Rangkaian Tahapan Adat Perkawinan Betawi
Berita Warga

http://www.riaspengantin-jakarta.com/serangkaian-tahapan-upacara-pernikahan-adat-betawi/
Rangkaian Tahapan Adat Perkawinan Betawi - Pernikahan merupakan hal yang ditunggu-tunggu oleh sepasang kekasih untuk melangkah ke jenjang yang lebih tinggi. Dalam Upacara Pernikahan tidak boleh dilakukan dengan main-main, dan harus dipersiapkan dengan matang. Dalam Upacara Pernikahan dengan menggunakan Adat dan Kebudayaan dari daerahnya masing-masing pasti memiliki tahapan yang harus diselesaikan satu-persatu. Seperti Pernikahan Adat Betawi yang memiliki beberapa tahapan dari mulai perkenalan hingga puncak acara. Berikut Rangkaian Tahapan Adat Perkawinan Betawi antara lain :
1. Ngedelengin
Ngedelengin merupakan masa perkenalan dimana pasangan tersebut dijodohkan oleh seseorang atau yang biasa disebut “mak comblang” dalam jangka waktu yang bervariasi dari 2 bulan sampai dengan satu tahun tergantung dari kesigapan si perempuan. Namun di jaman yang sudah modern seperti sekarang ini Ngedelengin sudah jarang dipakai karena setiap pasangan sudah bisa menemukan jodohnya masing-masing.
2. Ngelamar
Setelah masa Ngedelengin atau perkenalan, selanjutnya pihak laki-laki membuat keputusan untuk menikahi perempuan. Ngelamar merupakan pernyataan resmi dari pihak keluarga laki-laki untuk menikahkan putranya kepada pihak calon mempelai perempuan. Dalam Prosesi Ngelamar ditentukan mas kawin, uang belanja, plangkah (kalau calon mendahului kakaknya), dan kekudang (makanan kesukaan calon mempelai wanita) untuk pesta pernikahan.
3. Bawa tande putus
Prosesi ini hampir sama dengan dengan Ngelamar, hanya saja dalam acara Bawa Tande Putus calon mempelai Pria memberikan tande putus berupa cincin belah rotan, uang pesalin sekadarnya, serta aneka rupa kue. Tande Putus ini sendiri artinya si gadis atau calon none mantu telah terikat dan tidak dapat lagi diganggu oleh pihak lain. Begitu pula dengan calon tuan mantu atau si pemuda. Setelah Tande Putus diserahkan, maka berlanjut dengan menentukan tanggal dan hari pernikahan.
4. Piare Calon None Penganten
Setelah segala pembicaraan dan persiapan Pernikahan telah selesai, lalu calon mempelai wanita akan dipiare (dipelihara) oleh Tukang Piare. Tujuan dari dipeliharanya calon pengantin wanita ini adalah mengontrol segala aktivitas dan memelihara kecantikan calon pengantin wanita sebelum acara pernikahan. memelihara kecantikan calon mempelai wanita tidak hanya dari paras tapi juga dari bentuk tubuh dan pola makan. (Sumber www.riaspengantin-jakarta.com)
Klik Tautan berikut untuk Artikel selengkapnya.
http://www.riaspengantin-jakarta.com/serangkaian-tahapan-upacara-pernikahan-adat-betawi/
Rangkaian Tahapan Adat Perkawinan Betawi - Pernikahan merupakan hal yang ditunggu-tunggu oleh sepasang kekasih untuk melangkah ke jenjang yang lebih tinggi. Dalam Upacara Pernikahan tidak boleh dilakukan dengan main-main, dan harus dipersiapkan dengan matang. Dalam Upacara Pernikahan dengan menggunakan Adat dan Kebudayaan dari daerahnya masing-masing pasti memiliki tahapan yang harus diselesaikan satu-persatu. Seperti Pernikahan Adat Betawi yang memiliki beberapa tahapan dari mulai perkenalan hingga puncak acara. Berikut Rangkaian Tahapan Adat Perkawinan Betawi antara lain :
1. Ngedelengin
Ngedelengin merupakan masa perkenalan dimana pasangan tersebut dijodohkan oleh seseorang atau yang biasa disebut “mak comblang” dalam jangka waktu yang bervariasi dari 2 bulan sampai dengan satu tahun tergantung dari kesigapan si perempuan. Namun di jaman yang sudah modern seperti sekarang ini Ngedelengin sudah jarang dipakai karena setiap pasangan sudah bisa menemukan jodohnya masing-masing.
2. Ngelamar
Setelah masa Ngedelengin atau perkenalan, selanjutnya pihak laki-laki membuat keputusan untuk menikahi perempuan. Ngelamar merupakan pernyataan resmi dari pihak keluarga laki-laki untuk menikahkan putranya kepada pihak calon mempelai perempuan. Dalam Prosesi Ngelamar ditentukan mas kawin, uang belanja, plangkah (kalau calon mendahului kakaknya), dan kekudang (makanan kesukaan calon mempelai wanita) untuk pesta pernikahan.
3. Bawa tande putus
Prosesi ini hampir sama dengan dengan Ngelamar, hanya saja dalam acara Bawa Tande Putus calon mempelai Pria memberikan tande putus berupa cincin belah rotan, uang pesalin sekadarnya, serta aneka rupa kue. Tande Putus ini sendiri artinya si gadis atau calon none mantu telah terikat dan tidak dapat lagi diganggu oleh pihak lain. Begitu pula dengan calon tuan mantu atau si pemuda. Setelah Tande Putus diserahkan, maka berlanjut dengan menentukan tanggal dan hari pernikahan.
4. Piare Calon None Penganten
Setelah segala pembicaraan dan persiapan Pernikahan telah selesai, lalu calon mempelai wanita akan dipiare (dipelihara) oleh Tukang Piare. Tujuan dari dipeliharanya calon pengantin wanita ini adalah mengontrol segala aktivitas dan memelihara kecantikan calon pengantin wanita sebelum acara pernikahan. memelihara kecantikan calon mempelai wanita tidak hanya dari paras tapi juga dari bentuk tubuh dan pola makan. (Sumber www.riaspengantin-jakarta.com)
Klik Tautan berikut untuk Artikel selengkapnya.
http://www.riaspengantin-jakarta.com/serangkaian-tahapan-upacara-pernikahan-adat-betawi/