Peternak Sapi Perah Kesulitan Cari Rumput Gajah untuk Pakan
Berita Warga

Peternak Sapi Perah Kesulitan Cari Rumput Gajah untuk Pakan Ternak
Peternak sapi perah di Kabupaten Bandung masih alami kekurangan pasokan pakan rumput, khususnya rumput gajah, untuk ternak mereka. Salah seorang peternak sapi perah di Desa Pangalengan, Kecamatan Pangalengan, Taufik Adam Mulyana (37), mengatakan kondisi ini sudah mereka alami sejak dua tahunan lalu.
“Semenjak petani merambah hutanlah, ditambah kemarau,” kata Taufik kepada AtmaGo, Sabtu (26/09/2020).
Akibat perambahan hutan, rumput gajah liar ikut hilang. Demikian pula dengan lahan-lahan menganggur yang biasa ditanami rumput gajah. Memasuki musim kemarau, produksi rumput gajah pun menipis dan kualitasnya kurang baik.
Taufik mengungkapkan, untuk pakan ternaknya yang hanya dua ekor saja, dia membutuhkan sekitar 10 kilogram rumput gajah per hari. Terkadang dirinya harus mencari pakan sampai ke kecamatan lain, seperti Banjaran untuk jerami, serta Cicalengka dan Rancaekek untuk jagung. Bahkan kadang-kadang juga hingga ke luar Kabupaten Bandung, seperti Talegong, Garut.
“Kalau peternak yang sapinya banyak mah suka tanam sendiri rumput gajahnya,” ujar Taufik.
Jika jumlah rumput gajah yang didapat kurang, Taufik memberikan pula gedebog pisang yang dicacah. Namun jumlahnya dibatasi, tak lebih dari 5 persen dari keseluruhan volume pakan. “Karena akan berpengaruh ke kualitas susu nantinya. Gedebog pisang jelek juga, banyak air,” tuturnya.
Taufik, yang juga anggota Koperasi Peternak Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan ini, mengatakan sekitar tahun 2000-an, KPBS pernah bekerja sama dengan PT Perhutani untuk upaya pemenuhan kebutuhan pakan ternak sapi perah.
KPBS menyewa lahan Perhutani untuk ditanami rumput gajah. Namun karena sharing fee yang kecil, lama-kelamaan Perhutani lebih suka bekerja sama dengan petani sayur.
Beberapa waktu lalu, KPBS telah memulai kerja sama lain. Kali ini dengan PT Perkebunan Nusantara VIII untuk penanaman jagung. Silase jagung merupakan pakan alternatif yang sangat bagus karena mampu menggenjot produktivitas susu sapi perah.
Kerja sama itu telah menghasilkan panen satu kali, namun belum memenuhi kebutuhan pakan peternak. “Masih berebut karena anggota KPBS kan banyak,” ujar Taufik. (*)
Foto: A. Warmo Sugandi
#peternak
#peternaksapiperah
#peternakkabupatenbandung
#pangalengan
#kpbs
#rumputgajah
Peternak sapi perah di Kabupaten Bandung masih alami kekurangan pasokan pakan rumput, khususnya rumput gajah, untuk ternak mereka. Salah seorang peternak sapi perah di Desa Pangalengan, Kecamatan Pangalengan, Taufik Adam Mulyana (37), mengatakan kondisi ini sudah mereka alami sejak dua tahunan lalu.
“Semenjak petani merambah hutanlah, ditambah kemarau,” kata Taufik kepada AtmaGo, Sabtu (26/09/2020).
Akibat perambahan hutan, rumput gajah liar ikut hilang. Demikian pula dengan lahan-lahan menganggur yang biasa ditanami rumput gajah. Memasuki musim kemarau, produksi rumput gajah pun menipis dan kualitasnya kurang baik.
Taufik mengungkapkan, untuk pakan ternaknya yang hanya dua ekor saja, dia membutuhkan sekitar 10 kilogram rumput gajah per hari. Terkadang dirinya harus mencari pakan sampai ke kecamatan lain, seperti Banjaran untuk jerami, serta Cicalengka dan Rancaekek untuk jagung. Bahkan kadang-kadang juga hingga ke luar Kabupaten Bandung, seperti Talegong, Garut.
“Kalau peternak yang sapinya banyak mah suka tanam sendiri rumput gajahnya,” ujar Taufik.
Jika jumlah rumput gajah yang didapat kurang, Taufik memberikan pula gedebog pisang yang dicacah. Namun jumlahnya dibatasi, tak lebih dari 5 persen dari keseluruhan volume pakan. “Karena akan berpengaruh ke kualitas susu nantinya. Gedebog pisang jelek juga, banyak air,” tuturnya.
Taufik, yang juga anggota Koperasi Peternak Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan ini, mengatakan sekitar tahun 2000-an, KPBS pernah bekerja sama dengan PT Perhutani untuk upaya pemenuhan kebutuhan pakan ternak sapi perah.
KPBS menyewa lahan Perhutani untuk ditanami rumput gajah. Namun karena sharing fee yang kecil, lama-kelamaan Perhutani lebih suka bekerja sama dengan petani sayur.
Beberapa waktu lalu, KPBS telah memulai kerja sama lain. Kali ini dengan PT Perkebunan Nusantara VIII untuk penanaman jagung. Silase jagung merupakan pakan alternatif yang sangat bagus karena mampu menggenjot produktivitas susu sapi perah.
Kerja sama itu telah menghasilkan panen satu kali, namun belum memenuhi kebutuhan pakan peternak. “Masih berebut karena anggota KPBS kan banyak,” ujar Taufik. (*)
Foto: A. Warmo Sugandi
#peternak
#peternaksapiperah
#peternakkabupatenbandung
#pangalengan
#kpbs
#rumputgajah