SAMPAH KADO TERINDAH DI HARI ULANG TAHUN KABUPATEN SUBANG 2025
Berita Warga

(Subang, 5 Maret 2025)Hari Ulang Tahun ke 77 Kabupaten Subang pada 5 April 2025 seharusnya menjadi momen perayaan yang membanggakan. Namun, di balik gemerlap perayaan, terdapat masalah yang mengkhawatirkan: sampah. Aliran Sungai Cigadung yang membentang dari Pamanukan hingga laut Pantai Pondok Bali, menjadi saksi bisu "kado terindah" berupa tumpukan sampah yang mencemari lingkungan.
Sampah yang menumpuk di sepanjang Sungai Cigadung bukan hanya pemandangan yang tidak sedap dipandang mata, tetapi juga ancaman serius bagi ekosistem sungai dan kesehatan masyarakat. Berbagai jenis sampah, mulai dari plastik, botol minuman, eceng gondok hingga sisa makanan, memenuhi aliran sungai, mengganggu kelancaran aliran air, dan merusak habitat makhluk hidup di dalamnya. Kondisi ini semakin diperparah oleh penyempitan sungai dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya.
Dampak dari pencemaran sampah di Sungai Cigadung sangat luas. Pertama, pencemaran air sungai mengancam kehidupan biota air dan merusak kualitas air yang dibutuhkan oleh masyarakat sekitar untuk keperluan pertanian dan tambak ikan atau udang. Kedua, tumpukan sampah dapat menyebabkan banjir, terutama saat musim hujan. Ketiga, sampah yang membusuk menghasilkan bau tidak sedap dan menjadi sarang penyakit. Keempat, secara estetika, pemandangan sungai yang tercemar sampah merusak keindahan alam dan mengurangi nilai wisata primadona Pondok Bali di daerah tersebut.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya kolaboratif dari berbagai pihak. Pemerintah Kabupaten Subang perlu meningkatkan infrastruktur pengelolaan sampah, seperti menambah moda transportasi angkutan sampah, Tmpat Pemeliharaan Sampah (TPS) dan memperkuat sistem pengelolaan sampah. Selain itu, perlu juga dilakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan membuang sampah pada tempatnya. Kampanye kesadaran lingkungan yang intensif dan melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk sekolah, organisasi masyarakat, dan pelaku usaha, sangat penting untuk mengubah perilaku masyarakat.
Usman Ketua yayasan Lingkungan Nusantara Indah (YLNI) mengatakan "Partisipasi aktif masyarakat juga sangat krusial. Masyarakat perlu dilibatkan dalam kegiatan bersih-bersih sungai secara berkala. Program adopsi sungai, di mana kelompok masyarakat atau individu bertanggung jawab untuk membersihkan dan menjaga kebersihan segmen sungai tertentu, dapat menjadi solusi yang efektif di wilayah masing-masing, adanya penyekatan di batas wilayah kecamatan Pamanukan dah Legonkulon akan menjawab pertanyaan asal sampah itu darimana dan tanggung jawab sampah di wilayah masing-masing. Selain itu, penggunaan produk ramah lingkungan dan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai juga perlu digalakkan. Yang utama adalah sampah harus selesai di tingkat desa, sebagai solusi permanen adalah adanya alat pemusnah sampah di tiap RW atau desa yang sudah di pelopori oleh Yayasan Lingkungan Nusantara Indah dan di praktekkan pada momen Hari Peduli Sampah Nasional HPSN 2025 di desa Muara Kecamatan Blanakan dan Rapat bersama di kantor kecamatan Legonkulon sebelum penanaman mangrove bersama Bupati dengan tema Mitigasi Perubahan Iklim pada tanggal 15 Maret 2025", ujar Usman.
Ulang tahun Subang seharusnya menjadi momentum untuk merefleksikan dan memperbaiki kondisi lingkungan. Mari kita ubah "kado terindah" berupa sampah menjadi "kado terindah" berupa sungai Cigadung yang bersih, sehat, dan lestari untuk generasi mendatang. Dengan kerja sama dan kesadaran bersama, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik dan menjadikan Subang sebagai kabupaten yang bersih dan indah.
Dinas kesehatan, bbws Citarum, PJT, PUPR dan perusahaan yg ada di Subang di harapkan berpartisipasi dalam mencegah kerusakan lingkungan terutama wilayah perairan sungai dan pesisir akibat sampah.
Sampah yang menumpuk di sepanjang Sungai Cigadung bukan hanya pemandangan yang tidak sedap dipandang mata, tetapi juga ancaman serius bagi ekosistem sungai dan kesehatan masyarakat. Berbagai jenis sampah, mulai dari plastik, botol minuman, eceng gondok hingga sisa makanan, memenuhi aliran sungai, mengganggu kelancaran aliran air, dan merusak habitat makhluk hidup di dalamnya. Kondisi ini semakin diperparah oleh penyempitan sungai dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya.
Dampak dari pencemaran sampah di Sungai Cigadung sangat luas. Pertama, pencemaran air sungai mengancam kehidupan biota air dan merusak kualitas air yang dibutuhkan oleh masyarakat sekitar untuk keperluan pertanian dan tambak ikan atau udang. Kedua, tumpukan sampah dapat menyebabkan banjir, terutama saat musim hujan. Ketiga, sampah yang membusuk menghasilkan bau tidak sedap dan menjadi sarang penyakit. Keempat, secara estetika, pemandangan sungai yang tercemar sampah merusak keindahan alam dan mengurangi nilai wisata primadona Pondok Bali di daerah tersebut.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya kolaboratif dari berbagai pihak. Pemerintah Kabupaten Subang perlu meningkatkan infrastruktur pengelolaan sampah, seperti menambah moda transportasi angkutan sampah, Tmpat Pemeliharaan Sampah (TPS) dan memperkuat sistem pengelolaan sampah. Selain itu, perlu juga dilakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan membuang sampah pada tempatnya. Kampanye kesadaran lingkungan yang intensif dan melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk sekolah, organisasi masyarakat, dan pelaku usaha, sangat penting untuk mengubah perilaku masyarakat.
Usman Ketua yayasan Lingkungan Nusantara Indah (YLNI) mengatakan "Partisipasi aktif masyarakat juga sangat krusial. Masyarakat perlu dilibatkan dalam kegiatan bersih-bersih sungai secara berkala. Program adopsi sungai, di mana kelompok masyarakat atau individu bertanggung jawab untuk membersihkan dan menjaga kebersihan segmen sungai tertentu, dapat menjadi solusi yang efektif di wilayah masing-masing, adanya penyekatan di batas wilayah kecamatan Pamanukan dah Legonkulon akan menjawab pertanyaan asal sampah itu darimana dan tanggung jawab sampah di wilayah masing-masing. Selain itu, penggunaan produk ramah lingkungan dan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai juga perlu digalakkan. Yang utama adalah sampah harus selesai di tingkat desa, sebagai solusi permanen adalah adanya alat pemusnah sampah di tiap RW atau desa yang sudah di pelopori oleh Yayasan Lingkungan Nusantara Indah dan di praktekkan pada momen Hari Peduli Sampah Nasional HPSN 2025 di desa Muara Kecamatan Blanakan dan Rapat bersama di kantor kecamatan Legonkulon sebelum penanaman mangrove bersama Bupati dengan tema Mitigasi Perubahan Iklim pada tanggal 15 Maret 2025", ujar Usman.
Ulang tahun Subang seharusnya menjadi momentum untuk merefleksikan dan memperbaiki kondisi lingkungan. Mari kita ubah "kado terindah" berupa sampah menjadi "kado terindah" berupa sungai Cigadung yang bersih, sehat, dan lestari untuk generasi mendatang. Dengan kerja sama dan kesadaran bersama, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik dan menjadikan Subang sebagai kabupaten yang bersih dan indah.
Dinas kesehatan, bbws Citarum, PJT, PUPR dan perusahaan yg ada di Subang di harapkan berpartisipasi dalam mencegah kerusakan lingkungan terutama wilayah perairan sungai dan pesisir akibat sampah.