Ragam Nusantara: Tari Ronggeng Blantek Betawi
Berita Warga
Tari Ronggeng Blantek menampilkan penari berkostum megah dengan kebaya warna merah muda, kain tumpal putih dan motif burung hong. Tak lupa, perlengkapan lainnya seperti mahkota kembang topeng, pending, anting, serta kalung bunga kalung bunga teratai. Diiringi gamelan topeng, rebana biang, gendang, kenong, serta kempul, dan gong, para penari meliuk-liukkan tubuhnya.
Tari Ronggeng Blantek merupakan jenis tari kreasi pengembangan dari tari Topeng Blantek. Dalam perkembangannya, tarian ini terlepas dan berjuluk Ronggeng Blantek. Muasal penamaan Blantek berasal dari peralatan musik pengiring pertunjukan Topeng Blantek yang seadanya. Misalnya, rebana biang yang terdengar memunculkan suara “blang-blang” dan kecrek yang memunculkan bunyi “tek-tek”.
Menukil laman encyclopedia.jakarta, tarian ini diciptakan oleh Wiwik Widiyastuti melalui instruksi Dinas Kebudayaan DKI Jakarta pada 1978 lalu. Gerakan dasar dalam tarian ini mulanya berasal dari tarian Topeng. Adapun tokoh perempuan penari dalam tradisi Topeng Betawi disebut dengan “ronggeng”. Namun, tak seperti Tari Topeng, Wiwik menciptakan tari ini berdasar kreasi sendiri.
Latar masyarakat Betawi yang lekat dengan agama Islam, membuat Wiwik harus berhari-hati dalam menciptakan tarian ini. Pasalnya, tak semua lapisan masyarakat, terutama santri Betawi yang mampu menerima tari yang dibawakan oleh perempuan—yang notabene banyak gerakan-gerakan bernuansa lenggok goyang. Di awal kemunculannya, tarian ini kerap diragukan pada kalangan santri Betawi.
Sumber: Kulturnesian.id
Tari Ronggeng Blantek merupakan jenis tari kreasi pengembangan dari tari Topeng Blantek. Dalam perkembangannya, tarian ini terlepas dan berjuluk Ronggeng Blantek. Muasal penamaan Blantek berasal dari peralatan musik pengiring pertunjukan Topeng Blantek yang seadanya. Misalnya, rebana biang yang terdengar memunculkan suara “blang-blang” dan kecrek yang memunculkan bunyi “tek-tek”.
Menukil laman encyclopedia.jakarta, tarian ini diciptakan oleh Wiwik Widiyastuti melalui instruksi Dinas Kebudayaan DKI Jakarta pada 1978 lalu. Gerakan dasar dalam tarian ini mulanya berasal dari tarian Topeng. Adapun tokoh perempuan penari dalam tradisi Topeng Betawi disebut dengan “ronggeng”. Namun, tak seperti Tari Topeng, Wiwik menciptakan tari ini berdasar kreasi sendiri.
Latar masyarakat Betawi yang lekat dengan agama Islam, membuat Wiwik harus berhari-hati dalam menciptakan tarian ini. Pasalnya, tak semua lapisan masyarakat, terutama santri Betawi yang mampu menerima tari yang dibawakan oleh perempuan—yang notabene banyak gerakan-gerakan bernuansa lenggok goyang. Di awal kemunculannya, tarian ini kerap diragukan pada kalangan santri Betawi.
Sumber: Kulturnesian.id