Refleksi Diri untuk Kemajuan dan Kemandirian: Membangun Masa Depan Gemilang ASMI Desanta
Berita Warga

Atmago.com, Yogyakarta---Akademi Sekretari dan Manajemen Indonesia (ASMI) Desanta, seperti halnya institusi pendidikan tinggi lainnya, menghadapi tantangan yang memerlukan perhatian dan pembenahan menyeluruh. Dalam refleksi mendalam terhadap kondisi yang memprihatinkan, Yayasan Syafinar Berlian Zakiriyah menyadari perlunya langkah strategis untuk memperbaiki manajemen operasional, pembelajaran, kemahasiswaan, dosen, sarana dan prasarana (sarpras), serta pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Hal tersebut disampaikan oleh Wedy Prahoro di Kantor Yayasan, Gamping, Sleman, Senin (20/1/2025).
Upaya ini sejalan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, seperti UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, yang menekankan pentingnya pengelolaan pendidikan yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Dengan niat tulus dan tekad kuat, Yayasan memulai langkah-langkah perbaikan yang mendalam dan tanpa lelah, tentu dengan strategi yang tidak biasa, guna mencari solusi terbaik untuk perbaikan dan pengembangan ASMI Desanta. Usaha ini berlandaskan pada prinsip continuous improvement, yang dalam teori manajemen pendidikan, menekankan pentingnya evaluasi berkelanjutan dan perbaikan proses.
Pergantian Direktur ASMI Desanta menjadi tonggak awal perubahan besar. Direktur baru, dengan dukungan penuh dari Yayasan, membawa semangat baru dan menginisiasi berbagai program pembenahan menyeluruh. Meski tidak berjalan tanpa hambatan, komitmen untuk memperbaiki institusi tetap menjadi prioritas utama. Pergantian ini merupakan refleksi dari teori kepemimpinan transformasional yang menekankan pentingnya visi, inspirasi, dan perubahan yang membawa dampak positif.
Proses pembenahan ASMI Desanta dilakukan secara bertahap dan terstruktur dengan fokus pada Manajemen Operasional, Pembelajaran, Kemahasiswaan, Dosen dan Sarana dan Prasarana.
Selama proses pembenahan, berbagai dinamika internal dan eksternal muncul. Dinamika ini menuntut adanya kesepahaman bersama bahwa perubahan adalah keharusan untuk bertahan dan berkembang. Dalam teori perubahan organisasi, ini disebut sebagai proses adaptasi terhadap lingkungan eksternal yang berubah, di mana institusi harus responsif terhadap tantangan dan peluang.
Pentingnya kolaborasi dalam pembenahan ini tidak dapat diabaikan. Kolaborasi internal di ASMI Desanta dilakukan dengan bergandengan tangan, saling mengisi tanpa ada yang merasa paling berperan atau paling berjasa. Setiap individu diharapkan memberikan kontribusi terbaiknya dengan semangat kebersamaan, sehingga tercipta harmoni dalam menjalankan misi pembenahan. Kolaborasi ini diperkuat dengan pelibatan pihak eksternal seperti alumni, Dudi, serta Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI).
Kolaborasi ini bertujuan untuk, Penyesuaian Kurikulum: Memastikan kurikulum relevan dan adaptif terhadap kebutuhan pasar kerja dan Peningkatan Kualitas Dosen: Mendukung dosen dalam penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan pengajaran. Selain itu, juga Manajemen Operasional: Menerapkan praktik terbaik dalam pengelolaan institusi.
Kolaborasi ini sejalan dengan konsep Triple Helix yang mengedepankan kerjasama antara akademisi, industri, dan pemerintah dalam pengembangan pendidikan tinggi.
Dengan langkah-langkah pembenahan ini, ASMI Desanta diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang kompeten dan profesional, sesuai dengan kebutuhan Dudi dan masyarakat. Perjalanan ini mungkin tidak mudah, namun dengan semangat refleksi dan perbaikan diri yang berkelanjutan, ASMI Desanta optimis untuk membangun masa depan yang gemilang, mandiri, dan kompetitif di dunia pendidikan tinggi. (wp)
#asmidesanta #desantajogja #desantakeren #desantahebat #pmbdesanta
Upaya ini sejalan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, seperti UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, yang menekankan pentingnya pengelolaan pendidikan yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Dengan niat tulus dan tekad kuat, Yayasan memulai langkah-langkah perbaikan yang mendalam dan tanpa lelah, tentu dengan strategi yang tidak biasa, guna mencari solusi terbaik untuk perbaikan dan pengembangan ASMI Desanta. Usaha ini berlandaskan pada prinsip continuous improvement, yang dalam teori manajemen pendidikan, menekankan pentingnya evaluasi berkelanjutan dan perbaikan proses.
Pergantian Direktur ASMI Desanta menjadi tonggak awal perubahan besar. Direktur baru, dengan dukungan penuh dari Yayasan, membawa semangat baru dan menginisiasi berbagai program pembenahan menyeluruh. Meski tidak berjalan tanpa hambatan, komitmen untuk memperbaiki institusi tetap menjadi prioritas utama. Pergantian ini merupakan refleksi dari teori kepemimpinan transformasional yang menekankan pentingnya visi, inspirasi, dan perubahan yang membawa dampak positif.
Proses pembenahan ASMI Desanta dilakukan secara bertahap dan terstruktur dengan fokus pada Manajemen Operasional, Pembelajaran, Kemahasiswaan, Dosen dan Sarana dan Prasarana.
Selama proses pembenahan, berbagai dinamika internal dan eksternal muncul. Dinamika ini menuntut adanya kesepahaman bersama bahwa perubahan adalah keharusan untuk bertahan dan berkembang. Dalam teori perubahan organisasi, ini disebut sebagai proses adaptasi terhadap lingkungan eksternal yang berubah, di mana institusi harus responsif terhadap tantangan dan peluang.
Pentingnya kolaborasi dalam pembenahan ini tidak dapat diabaikan. Kolaborasi internal di ASMI Desanta dilakukan dengan bergandengan tangan, saling mengisi tanpa ada yang merasa paling berperan atau paling berjasa. Setiap individu diharapkan memberikan kontribusi terbaiknya dengan semangat kebersamaan, sehingga tercipta harmoni dalam menjalankan misi pembenahan. Kolaborasi ini diperkuat dengan pelibatan pihak eksternal seperti alumni, Dudi, serta Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI).
Kolaborasi ini bertujuan untuk, Penyesuaian Kurikulum: Memastikan kurikulum relevan dan adaptif terhadap kebutuhan pasar kerja dan Peningkatan Kualitas Dosen: Mendukung dosen dalam penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan pengajaran. Selain itu, juga Manajemen Operasional: Menerapkan praktik terbaik dalam pengelolaan institusi.
Kolaborasi ini sejalan dengan konsep Triple Helix yang mengedepankan kerjasama antara akademisi, industri, dan pemerintah dalam pengembangan pendidikan tinggi.
Dengan langkah-langkah pembenahan ini, ASMI Desanta diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang kompeten dan profesional, sesuai dengan kebutuhan Dudi dan masyarakat. Perjalanan ini mungkin tidak mudah, namun dengan semangat refleksi dan perbaikan diri yang berkelanjutan, ASMI Desanta optimis untuk membangun masa depan yang gemilang, mandiri, dan kompetitif di dunia pendidikan tinggi. (wp)
#asmidesanta #desantajogja #desantakeren #desantahebat #pmbdesanta