Masuk Daftar

Sarasehan Seni Rupa DKL “The Last Limit” Berlangsung Gayeng

Berita Warga
Sarasehan Seni Rupa “The Last Limit” yang ditaja Komite Seni Rupa Dewan Kesenian Lampung (DKL) berlangsung dengan gayeng. Pada pamungkas sarasehan penyair Lampung Edy Samudra Kertagama menyuguhkan pembacaan puisi bertajuk : "Palestina in Love" dengan ciamik.
Helat sarasehan seni digelar di Gedung DKL Komplek POKOR Way Halim, Bandarlampung , Sabtu, (02/12/2023)
Sarasehan yang menghadirkan narasumber Ari Susiwa Manangisi (Perupa)selaku perupa yang berpameran tunggal, mengawali dengan mempresentasik dan Ch.Sapto Wibowo (Ketua Komite Seni Rupa DKL) dimoderatori Lila Ayu Arini.
Pada kesempatan itu, Ari Susiwa Manangisi yang sedang berpameran tunggal The Last Limit membabarkan proses kreatifnya dan kiprahnya sebagai perupa.
“Saya menggeluti dunia seni rupa sudah sejak 30 tahun lalu. Bidang garap kekaryaan yang saya tekuni seni lukis, sketsa, ilustrasi, komik, dekorasi patung bahkan instalasi,” kisahnya.
Ari menambahkan sebagai pelukis otodidak dalam perjalanan kreatifnya terus bereksperimen dengan garis dan warna, Melukis bisa dimulai dengan gaya Ekspresionis (energi) kemudian Impresionis (kesan) baru diselesaikan dengan langgam Naturalis dan Realis. Bisa saja berhenti sebagai Sketsa dan terkadang berakhir menjadi Abstrak, pasalnya, karena terlalu banyak energi dan ide yang hendak dikeluarkan,” terang Ari Susiwa yang juga punya hobi menulis ini.
Menurut Ari Susiwa dirinya saat usianya memasuki 71 tahun sebagai perupa terpanggil untuk berpameran tunggal. Pameran ini sebagai pembuktian bahwa dirinya sekaligus pertanggungjawan moralnya sebagai perupa. “Meski sudah puluhan kali ikut berpameran bersama rasanya belum afdol kalau bisa menggelar pameran tunggal,” tandasnya.
Bedah Karya
Menurut Edy Samudra Kertagama kekuatan karya Ari Susiwa pada goresan garis dan sapuan kuas yang menghadirkan visual yang ilustratif. “Bisa jadi karena Mas Ari juga bergelut dengan karya komik dan ilustrasi. Konsepa karyanya juga kuat. Layak kalau mas Ari disebut sebagi salah satu maestro seni rupa di Lampung,” imbuh Edy Samudra dalam telaahnya.
Pii Ramones seniman performance art dari Pringsewu mengamini apa yang disampaikan Edy Samudra Kertagama. Pii mena mbahkan dilihatnya Ari Susiwa berkarya dengan spontanitas dan ekspresif. “ Tapi jangan sampai batas-batas norma dan hukum, kalau mau aman. Saya jadi ingat ketika performance 8 tahun lalu justru dianggap demo oleh pejabat berwenang. Seharus nya perdebatan fokus pada karya nya, bukan pada personalnya,” ujar Pii mengingatkan.
Sementara Riyan dari Palembang senada juga dengan Edy Samudra lukisan Ari nampak ke ragam ilustratif. Disayangkan mengapa tak ditampilkan karya komiknya.Menanggapi Riyan Ari mengatakan komik tak harus utuh dalam seri gambar adegan. Tetapi ragam komik bisa dalam sebuah gambar tetapi bisa berkisah panjang penuh makna,” terang Ari.
Stimulan Pameran Tunggal
Ketua Komite Seni Rupa DKL Ch Sapto Wibowo pada kesempatan itu Komite Seni Rupa menawarkan program untuk para perupa Lampung untuk berpameran tunggal. Pameran tunggal Ari Susiwa Manangisi The Last Limit ini merupakan langkah awal program yang digelar Komite Seni Rupa sebagai pemantik.
“Kami akan memberi bantuan stimulan dana untuk perupa Lampung yang akan berpameran tunggal sejumlah Rp 2 Juta. Selain itu menyiapakan tempat gratis di Gedung DKL,fasilitas panel, lighting, dukungan pemikiran dan tenaga dari pengurus komite. Harapannya program ini bisa berjalan seterusnya, ” papar Sapto

Tagar Populer

Berita Warga Terkait

Berita Warga Terpopuler

Berita Warga Terbaru

Jelajahi Informasi Lebih Dalam

Berita Warga

Kabar berita terkini dari warga

Loker

Informasi lapangan pekerjaan

Acara

Undangan acara untuk warga

Laporan Warga

Masalah yang terjadi di lingkungan

Komunitas

Ruang komunitas AtmaGo

Lihat kabar pilihan, khusus dirangkum untukmu!

Masuk Daftar