Peringatan Hari Kartini dan Pelaksanaan GraNa ShiDi Padukuhan Gowok
Berita Warga 
GraNaShiDi (Integrasi Layanan Siklus Hidup dan Disabilitas) merupakan inovasi unggulan posyandu Sri Mulat di Padukuhan Gowok, Kalurahan Kebonharjo, Kapanewon Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo saat ini. Pengintegrasian layanan kesehatan pada siklus hidup di posyandu ini mulai dikembangkan sejak awal tahun 2024. GraNaShiDi mengintegrasikan berbagai layanan dan inovasi yang sudah ada sebelumnya.
Peringatan Hari Kartini menjadi momen yang tepat untuk menyelenggarakan layanan tersebut. Kegiatan ini diikuti hampir oleh semua kelompok usia. Dari balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa maupun lansia. Juga melibatkan beberapa kelompok masyarakat seperti PKK, Kelas Nenek, Forpenkel, KWT, UPPKA, maupun kelompok agama. Selain peringatan hari Kartini juga diadakan syawalan bagi masyarakat Padukuhan Gowok.
Dalam acara tersebut ketua Posyandu Sri Mulat merangkap kader membacakan surat Kartini kepada Stella Zehandelaar tertanggal 15 Oktober 1901 yang berisi tentang keresahannya karena kemarau panjang, wabah, dan masih banyaknya bayi lahir mati dan perempuan yang meninggal karena melahirkan.
Dalam suratnya yang lain Kartini bukan hanya peduli terhadap persamaan hak atau emansipasi, Kartini juga sangat peduli terhadap hal lain di sekitarnya, seperti banyaknya anak perempuan yang harus menikah di usia yang sangat muda, perdagangan ganja yang merusak generasi muda, jurang kesenjangan status sosial yang begitu lebar sehingga masyarakat terkotak-kotak karena kondisi sosial ekonominya.
Kader posyandu merupakan penerus Kartini sejati, yang hingga saat ini kegiatan-kegiatan sosial menjadi pekerjaannya sehari-hari. Perjuangan Kartini masih relevan hingga saat ini, adanya perkawinan anak, narkoba yang meracuni remaja, stunting, gizi buruk, dan lain sebagainya masih menjadi masalah yang belum terselesaikan. Oleh karena, kita tidak akan pernah berhenti menjadi Kartini di masa kini, demikian ungkapnya. (*)
Peringatan Hari Kartini menjadi momen yang tepat untuk menyelenggarakan layanan tersebut. Kegiatan ini diikuti hampir oleh semua kelompok usia. Dari balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa maupun lansia. Juga melibatkan beberapa kelompok masyarakat seperti PKK, Kelas Nenek, Forpenkel, KWT, UPPKA, maupun kelompok agama. Selain peringatan hari Kartini juga diadakan syawalan bagi masyarakat Padukuhan Gowok.
Dalam acara tersebut ketua Posyandu Sri Mulat merangkap kader membacakan surat Kartini kepada Stella Zehandelaar tertanggal 15 Oktober 1901 yang berisi tentang keresahannya karena kemarau panjang, wabah, dan masih banyaknya bayi lahir mati dan perempuan yang meninggal karena melahirkan.
Dalam suratnya yang lain Kartini bukan hanya peduli terhadap persamaan hak atau emansipasi, Kartini juga sangat peduli terhadap hal lain di sekitarnya, seperti banyaknya anak perempuan yang harus menikah di usia yang sangat muda, perdagangan ganja yang merusak generasi muda, jurang kesenjangan status sosial yang begitu lebar sehingga masyarakat terkotak-kotak karena kondisi sosial ekonominya.
Kader posyandu merupakan penerus Kartini sejati, yang hingga saat ini kegiatan-kegiatan sosial menjadi pekerjaannya sehari-hari. Perjuangan Kartini masih relevan hingga saat ini, adanya perkawinan anak, narkoba yang meracuni remaja, stunting, gizi buruk, dan lain sebagainya masih menjadi masalah yang belum terselesaikan. Oleh karena, kita tidak akan pernah berhenti menjadi Kartini di masa kini, demikian ungkapnya. (*)
