Petani Desa Salulemo Panen Padi di Bulan Ramadan, Sedih karena Hasil Kurang dan Harga Gabah Anjlok
Berita Warga

Luwu Utara. Sureq Citizen Jurnalisme (JW). Petani di Dusun Padang, Desa Salulemo, Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, tengah memanen tanaman padi mereka.
Panen kali ini terasa spesial karena bertepatan dengan pertangahan bulan Ramadan. Petani bernama Arman dan Rian ditemui saat tengah memanen padinya mengaku gembira bercampur sedih.
Mereka gembira karena sudah bisa memanen padi, apalagi di tengah bulan Ramadan. Sedihnya dikarenakan gabah yang dihasilkan kurang memuaskan dan bisa dibilang gagal.
"Tanaman padi petani di Dusun Padang hampir semuanya diserang hama penggerek, sehingga padi putih," ucap Rian saat tengah beristirahat.
Kondisi itu diperparah dengan buruknya cuaca dalam beberapa minggu terakhir di Luwu Utara. "Ditambah lagi cuaca beberapa minggu lalu, selalu hujan deras disertai angin kencang yang mengakibatkan banyaknya tanaman padi rebah," tuturnya
Ketua Kelompok Tani Sipatuo Desa Salulemo, Sarif, mengakui bahwa sebagian besar petani di Desa Salulemo khususnya Dusun Padang mengeluhkan hasil "bumi" yang menurun.
Salah satu penyebabnya, kata dia, karena petani terlambat turun sawah.
"Akibatnya apa? mendekati musim panen kita dapat cuaca buruk yang mengakibatkan banyaknya tanaman padi tumbang atau rebah serta diserang hama penggerek," kata Sarif.
Kedepan ia sangat berharap kepada pemerintah atau dinas terkait agar menugaskan penyuluh atau PPL sesering mungkin turun ke lapangan mendampingi petani.
"Untuk mencarikan solusi setiap persoalan yang dialami oleh petani, apalagi seperti yang kita ketahui bahwa saat ini semua kebutuhan pokok harganya melonjak naik, sedangkan harga hasil bumi atau padi justru menurun drastis," kata dia.
Pada tahun sebelumnya harga gabah perkilogramnya berkisar Rp 4.500 sampai Rp 5.000. Namun sekarang harganya dibawah Rp 4.000 per kg.
"Pemerintah juga kedepannya harus memperhatikan ketersediaan benih yang berkualitas dan ketersediaan pupuk bersubsidi untuk para petani, sehingga petani bisa mendapatkan hasil bumi yang maksimal demi mewujudkan petani yang mandiri dan sejahtera," tutup Sarif.
Panen kali ini terasa spesial karena bertepatan dengan pertangahan bulan Ramadan. Petani bernama Arman dan Rian ditemui saat tengah memanen padinya mengaku gembira bercampur sedih.
Mereka gembira karena sudah bisa memanen padi, apalagi di tengah bulan Ramadan. Sedihnya dikarenakan gabah yang dihasilkan kurang memuaskan dan bisa dibilang gagal.
"Tanaman padi petani di Dusun Padang hampir semuanya diserang hama penggerek, sehingga padi putih," ucap Rian saat tengah beristirahat.
Kondisi itu diperparah dengan buruknya cuaca dalam beberapa minggu terakhir di Luwu Utara. "Ditambah lagi cuaca beberapa minggu lalu, selalu hujan deras disertai angin kencang yang mengakibatkan banyaknya tanaman padi rebah," tuturnya
Ketua Kelompok Tani Sipatuo Desa Salulemo, Sarif, mengakui bahwa sebagian besar petani di Desa Salulemo khususnya Dusun Padang mengeluhkan hasil "bumi" yang menurun.
Salah satu penyebabnya, kata dia, karena petani terlambat turun sawah.
"Akibatnya apa? mendekati musim panen kita dapat cuaca buruk yang mengakibatkan banyaknya tanaman padi tumbang atau rebah serta diserang hama penggerek," kata Sarif.
Kedepan ia sangat berharap kepada pemerintah atau dinas terkait agar menugaskan penyuluh atau PPL sesering mungkin turun ke lapangan mendampingi petani.
"Untuk mencarikan solusi setiap persoalan yang dialami oleh petani, apalagi seperti yang kita ketahui bahwa saat ini semua kebutuhan pokok harganya melonjak naik, sedangkan harga hasil bumi atau padi justru menurun drastis," kata dia.
Pada tahun sebelumnya harga gabah perkilogramnya berkisar Rp 4.500 sampai Rp 5.000. Namun sekarang harganya dibawah Rp 4.000 per kg.
"Pemerintah juga kedepannya harus memperhatikan ketersediaan benih yang berkualitas dan ketersediaan pupuk bersubsidi untuk para petani, sehingga petani bisa mendapatkan hasil bumi yang maksimal demi mewujudkan petani yang mandiri dan sejahtera," tutup Sarif.