PMI Banyuwangi Review SOP Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi di Mojopanggung dan Tamanbaru
Citizen News

Banyuwangi, 24 Januari 2025– Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Banyuwangi menggelar kegiatan review Standar Operasional Prosedur (SOP) Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi yang melibatkan berbagai pihak di dua kelurahan, yaitu Kelurahan Mojopanggung, Kecamatan Giri, dan Kelurahan Tamanbaru, Kecamatan Banyuwangi yang bertempat di Markas PMI Kabupaten Banyuwangi yang dihadiri oleh SIBAT (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat), tokoh masyarakat, perwakilan pemerintah setempat beserta stakeholder terkait.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Kesiapsiagaan Gempa Bumi yang didukung oleh Palang Merah Amerika dan USAID yang sedang berlangsung di Kabupaten Banyuwangi.
Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh perwakilan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi. Mereka memaparkan peran dan fungsi masing-masing dalam situasi tanggap darurat bencana gempa bumi, memberikan wawasan penting bagi peserta untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan respons cepat dalam menghadapi potensi bencana.
Pak iwan selaku perwakilan BMKG memaparkan bahwa banyuwangi memiliki sesar Wongsorejo dimana dengan kondisi tersebut juga dapat menjadi pemicu terjadinya gempa bumi. Maka warga harus mulai membekali diri dengan ilmu kesiapsiagaan gempa bumi terutama dimana bencana gempa bumi ini tidak dapat diprediksi datangnya. Semua usia bisa menjadi korban maka harus dimulai dari diri sendiri dan keluarga terutama untuk mengurangi risiko korban jiwa dalam situasi kebencanaan.
Fatah Hidayat selaku Sekretaris Camat Banyuwangi, dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia menekankan pentingnya memiliki SOP kebencanaan yang terstruktur, mengingat gempa bumi merupakan bencana yang datang secara tiba-tiba dan memerlukan tindakan yang cepat serta terkoordinasi.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada PMI dan seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan ini. Dengan adanya SOP ini, kita berharap masyarakat dapat lebih siap menghadapi potensi bencana gempa bumi, sehingga risiko korban jiwa dan kerugian dapat diminimalisasi," tuturnya.
Penyusunan SOP ini menjadi langkah awal yang strategis untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana di tingkat lokal. Dengan keterlibatan aktif dari masyarakat, pemerintah, serta lembaga terkait, diharapkan SOP yang dihasilkan dapat diaplikasikan secara efektif dalam situasi darurat.
Peserta kegiatan pun mengungkapkan harapan besar agar SOP yang direview dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat di lingkungan mereka. "Kami berharap hasil dari kegiatan ini tidak hanya menjadi dokumen, tetapi benar-benar dapat diimplementasikan di masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapan mereka dalam menghadapi gempa bumi. Kami juga berharap SOP ini bisa disebarluaskan secara bertahap ke kelurahan lain di Banyuwangi, sehingga manfaatnya dapat dirasakan lebih luas," ujar salah satu perwakilan masyarakat yang hadir.
Kegiatan berlangsung dengan lancar, penuh diskusi yang konstruktif, dan ditutup dengan foto bersama serta pemberian tugas setiap kelompok yang menjadi tanggung jawabnya dalam kondisi tanggap darurat untuk meningkatkan sinergi dalam menghadapi bencana.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Kesiapsiagaan Gempa Bumi yang didukung oleh Palang Merah Amerika dan USAID yang sedang berlangsung di Kabupaten Banyuwangi.
Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh perwakilan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi. Mereka memaparkan peran dan fungsi masing-masing dalam situasi tanggap darurat bencana gempa bumi, memberikan wawasan penting bagi peserta untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan respons cepat dalam menghadapi potensi bencana.
Pak iwan selaku perwakilan BMKG memaparkan bahwa banyuwangi memiliki sesar Wongsorejo dimana dengan kondisi tersebut juga dapat menjadi pemicu terjadinya gempa bumi. Maka warga harus mulai membekali diri dengan ilmu kesiapsiagaan gempa bumi terutama dimana bencana gempa bumi ini tidak dapat diprediksi datangnya. Semua usia bisa menjadi korban maka harus dimulai dari diri sendiri dan keluarga terutama untuk mengurangi risiko korban jiwa dalam situasi kebencanaan.
Fatah Hidayat selaku Sekretaris Camat Banyuwangi, dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia menekankan pentingnya memiliki SOP kebencanaan yang terstruktur, mengingat gempa bumi merupakan bencana yang datang secara tiba-tiba dan memerlukan tindakan yang cepat serta terkoordinasi.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada PMI dan seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan ini. Dengan adanya SOP ini, kita berharap masyarakat dapat lebih siap menghadapi potensi bencana gempa bumi, sehingga risiko korban jiwa dan kerugian dapat diminimalisasi," tuturnya.
Penyusunan SOP ini menjadi langkah awal yang strategis untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana di tingkat lokal. Dengan keterlibatan aktif dari masyarakat, pemerintah, serta lembaga terkait, diharapkan SOP yang dihasilkan dapat diaplikasikan secara efektif dalam situasi darurat.
Peserta kegiatan pun mengungkapkan harapan besar agar SOP yang direview dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat di lingkungan mereka. "Kami berharap hasil dari kegiatan ini tidak hanya menjadi dokumen, tetapi benar-benar dapat diimplementasikan di masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapan mereka dalam menghadapi gempa bumi. Kami juga berharap SOP ini bisa disebarluaskan secara bertahap ke kelurahan lain di Banyuwangi, sehingga manfaatnya dapat dirasakan lebih luas," ujar salah satu perwakilan masyarakat yang hadir.
Kegiatan berlangsung dengan lancar, penuh diskusi yang konstruktif, dan ditutup dengan foto bersama serta pemberian tugas setiap kelompok yang menjadi tanggung jawabnya dalam kondisi tanggap darurat untuk meningkatkan sinergi dalam menghadapi bencana.