Posisi Anggota Badan Ketika Rukuk
Berita Warga

Bismillah
BAGAIMANA POSISI ANGGOTA BADAN KETIKA RUKUK?
• Membungkukkan badan. Sebagaimana dalam Dalam hadis Abu Humaid As Sa’idi radhiallahu’anhu, beliau berkata:
أنا كنتُ أحفظكم لصلاة رسول الله صلَّى اللهُ عليه وسلَّم، رأيته إذا كبر جعل يديه حذاء منكبيه، وإذا ركع أمكن يديه من ركبتيه، ثم هصر ظهره
“Dahulu aku yang paling hafal di antara kalian terhadap tata cara salat Rasulullah ﷺ. Aku melihat beliau ketika bertakbir, beliau menjadikan kedua tangannya sejajar dengan pundak, lalu membungkukkan badannya.” [HR. Bukhari no. 828]
• Posisi punggung tegak lurus dengan kaki, tidak miring dan tidak terlalu bungkuk. Berdasarkan hadis dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu’anhu:
كان رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذا ركع؛ لو وضع قدح من ماء على ظهره؛ لم يهراق
“Biasanya Rasulullah ﷺ jika rukuk, andaikan diletakkan wadah air di atas punggungnya, tidak akan tumpah” [HR. Ahmad, Al Albani dalam Ashl Shifat Salat Nabi [2/637] mengatakan: “sanadnya lemah, namun kesimpulannya hadis ini dengan keseluruhan jalannya menjadi Sahih Tsabit”]
• Kepala sejajar dengan punggung, tidak mendongak dan tidak terlalu menunduk. Berdasarkan hadis Abu Humaid As Sa’idi radhiallahu’anhu:
إذا ركع أمكن كفيه من ركبتيه وفرج بين أصابعه ثم هصر ظهره غير مقنع رأسه ولا صافح بخده
“Rasulullah ﷺ jika rukuk, beliau meletakkan kedua telapak tangannya pada lututnya, dan membuka jari-jarinya sambil membungkukkan badannya dengan kepala yang tidak mendongak, dan tidak mendekati pahanya.” [HR. Abu Daud no. 731, Al Albani dalam Sahih Abi Daud mengatakan: “Hadis ini sahih kecuali lafal ‘dan tidak mendekati pahanya‘”]
Dalam hadis ‘Aisyah radhiallahu’anha juga dijelaskan:
وكان إذا رَكَع لم يُشْخِصْ رأسَه ولم يُصَوِّبَه ولكن بين ذلك
“Rasulullah ﷺ jika rukuk, beliau tidak meninggikan (mendongakkan) kepada, dan tidak juga merendahkannya (terlalu membungkukkan), namun di antara keduanya (lurus).” [HR. Muslim no. 498]
• Tangan diletakkan di lutut, bukan di paha atau di bawah lutut. Sebagaimana hadis Abu Humaid di atas:
إذا ركع أمكن كفيه من ركبتيه وفرج بين أصابعه
“Rasulullah ﷺ jika rukuk, beliau meletakkan kedua telapak tangannya pada lututnya, dan membuka (merenggangkan -pen) jari-jarinya.” [HR. Abu Daud 731]
Disebutkan juga dalam hadis Wa’il bin Hujr radhiallahu’anhu:
فاستقبلَ القبلةَ فَكبَّرَ فرفعَ يديهِ حتَّى حاذَتا أذُنيهِ ثمَّ أخذَ شمالَهُ بيمينِهِ فلمَّا أرادَ أن يرْكعَ رفعَهما مثلَ ذلِكَ ثمَّ وضعَ يديهِ على رُكبتيهِ
“… lalu Nabi menghadap Kiblat, lalu bertakbir dan mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan telinga. Kemudian beliau memegang tangan kiri dengan tangan kanannya. Ketika beliau hendak rukuk, beliau mengangkat kedua tangannya sebagaimana sebelumnya, kemudian meletakkan kedua tangannya di lututnya...” [HR. Abu Daud 726, disahihkan Al Albani dalam Sahih Abu Daud]
• Jari-jari direnggangkan, tidak dirapatkan. Sebagaimana hadis Abu Humaid di atas:
إذا ركع أمكن كفيه من ركبتيه وفرج بين أصابعه
“Rasulullah ﷺ jika rukuk, beliau meletakkan kedua telapak tangannya pada lututnya, dan membuka jari-jarinya.” [HR. Abu Daud 731]
• Pandangan Mata Ketika Rukuk
Para ulama berbeda pendapat mengenai arah pandangan mata dalam salat. Sebagian ulama menganjurkan untuk memandang tempat sujud ketika salat. Mereka berdalil dengan hadis Anas bin Malik radhiallahu’anhu:
قلتُ: يا رسولَ اللهِ !أينَ أضَعُ بصَري في الصلاةِ ؟ قال: عِندَ مَوضِعِ سُجودِكَ يا أنسُ
“Anas berkata: Wahai Rasulullah, ke mana aku arahkan pandanganku ketika salat? Rasulullah ﷺ menjawab: Ke arah tempat sujudmu wahai Anas” [HR. Al Baihaqi 2/283]
Namun hadis ini Dhaif karena terdapat perawi Ar Rabi’ bin Badr yang statusnya Matrukul Hadis. Juga dengan hadis lain:
دَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْكَعْبَةَ مَا خَلَفَ بَصَرُهُ مَوْضِعَ سُجُودِهِ حَتَّى خَرَجَ مِنْهَا
“Rasulullah ﷺ masuk ke Kakbah, pandangan beliau tidak pernah lepas dari arah tempat sujud sampai beliau keluar.” [HR. Al Hakim 1/479, Ibnu Khuzaimah 3012]
Hadis ini juga lemah karena periwayatan ‘Amr bin Abi Salamah dari Zuhair itu Ma’lul (Bermasalah).
Dan dalam masalah ini tidak ada satu hadis pun yang Sahih dan Syarih yang mengkhususkan suatu arah pandangan dalam salat. Oleh karena itu dalam hal ini perkaranya luas. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata: “Dalam hal ini perkaranya luas. Seseorang boleh memandang ke arah yang dapat membuatnya lebih khusyu’, kecuali ketika duduk, ia memang ke arah jari telunjuknya yang berisyarat, karena terdapat riwayat tentang hal ini.” [Syarhul Mumthi’, 3/39]
Sumber: [Muslim.or.id]
Baca artikel lengkap di: http://bit.ly/BagaimanaPosisiAnggotaBadanKetikaRukuk
══════
Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat.!
www.nasihatsahabat.com
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: nasihatsahabatcom@gmail.com
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
BAGAIMANA POSISI ANGGOTA BADAN KETIKA RUKUK?
• Membungkukkan badan. Sebagaimana dalam Dalam hadis Abu Humaid As Sa’idi radhiallahu’anhu, beliau berkata:
أنا كنتُ أحفظكم لصلاة رسول الله صلَّى اللهُ عليه وسلَّم، رأيته إذا كبر جعل يديه حذاء منكبيه، وإذا ركع أمكن يديه من ركبتيه، ثم هصر ظهره
“Dahulu aku yang paling hafal di antara kalian terhadap tata cara salat Rasulullah ﷺ. Aku melihat beliau ketika bertakbir, beliau menjadikan kedua tangannya sejajar dengan pundak, lalu membungkukkan badannya.” [HR. Bukhari no. 828]
• Posisi punggung tegak lurus dengan kaki, tidak miring dan tidak terlalu bungkuk. Berdasarkan hadis dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu’anhu:
كان رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذا ركع؛ لو وضع قدح من ماء على ظهره؛ لم يهراق
“Biasanya Rasulullah ﷺ jika rukuk, andaikan diletakkan wadah air di atas punggungnya, tidak akan tumpah” [HR. Ahmad, Al Albani dalam Ashl Shifat Salat Nabi [2/637] mengatakan: “sanadnya lemah, namun kesimpulannya hadis ini dengan keseluruhan jalannya menjadi Sahih Tsabit”]
• Kepala sejajar dengan punggung, tidak mendongak dan tidak terlalu menunduk. Berdasarkan hadis Abu Humaid As Sa’idi radhiallahu’anhu:
إذا ركع أمكن كفيه من ركبتيه وفرج بين أصابعه ثم هصر ظهره غير مقنع رأسه ولا صافح بخده
“Rasulullah ﷺ jika rukuk, beliau meletakkan kedua telapak tangannya pada lututnya, dan membuka jari-jarinya sambil membungkukkan badannya dengan kepala yang tidak mendongak, dan tidak mendekati pahanya.” [HR. Abu Daud no. 731, Al Albani dalam Sahih Abi Daud mengatakan: “Hadis ini sahih kecuali lafal ‘dan tidak mendekati pahanya‘”]
Dalam hadis ‘Aisyah radhiallahu’anha juga dijelaskan:
وكان إذا رَكَع لم يُشْخِصْ رأسَه ولم يُصَوِّبَه ولكن بين ذلك
“Rasulullah ﷺ jika rukuk, beliau tidak meninggikan (mendongakkan) kepada, dan tidak juga merendahkannya (terlalu membungkukkan), namun di antara keduanya (lurus).” [HR. Muslim no. 498]
• Tangan diletakkan di lutut, bukan di paha atau di bawah lutut. Sebagaimana hadis Abu Humaid di atas:
إذا ركع أمكن كفيه من ركبتيه وفرج بين أصابعه
“Rasulullah ﷺ jika rukuk, beliau meletakkan kedua telapak tangannya pada lututnya, dan membuka (merenggangkan -pen) jari-jarinya.” [HR. Abu Daud 731]
Disebutkan juga dalam hadis Wa’il bin Hujr radhiallahu’anhu:
فاستقبلَ القبلةَ فَكبَّرَ فرفعَ يديهِ حتَّى حاذَتا أذُنيهِ ثمَّ أخذَ شمالَهُ بيمينِهِ فلمَّا أرادَ أن يرْكعَ رفعَهما مثلَ ذلِكَ ثمَّ وضعَ يديهِ على رُكبتيهِ
“… lalu Nabi menghadap Kiblat, lalu bertakbir dan mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan telinga. Kemudian beliau memegang tangan kiri dengan tangan kanannya. Ketika beliau hendak rukuk, beliau mengangkat kedua tangannya sebagaimana sebelumnya, kemudian meletakkan kedua tangannya di lututnya...” [HR. Abu Daud 726, disahihkan Al Albani dalam Sahih Abu Daud]
• Jari-jari direnggangkan, tidak dirapatkan. Sebagaimana hadis Abu Humaid di atas:
إذا ركع أمكن كفيه من ركبتيه وفرج بين أصابعه
“Rasulullah ﷺ jika rukuk, beliau meletakkan kedua telapak tangannya pada lututnya, dan membuka jari-jarinya.” [HR. Abu Daud 731]
• Pandangan Mata Ketika Rukuk
Para ulama berbeda pendapat mengenai arah pandangan mata dalam salat. Sebagian ulama menganjurkan untuk memandang tempat sujud ketika salat. Mereka berdalil dengan hadis Anas bin Malik radhiallahu’anhu:
قلتُ: يا رسولَ اللهِ !أينَ أضَعُ بصَري في الصلاةِ ؟ قال: عِندَ مَوضِعِ سُجودِكَ يا أنسُ
“Anas berkata: Wahai Rasulullah, ke mana aku arahkan pandanganku ketika salat? Rasulullah ﷺ menjawab: Ke arah tempat sujudmu wahai Anas” [HR. Al Baihaqi 2/283]
Namun hadis ini Dhaif karena terdapat perawi Ar Rabi’ bin Badr yang statusnya Matrukul Hadis. Juga dengan hadis lain:
دَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْكَعْبَةَ مَا خَلَفَ بَصَرُهُ مَوْضِعَ سُجُودِهِ حَتَّى خَرَجَ مِنْهَا
“Rasulullah ﷺ masuk ke Kakbah, pandangan beliau tidak pernah lepas dari arah tempat sujud sampai beliau keluar.” [HR. Al Hakim 1/479, Ibnu Khuzaimah 3012]
Hadis ini juga lemah karena periwayatan ‘Amr bin Abi Salamah dari Zuhair itu Ma’lul (Bermasalah).
Dan dalam masalah ini tidak ada satu hadis pun yang Sahih dan Syarih yang mengkhususkan suatu arah pandangan dalam salat. Oleh karena itu dalam hal ini perkaranya luas. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata: “Dalam hal ini perkaranya luas. Seseorang boleh memandang ke arah yang dapat membuatnya lebih khusyu’, kecuali ketika duduk, ia memang ke arah jari telunjuknya yang berisyarat, karena terdapat riwayat tentang hal ini.” [Syarhul Mumthi’, 3/39]
Sumber: [Muslim.or.id]
Baca artikel lengkap di: http://bit.ly/BagaimanaPosisiAnggotaBadanKetikaRukuk
══════
Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat.!
www.nasihatsahabat.com
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: nasihatsahabatcom@gmail.com
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat