Ragam Nusantara: Wayang Cina-Jawa sebagai Akulturasi Budaya
Citizen News
Akulturasi budaya Jawa dan Cina telah terjadi ratusan tahun silam dan terus berkembang hingga sekarang. Masyarakat Tionghoa juga memiliki peranan yang cukup besar di Yogyakarta. Dalam sejarah pemerintahan Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono I (HB I) pernah memiliki seorang abdi keraton yang beretnis Cina bernama Oei Tik Biauw atau dikenal dengan nama Kyai Tumenggung Reksanegara I yang selanjutnya menjadi bupati Semarang. Kemudian, Sultan HB I meminta Reksanegara I kembali ke Yogyakarta dengan tetap menjadi bupati sekaligus penasehat Sultan di bidang keagamaan.
Akulturasi Jawa-Cina juga tercermin dalam sebuah mahakarya luar biasa yaitu Wayang Kulit Cina-Jawa (Wacinwa). Wacinwa menjadi koleksi wayang langka karena hanya berjumlah 2 set di dunia. Museum Sonobudoyo yang berperan sebagai agen kebudayaan memiliki kebanggan yang besar karena menyimpan wayang langka tersebut, total ada 167 wayang dengan lakon Tjeng Tang. Sedangkan 1 set lainnya yang berjumlah 365 wayang terdapat di Art Galery Yale University, Amerika Serikat dengan lakon Sie Jin Kwi Tjeng See. Lahirnya Wacinwa tak lepas dari peran seorang jenius di bidang pewayangan, Gan Thwan Sing, seorang Tionghoa pengagum wayang kulit dari Jatinom. Hasil dari pergaulannya dengan seniman Jawa, Gan Thwan Sing memiliki gagasan luar biasa untuk memadukan wayang kulit Jawa dengan cerita klasik Tiongkok.
Hingga kini, Wacinwa menjadi masterpiece dalam bidang kebudayaan terlebih wayang dan menjadi bukti bahwa toleransi serta keharmonisan dua budaya yang berbeda dapat menciptakan maha karya yang begitu bernilai.
Yuk kunjungi Museum Sonobudoyo!
Penulis: Lensa Khoirul Jannah Sonida
Museum Sonobudoyo
https://sonobudoyo.com/id/berita/read/wayang-cina-jawa-sebagai-akulturasi-budaya
Akulturasi Jawa-Cina juga tercermin dalam sebuah mahakarya luar biasa yaitu Wayang Kulit Cina-Jawa (Wacinwa). Wacinwa menjadi koleksi wayang langka karena hanya berjumlah 2 set di dunia. Museum Sonobudoyo yang berperan sebagai agen kebudayaan memiliki kebanggan yang besar karena menyimpan wayang langka tersebut, total ada 167 wayang dengan lakon Tjeng Tang. Sedangkan 1 set lainnya yang berjumlah 365 wayang terdapat di Art Galery Yale University, Amerika Serikat dengan lakon Sie Jin Kwi Tjeng See. Lahirnya Wacinwa tak lepas dari peran seorang jenius di bidang pewayangan, Gan Thwan Sing, seorang Tionghoa pengagum wayang kulit dari Jatinom. Hasil dari pergaulannya dengan seniman Jawa, Gan Thwan Sing memiliki gagasan luar biasa untuk memadukan wayang kulit Jawa dengan cerita klasik Tiongkok.
Hingga kini, Wacinwa menjadi masterpiece dalam bidang kebudayaan terlebih wayang dan menjadi bukti bahwa toleransi serta keharmonisan dua budaya yang berbeda dapat menciptakan maha karya yang begitu bernilai.
Yuk kunjungi Museum Sonobudoyo!
Penulis: Lensa Khoirul Jannah Sonida
Museum Sonobudoyo
https://sonobudoyo.com/id/berita/read/wayang-cina-jawa-sebagai-akulturasi-budaya