐋𝐞𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠 𝐒𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐃𝐮𝐚 𝐓𝐚𝐡𝐮𝐧 ‘𝐓𝐢𝐝𝐮𝐫’ 𝐁𝐢𝐤𝐢𝐧 𝐁𝐌𝐊𝐆 𝐃𝐚𝐧 𝐖𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐇𝐚𝐫𝐮𝐬 𝐌𝐚𝐤𝐢𝐧 𝐖𝐚𝐬𝐩𝐚𝐝𝐚, 𝐊𝐞𝐧𝐚𝐩𝐚?

Sesar Lembang pada dua tahun terakhir ini berada dalam kondisi tenang atau “tidur”. Kendati demikian, hal ini justru yang diwaspadai oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung.

Diketahui, sejak tahun 2019 pergerakan tanah di Sesar Lembang yang mengakibatkan gempa tidak terjadi. Padahal menurut catatan BMKG, pada periode tahun 2010-2012 ada 14 kali gempa akibat pergerakan tanah di Sesar Lembang.

Kasie Data dan Informasi BMKG Bandung, Rasmid menyatakan alasan kenapa pihaknya begitu mewaspadai pergerakan di Sesar Lembang belakangan ini. Pasalnya, menurut Rasmid, gempa terjadi ketika energi yang dikumpulkan telah cukup.

Sesar Lembang sendiri sudah melepaskan energinya pada periode 2010-2012 lalu. Sehingga saat tidak menunjukan adanya pergerakan sama sekali, artinya Sesar Lembang masih dalam proses pengumpulan energi untuk dihempaskan.

“Gempa bumi itu ketika dia sudah terkumpul energinya, baru dia akan dilepaskan. Sesar Lembang ini sudah dilepaskan pada tahun 2010-2012. Dari tahun 2012 ke sini, itu adalah masa-masa pengumpulan energi, jadi masa-masa tenang dia mengumpulkan energi lagi dan suatu saat dia akan melepaskan energi tersebut,” ucapnya saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Sabtu 23 Januari 2021.

Ia pun tak menampik jika banyak orang yang mengira bahwa Sesar Lembang sudah tidak aktif lagi. Sehingga banyak pengembang yang membangun pemukiman di lokasi yang berdekatan dengan Sesar Lembang.

“Karena sudah terlanjur ada pemukiman, kantor pemerintahan juga, ada tempat wisata, maka kita tidak bisa apa-apa. Salah satu caranya yaitu dengan mengenalkan pada masyarakat bahwa di sekitar wilayah kita itu ada ancaman yang cukup besar, yaitu Sesar Lembang yang suatu saat bisa saja bergerak,” kata dia.

Untuk itu, pihaknya bersama sejumlah instansi terkait melakukan edukasi dan sosialisasi pada masyarakat terkait apa yang harus dilakukan pada saat gempa, sebelum gempa, dan setelah gempa.

“Kita harus mengedukasi masyarakat yang ada di wilayah itu, baik ke sekolah-sekolah, kami melakukan BMKG goes to school. Antisipasi sebelum gempa bumi, saat gempa bumi, dan setelah gempa bumi itu harus dipersiapkan. Kita ke instansi pemerintah dan masyarakat umum juga selalu memberikan informasi terkait hal tersebut” ujarnya.

Selain itu, ia meminta para pengembang atau warga yang hendak membangun tempat tinggal untuk memperhatikan aturan yang ada guna meminimalisir risiko bencana.

“Kalau struktural itu bangunan yang akan dibangun, yang belum terlanjur itu harus masuk dalam building code yang harus dibangun di Sesar Lembang, kemudian memberikan sosialisi dan capacity building tentang hal tersebut,” ujarnya.

𝐊𝐞𝐦𝐮𝐧𝐠𝐤𝐢𝐧𝐚𝐧 𝐆𝐞𝐦𝐩𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐤𝐞𝐤𝐮𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐠𝐧𝐢𝐭𝐮𝐝𝐨 𝟔,𝟗 𝐃𝐢 𝐊𝐨𝐭𝐚 𝐁𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠

Seperti diketahui Sesar Lembang membentang kurang lebih 29 KM. Sesar Lembang ini diketahui meliputi Padalarang, Lembang, Maribaya, Gunung Batu, hingga Gunung Manglayang.

“Kami sudah petakan dari mulai Padalarang, Kota Lembang, Maribaya, Gunung Batu, sampai Gunung Manglayang. BNPB pun akan membuat rambu peringatan,” jelas Rasmid.

Sesar Lembang sendiri terbagi menjadi tiga segmen, yakni segmen timur Gunung Manglayang, segmen tengah Lembang, dan segmen barat di Padalarang.

Jika ketiga segmen tersebut bergerak bersamaan, maka kemungkinan gempa yang dihasilkan adalah magnitude 6,8-6,9. Sementara jika bergerak di saat yang berbeda, maka gempa yang dihasilkan magnitudonya 2,5-3.

“Bukan bermaksud menakuti, tapi kita harus bersiaga. Berdasarkan sejarah kegempaan yang di Sesar Lembang yang panjangnya antara 25-29 KM, terdiri dari 3 segmen,” kata dia.

Menurut BMKG, paling lama gempa bakal terasa di Kota Bandung karena Kota Bandung berada di cekungan dan terisi oleh bangunan top soil yang belum terpadatkan secara sempurna.

“Akan terasa di Kota Bandung, karena dulunya cekungan dan terisi oleh bangunan top soil yang belum terpadatkan secara sempurna, ketika ada gelombang seismik yang masuk ke dalam cekungan, maka gelombang itu akan bergetar lebih lama dibandingkan dengan getaran di pusatnya di Lembang,” ujarnya.

Untuk itu Rasmid meminta warga waspada akan potensi bencana ini. Salah satunya dengan melihat perkembangan gempa di website BMKG.

“Kita harus menyiapkan diri, bisa dibuka di website BMKG untuk melihat apa yang bisa dilakukan di saat sebelum gempa bumi, saat gempa bumi, dan setelah gempa bumi,” tutupnya.

Sumber : prfmnews.pikiran-rakyat.com

Repost :
Info Rancaekek
@inforck


#inforck #inforancaekek #rancaekek #rancaekekhits

Topik Terkait

Lokasi Terkait

Dilihat 1462 kali

0 Komentar

Komentar

Tagar Populer

Berita Warga Terkait

Berita Warga Terpopuler

Berita Warga Terbaru

Jelajahi Informasi Lebih Dalam

Berita Warga

Kabar berita terkini dari warga

Loker

Informasi lapangan pekerjaan

Acara

Undangan acara untuk warga

Laporan Warga

Masalah yang terjadi di lingkungan

Komunitas

Ruang komunitas AtmaGo

Lihat kabar pilihan, khusus dirangkum untukmu!

Masuk Daftar