PT. GNI bangun Smelter diam-diam. Legislator Morut kaget, tiga gunung sudah dikeruk
Berita Warga

DPRD Kabupaten Morowali Utara (Morut) Sulteng, tidak tahu menahu jika selama ini ada perusahaan tambang biji nikel yang akan membangun smelter di Morut.
Perusahaan itu adalah PT. Gunbuster Nickel Industri (PT.GNI). Saat ini sedang membangun smelter pemurnian nikel PT. Virtue Dragon yang berlokasi di Bungini, Desa Bunta, Kecamatan Petasia Timur, Morowali Utara.
Wakil Ketua I DPRD Morut.Idham Ibrahim mengaku pemerintah maupun perusahaan belum pernah memberitahukan DPRD terkait rencana pembangunan smelter.
“Kalau ada perusahaan yang mau imvestasi di daerah, minimal ada surat pemberitahuan dari eksekutif, tapi ini belum ada” kata Idham, Rabu (12/2).
Untuk meyakinkan bahwa bukan cuma dirinya yang tak tahu. Idham meminta wartawan menanyakan pada koleganya sesama anggota dewan.
Koleganya anggota komisi II yang membidangi pendapatam ekonomi dan keuangan Wardah Dg Mamala juga mengaku tidak pernah diberi tahu eksekutif jika ada perusahaan tambang yang masuk Morut.
“Kami tidak pernah diberi tau bak lewat lisan maupun surat, jika ada perusahaan tambang yang akan investasi di Morut,” jelasnya.
Dirinya tau ada perusahaan tambang masuk Morut setelah masyarakat mengadu lahan mereka di serobot.
“Kami tau setelah masyarakat mengadukan soal lahan mereka diatas lokasi pembangunan pabrik yang belum diganti rugi, ” urainya.
Eksekutif dan perusahaan, sambungnya, tidak pernah melapor jika ada Invetasi masuk Morut.
“Mereka baik pemda dan perusahaan tidak tuh pernah melapor ke DPRD tidak pernah presentasi, sosialisasi ke kiami, nanti ada masalah dengan masyarakat baru di tahu,” cetus Wardah.
Setelah anggota dewan cek ke lokasi. Alangkah kagetnya mereka, sudah tiga gunung dikeruk perusahaan.
“Iya, tim kami cek ke lokasi, kaget kami tiga gunung sudah dikeruk, katanya mau diiratakan dan tanahnya dipakai timbun lokasi yang berawa-rawa,,” tambahnya.
Sirtu dan bebatuan kerukan dari tiga gunung itu rencana akan dijadikan material timbunan lokasi pembangunan smelter.
Makanya dewan mulai mempertanyakan status penggailan meterial sirtu dan bebatuan itu, apakah masuk dalam kategori tambang galian c atau tidak, kemudian kelengkapan dokumen izin usaha pertambangan (IUP) galian C.
Harusnya, kata Wardah itu masuk dalam tambang galian c dan pajaknya masuk ke kas daerah.
Termasuk tentunya, jelas Wardah, pengerukan gunung harus mempertimbangkam aspek lingkungan.
Pihaknya juga sempat menanyakan ke Pemda Morut terkait soal.galian c ini.
Diperoleh informasi jika dari galian C itu, Pemda dapat PAD darisitu Rp8 miliar.
Tapi dewan sangsi. Sebab, saat mereka turun bersama.tim geologi ke.lokasi untuk mengukur berapa kubik kira-kira material tanah itu yang dimanfaatkan perusahaan.
Maka, dapat dianalisa nilai pendapatan masuk ke kas darah harusnya secara keseluruhan selama operasi galian c itu berjalan, sebesar Ro 24 miliar.
“Makanya dalam waktu dekat ini kami mau hearing dengan pemda soal IUP dan potensi pendapatan di galian C itu,” urainya.
Apalagi perusahaan itu sudah enam bulan terakhir ini beroperasi pengerjaan pembangunan smelter.
Media ini sangat sulit bertemu managemen PT. GNI untuk mewancara. Sekurity dilokasi tambang bilang Humas PT.GNI belum mau bertemu siapa saja termasuk wartawan.
Data yang dihimpin metrosulteng
Com, di Morowali Utara, PT. GNI/ PT. Virtue Dragon rencananya akan membangun 60 unit tungku smelter, disebut lebih besar dari smelter PT.IMIP di Morowali.
Sejak tahun 2019, PT. GNI melakukan pelepasan lahan-lahan masyarakat melalui proses ganti rugi dengan harga bervariasi disetiap lokasi.
Hingga saat ini masih ada pemilk lahan yang memblokir lokasi PT.GNI karena belum dibayarkan ganti rugi.
Dineberapa lokasi yang telah di lakukan ganti rugi, pihak perusahaan melalui subkontraktornya melakukan penimbunan lokasi dengan material sirtu dan batuan.
Perusahaan telah menggunakan timbunan dengan volume kurang lebih 1 Juta Metrik Ton.
suber: metrosulteng
Perusahaan itu adalah PT. Gunbuster Nickel Industri (PT.GNI). Saat ini sedang membangun smelter pemurnian nikel PT. Virtue Dragon yang berlokasi di Bungini, Desa Bunta, Kecamatan Petasia Timur, Morowali Utara.
Wakil Ketua I DPRD Morut.Idham Ibrahim mengaku pemerintah maupun perusahaan belum pernah memberitahukan DPRD terkait rencana pembangunan smelter.
“Kalau ada perusahaan yang mau imvestasi di daerah, minimal ada surat pemberitahuan dari eksekutif, tapi ini belum ada” kata Idham, Rabu (12/2).
Untuk meyakinkan bahwa bukan cuma dirinya yang tak tahu. Idham meminta wartawan menanyakan pada koleganya sesama anggota dewan.
Koleganya anggota komisi II yang membidangi pendapatam ekonomi dan keuangan Wardah Dg Mamala juga mengaku tidak pernah diberi tahu eksekutif jika ada perusahaan tambang yang masuk Morut.
“Kami tidak pernah diberi tau bak lewat lisan maupun surat, jika ada perusahaan tambang yang akan investasi di Morut,” jelasnya.
Dirinya tau ada perusahaan tambang masuk Morut setelah masyarakat mengadu lahan mereka di serobot.
“Kami tau setelah masyarakat mengadukan soal lahan mereka diatas lokasi pembangunan pabrik yang belum diganti rugi, ” urainya.
Eksekutif dan perusahaan, sambungnya, tidak pernah melapor jika ada Invetasi masuk Morut.
“Mereka baik pemda dan perusahaan tidak tuh pernah melapor ke DPRD tidak pernah presentasi, sosialisasi ke kiami, nanti ada masalah dengan masyarakat baru di tahu,” cetus Wardah.
Setelah anggota dewan cek ke lokasi. Alangkah kagetnya mereka, sudah tiga gunung dikeruk perusahaan.
“Iya, tim kami cek ke lokasi, kaget kami tiga gunung sudah dikeruk, katanya mau diiratakan dan tanahnya dipakai timbun lokasi yang berawa-rawa,,” tambahnya.
Sirtu dan bebatuan kerukan dari tiga gunung itu rencana akan dijadikan material timbunan lokasi pembangunan smelter.
Makanya dewan mulai mempertanyakan status penggailan meterial sirtu dan bebatuan itu, apakah masuk dalam kategori tambang galian c atau tidak, kemudian kelengkapan dokumen izin usaha pertambangan (IUP) galian C.
Harusnya, kata Wardah itu masuk dalam tambang galian c dan pajaknya masuk ke kas daerah.
Termasuk tentunya, jelas Wardah, pengerukan gunung harus mempertimbangkam aspek lingkungan.
Pihaknya juga sempat menanyakan ke Pemda Morut terkait soal.galian c ini.
Diperoleh informasi jika dari galian C itu, Pemda dapat PAD darisitu Rp8 miliar.
Tapi dewan sangsi. Sebab, saat mereka turun bersama.tim geologi ke.lokasi untuk mengukur berapa kubik kira-kira material tanah itu yang dimanfaatkan perusahaan.
Maka, dapat dianalisa nilai pendapatan masuk ke kas darah harusnya secara keseluruhan selama operasi galian c itu berjalan, sebesar Ro 24 miliar.
“Makanya dalam waktu dekat ini kami mau hearing dengan pemda soal IUP dan potensi pendapatan di galian C itu,” urainya.
Apalagi perusahaan itu sudah enam bulan terakhir ini beroperasi pengerjaan pembangunan smelter.
Media ini sangat sulit bertemu managemen PT. GNI untuk mewancara. Sekurity dilokasi tambang bilang Humas PT.GNI belum mau bertemu siapa saja termasuk wartawan.
Data yang dihimpin metrosulteng
Com, di Morowali Utara, PT. GNI/ PT. Virtue Dragon rencananya akan membangun 60 unit tungku smelter, disebut lebih besar dari smelter PT.IMIP di Morowali.
Sejak tahun 2019, PT. GNI melakukan pelepasan lahan-lahan masyarakat melalui proses ganti rugi dengan harga bervariasi disetiap lokasi.
Hingga saat ini masih ada pemilk lahan yang memblokir lokasi PT.GNI karena belum dibayarkan ganti rugi.
Dineberapa lokasi yang telah di lakukan ganti rugi, pihak perusahaan melalui subkontraktornya melakukan penimbunan lokasi dengan material sirtu dan batuan.
Perusahaan telah menggunakan timbunan dengan volume kurang lebih 1 Juta Metrik Ton.
suber: metrosulteng