Protes Jalan Rusak, Warga di Desa Wakan Tanami Pohon Pisang dan Padi di Jalan
Berita Warga

Lombok Timur - Sejumlah warga desa Wakan bercocok tanam di jalan rusak yang berlokasi di dusun Batu Tambun desa setempat kemarin, 12 Januari 2025 kemarin.
"Hari ini, kami bersama masyarakat seluruhnya menanam padi, menanam pisang sebagai bukti, bahwa kami melakukan aksi protes terhadap kebijakan pemerintah, baik pemerintah pusat, provinsi dan daerah. Berharap, besar harapan kami untuk mendapatkan perhatian agar jalan ini bisa diperhatikan secara maksimal untuk dimuluskan," kata salah satu Pemuda desa Wakan, Muhrim Rajasa, dalam unggahan video berdurasi 4 menit 24 detik yang diterima Atmago.com pada Senin (13/1/2025).
Muhrim menjelaskan, jalan Batu Tambun ini, kalau melihat dari ciri khasnya. Terdapat beberapa ciri khas, diantaranya, termasuk disebut sebagai jalan desa, sebagai jalan pertanian dan jalan kabupaten.
"Kenapa saya mengatakan bahwa ini mengklaim juga menjadi jalan kabupaten? Mengingat satu-satunya akses masyarakat untuk menuju pendidikan dan kesehatan masyarakat hanya menggunakan jalan ini. Ketika hamil mau melahirkan, itu menggunakan jalan ini. Ketika anaknya mau sekolah menuju akses pendidikan, tentu menggunakan jalan ini, sehingga bisa disebut dengan kategori jalan kabupaten," terangnya.
Ia berharap, kepada pemerintah kabupaten Lombok Timur, di Kabid PUPR melalui bidang bina marga, termasuk di dinas provinsi PUPR melalui Kabid Bina Marga dan kepada pemerintah pusat yang begitu gencar dibawah pemerintah bapak Prabowo- Gibran, melalui Menteri Pertanian. Jalan ini, kami sangat membutuhkan perhatian.
"Kami tidak membutuhkan luas, banyak seperti apa yang disampaikan oleh pak Menteri Pertanian bahwa siap mengakomodir petani milenial dan memberikan gaji," ujarnya.
Kata dia, "Kami dari masyarakat tidak membutuhkan gaji itu pak, yang kami butuhkan, jalan kami dikerjakan, yang kami butuhkan adalah akses jalan kami dimuluskan, yang kami butuhkan adalah irigasi kami dikerjakan," pintanya.
Lanjutnya, karena prinsip kami adalah apa? "Jalan mulus, air mengalir, pupuk tersedia. Insyallah, kami di masyarakat desa juga merasakan bagaimana nikmatnya yang disebut dengan kesejahteraan itu. Tetapi kalau jalan tidak diperhatikan, irigasi tidak diperhatikan maka percuma kita berbicara tentang kesejahteraan," katanya.
Kami sampaikan juga, kata dia, kepada DPRD kabupaten Lombok Timur, saudara Mahdan bersama saudara Wais untuk memberikan perhatian. "Kalau pun dia kecil, program yang akan direalisasikan tetapi itu juga merupakan salah satu perhatian. Dan perhatian tersebut kami ingin melihatnya menjadi sebuah kenyataan. Seperti memperhatikan jalan Batu Tambun maupun memperhatikan jalan Tuping menuju Gunung Makam," pungkasnya.
"Hari ini, kami bersama masyarakat seluruhnya menanam padi, menanam pisang sebagai bukti, bahwa kami melakukan aksi protes terhadap kebijakan pemerintah, baik pemerintah pusat, provinsi dan daerah. Berharap, besar harapan kami untuk mendapatkan perhatian agar jalan ini bisa diperhatikan secara maksimal untuk dimuluskan," kata salah satu Pemuda desa Wakan, Muhrim Rajasa, dalam unggahan video berdurasi 4 menit 24 detik yang diterima Atmago.com pada Senin (13/1/2025).
Muhrim menjelaskan, jalan Batu Tambun ini, kalau melihat dari ciri khasnya. Terdapat beberapa ciri khas, diantaranya, termasuk disebut sebagai jalan desa, sebagai jalan pertanian dan jalan kabupaten.
"Kenapa saya mengatakan bahwa ini mengklaim juga menjadi jalan kabupaten? Mengingat satu-satunya akses masyarakat untuk menuju pendidikan dan kesehatan masyarakat hanya menggunakan jalan ini. Ketika hamil mau melahirkan, itu menggunakan jalan ini. Ketika anaknya mau sekolah menuju akses pendidikan, tentu menggunakan jalan ini, sehingga bisa disebut dengan kategori jalan kabupaten," terangnya.
Ia berharap, kepada pemerintah kabupaten Lombok Timur, di Kabid PUPR melalui bidang bina marga, termasuk di dinas provinsi PUPR melalui Kabid Bina Marga dan kepada pemerintah pusat yang begitu gencar dibawah pemerintah bapak Prabowo- Gibran, melalui Menteri Pertanian. Jalan ini, kami sangat membutuhkan perhatian.
"Kami tidak membutuhkan luas, banyak seperti apa yang disampaikan oleh pak Menteri Pertanian bahwa siap mengakomodir petani milenial dan memberikan gaji," ujarnya.
Kata dia, "Kami dari masyarakat tidak membutuhkan gaji itu pak, yang kami butuhkan, jalan kami dikerjakan, yang kami butuhkan adalah akses jalan kami dimuluskan, yang kami butuhkan adalah irigasi kami dikerjakan," pintanya.
Lanjutnya, karena prinsip kami adalah apa? "Jalan mulus, air mengalir, pupuk tersedia. Insyallah, kami di masyarakat desa juga merasakan bagaimana nikmatnya yang disebut dengan kesejahteraan itu. Tetapi kalau jalan tidak diperhatikan, irigasi tidak diperhatikan maka percuma kita berbicara tentang kesejahteraan," katanya.
Kami sampaikan juga, kata dia, kepada DPRD kabupaten Lombok Timur, saudara Mahdan bersama saudara Wais untuk memberikan perhatian. "Kalau pun dia kecil, program yang akan direalisasikan tetapi itu juga merupakan salah satu perhatian. Dan perhatian tersebut kami ingin melihatnya menjadi sebuah kenyataan. Seperti memperhatikan jalan Batu Tambun maupun memperhatikan jalan Tuping menuju Gunung Makam," pungkasnya.