Sanggar Hijau Indonesia (SHI) Terlibat dalam Diskusi Identitas Agama dan Aktivisme Lingkungan
Berita Warga

Pada tanggal 6-8 Maret 2024, Organisasi Sanggar Hijau Indonesia diundang untuk berpartisipasi dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah bersama the Netherlands Embassy melalui project Religious Environmentalism Actions (REACT). FGD ini bertujuan untuk menyelenggarakan diskusi yang berfokus pada tema "Identitas Agama dan Aktivisme Lingkungan: Aktor, Strategi, dan Jaringan".
FGD ini dihadiri oleh 37 peserta dari berbagai latar belakang, termasuk 17 peneliti dan staf REACT PPIM UIN Jakarta, serta 20 peserta organisasi yang berperan aktif dalam upaya pelestarian lingkungan, antara lain:
1. Sanggar Hijau Indonesia (SHI) Jawa Timur
2. Kader Hijau Muhammadiyah (KHM) Komite Malang Jawa Timur
3. Muslim for Shared Action on Climate Impact (Mosaic) D.I. Yogyakarta
4. Bumi Langit Permaculture Institute D.I. Yogyakarta
5. Front Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA) Komite Yogyakarta
6. LDII Yogyakarta
7. Yayasan Bina Bhakti Lingkungan Jawa Timur
8. Jaringan Pemuda Kristen Hijau Jawa Timur
9. Parisada Hindu Dharma (PHDI) Bali
10. Kader Hijau Muhammadiyah (KHM) D.I. Yogyakarta
11. Adat Musi Sulawesi Utara
12. Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Nusa Tenggara Timur (NTT)
13. Front Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA) Pusat DKI Jakarta
14. Masyarakat Adat Dayak Iban Rumah Betang Sungai Utik Kalimantan Barat
15. Komunitas Adat Ammatoa Kajang Sulawesi Selatan
16. Yayasan Hadji Kalla Sulawesi Selatan
17. Lembaga Dakwah Islam Indonesia Jawa Timur
18. AgriQuran Jawa Barat
19. Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) Maluku
20. Komunitas Save Ake Gaale Maluku Utara
Keberadaan berbagai organisasi ini menunjukkan komitmen bersama untuk berkolaborasi dalam upaya menjaga dan memelihara lingkungan hidup. Partisipasi beragam ini mencerminkan komitmen dan keragaman dalam upaya pelestarian lingkungan dari berbagai komunitas dan agama di Indonesia.
Tujuan utama dari FGD ini adalah untuk mendapatkan pandangan dan pemikiran para aktivis lingkungan berbasis agama tentang bagaimana mereka terlibat dalam aktivisme lingkungan, bagaimana mereka menggunakan identitas agama dan karakter yang berbeda-beda untuk membangun strategi, jaringan, dan program kerja mereka, serta tantangan dan peluang yang mereka hadapi dalam upaya mereka.
Diskusi ini juga menjadi bagian dari program kerjasama antara PPIM UIN Jakarta dengan the Netherlands Embassy dalam rangka proyek REACT. Proyek REACT bertujuan untuk memperkuat aksi lingkungan hidup religius di Indonesia dengan menghasilkan pengetahuan berbasis bukti dan advokasi kebijakan untuk memberdayakan para pemimpin dan komunitas agama muda dalam mempromosikan lingkungan hidup.
Dalam diskusi ini, para peserta berbagi pengalaman, ide, dan pandangan mereka tentang bagaimana agama dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi untuk memperjuangkan pelestarian lingkungan. Mereka juga membahas strategi dan tindakan konkret yang dapat dilakukan untuk memperkuat peran agama dalam aktivisme lingkungan.
Sanggar Hijau Indonesia, sebagai salah satu peserta dalam diskusi ini, menyampaikan pengalaman dan kontribusi mereka dalam upaya pelestarian lingkungan di tingkat lokal. Mereka berbagi tentang program-program mereka yang berfokus pada pendidikan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, serta bagaimana mereka menggunakan nilai-nilai agama dalam menginspirasi masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan.
Dengan berbagai pandangan dan pemikiran yang terkumpul dari para peserta, diharapkan bahwa FGD ini dapat menjadi langkah awal untuk mengidentifikasi strategi yang lebih efektif dalam memanfaatkan potensi agama dalam memperjuangkan pelestarian lingkungan. Selain itu, diskusi ini juga diharapkan dapat memperkuat jaringan antar organisasi dan komunitas lingkungan untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama untuk melindungi dan memelihara lingkungan bagi generasi mendatang.
FGD ini dihadiri oleh 37 peserta dari berbagai latar belakang, termasuk 17 peneliti dan staf REACT PPIM UIN Jakarta, serta 20 peserta organisasi yang berperan aktif dalam upaya pelestarian lingkungan, antara lain:
1. Sanggar Hijau Indonesia (SHI) Jawa Timur
2. Kader Hijau Muhammadiyah (KHM) Komite Malang Jawa Timur
3. Muslim for Shared Action on Climate Impact (Mosaic) D.I. Yogyakarta
4. Bumi Langit Permaculture Institute D.I. Yogyakarta
5. Front Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA) Komite Yogyakarta
6. LDII Yogyakarta
7. Yayasan Bina Bhakti Lingkungan Jawa Timur
8. Jaringan Pemuda Kristen Hijau Jawa Timur
9. Parisada Hindu Dharma (PHDI) Bali
10. Kader Hijau Muhammadiyah (KHM) D.I. Yogyakarta
11. Adat Musi Sulawesi Utara
12. Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Nusa Tenggara Timur (NTT)
13. Front Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA) Pusat DKI Jakarta
14. Masyarakat Adat Dayak Iban Rumah Betang Sungai Utik Kalimantan Barat
15. Komunitas Adat Ammatoa Kajang Sulawesi Selatan
16. Yayasan Hadji Kalla Sulawesi Selatan
17. Lembaga Dakwah Islam Indonesia Jawa Timur
18. AgriQuran Jawa Barat
19. Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) Maluku
20. Komunitas Save Ake Gaale Maluku Utara
Keberadaan berbagai organisasi ini menunjukkan komitmen bersama untuk berkolaborasi dalam upaya menjaga dan memelihara lingkungan hidup. Partisipasi beragam ini mencerminkan komitmen dan keragaman dalam upaya pelestarian lingkungan dari berbagai komunitas dan agama di Indonesia.
Tujuan utama dari FGD ini adalah untuk mendapatkan pandangan dan pemikiran para aktivis lingkungan berbasis agama tentang bagaimana mereka terlibat dalam aktivisme lingkungan, bagaimana mereka menggunakan identitas agama dan karakter yang berbeda-beda untuk membangun strategi, jaringan, dan program kerja mereka, serta tantangan dan peluang yang mereka hadapi dalam upaya mereka.
Diskusi ini juga menjadi bagian dari program kerjasama antara PPIM UIN Jakarta dengan the Netherlands Embassy dalam rangka proyek REACT. Proyek REACT bertujuan untuk memperkuat aksi lingkungan hidup religius di Indonesia dengan menghasilkan pengetahuan berbasis bukti dan advokasi kebijakan untuk memberdayakan para pemimpin dan komunitas agama muda dalam mempromosikan lingkungan hidup.
Dalam diskusi ini, para peserta berbagi pengalaman, ide, dan pandangan mereka tentang bagaimana agama dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi untuk memperjuangkan pelestarian lingkungan. Mereka juga membahas strategi dan tindakan konkret yang dapat dilakukan untuk memperkuat peran agama dalam aktivisme lingkungan.
Sanggar Hijau Indonesia, sebagai salah satu peserta dalam diskusi ini, menyampaikan pengalaman dan kontribusi mereka dalam upaya pelestarian lingkungan di tingkat lokal. Mereka berbagi tentang program-program mereka yang berfokus pada pendidikan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, serta bagaimana mereka menggunakan nilai-nilai agama dalam menginspirasi masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan.
Dengan berbagai pandangan dan pemikiran yang terkumpul dari para peserta, diharapkan bahwa FGD ini dapat menjadi langkah awal untuk mengidentifikasi strategi yang lebih efektif dalam memanfaatkan potensi agama dalam memperjuangkan pelestarian lingkungan. Selain itu, diskusi ini juga diharapkan dapat memperkuat jaringan antar organisasi dan komunitas lingkungan untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama untuk melindungi dan memelihara lingkungan bagi generasi mendatang.