Penularan COVID-19 Airborne, Emang Iya? Part 1
Berita Warga

𝗣𝗘𝗡𝗨𝗟𝗔𝗥𝗔𝗡
𝗖𝗢𝗩𝗜𝗗-𝟭𝟵
𝗔𝗜𝗥𝗕𝗢𝗥𝗡𝗘
𝗘𝗺𝗮𝗻𝗴 𝗜𝘆𝗮?
𝟮𝟯𝟵 𝗽𝗲𝗻𝗲𝗹𝗶𝘁𝗶 menemukan bahwa partikel virus yang mengambang di udara dapat menginfeksi mereka yang menghirupnya.
𝗔𝗽𝗮 𝗺𝗮𝗸𝘀𝘂𝗱𝗻𝘆𝗮 𝙖𝙞𝙧𝙗𝙤𝙧𝙣𝙚?
Penularan virus secara 𝙖𝙞𝙧𝙗𝙤𝙧𝙣𝙚 adalah perpindahan virus yang 𝗱𝗶𝗯𝗮𝘄𝗮 𝗺𝗲𝗹𝗮𝗹𝘂𝗶 𝘂𝗱𝗮𝗿𝗮.
🄲🄾🄽🅃🄾🄷 :
Virus HIV - Tidak 𝘼𝙞𝙧𝙗𝙤𝙧𝙣𝙚, terlalu halus untuk bertahan hidup di luar tubuh
Virus Campak - 𝘼𝙞𝙧𝙗𝙤𝙧𝙣𝙚, dapat bertahan di udara hingga 2 jam
𝗟𝗶𝗻𝗴𝗸𝘂𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗽𝗮𝗹𝗶𝗻𝗴 𝗯𝗲𝗿𝗯𝗮𝗵𝗮𝘆𝗮 :
Di dalam ruangan (tertutup), padat, ventilasi buruk
🔘 𝟮𝟵 𝗠𝗮𝗿𝗲𝘁 𝟮𝟬𝟮𝟬
WHO menyampaikan penyebaran COVID-19 melalui 𝗱𝗿𝗼𝗽𝗹𝗲𝘁 dari kontak dengan mereka yang memiliki masalah pernapasan (misal, batuk, bersin), juga pada permukaan benda yang terpapar droplet.
💡 Cuci tangan dan jaga jarak menjadi cara utama untuk menghilangkan kemungkinan droplet menempel dan menginfeksi.
🔘 𝟮𝟵 𝗝𝘂𝗻𝗶 𝟮𝟬𝟮𝟬
WHO menyatakan bahwa 𝘁𝗿𝗮𝗻𝘀𝗺𝗶𝘀𝗶 𝗺𝗲𝗹𝗮𝗹𝘂𝗶 𝘂𝗱𝗮𝗿𝗮 (𝗮𝗶𝗿𝗯𝗼𝗿𝗻𝗲) hanya mungkin terjadi apabila ada tindakan medis yang menimbulkan keluarnya partikel zat di udara (aerosol) atau droplet
🔘 𝟲 𝗝𝘂𝗹𝗶 𝟮𝟬𝟮𝟬
239 peneliti dari 32 negara menyampaikan surat terbuka berisi bukti yang menunjukkan bahwa 𝗽𝗮𝗿𝘁𝗶𝗸𝗲𝗹 𝘃𝗶𝗿𝘂𝘀 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗮𝗺𝗯𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶 𝘂𝗱𝗮𝗿𝗮 𝗱𝗮𝗽𝗮𝘁 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗶𝗻𝗳𝗲𝗸𝘀𝗶 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗵𝗶𝗿𝘂𝗽𝗻𝘆𝗮. Karena partikel kecil ini dapat bertahan di udara, 𝗽𝗲𝗻𝗲𝗹𝗶𝘁𝗶 𝗺𝗲𝗻𝗱𝗲𝘀𝗮𝗸 𝗪𝗛𝗢 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗺𝗲𝗹𝗮𝗸𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗿𝗲𝘃𝗶𝘀𝗶 𝘁𝗲𝗿𝗵𝗮𝗱𝗮𝗽 𝗽𝗮𝗻𝗱𝘂𝗮𝗻/𝗿𝗲𝗸𝗼𝗺𝗲𝗻𝗱𝗮𝘀𝗶.
𝚂𝚞𝚖𝚋𝚎𝚛 :
𝙲𝙸𝚂𝙳𝙸
𝙲𝙴𝙽𝚃𝙴𝚁 𝙵𝙾𝚁 𝙸𝙽𝙳𝙾𝙽𝙴𝚂𝙸𝙰'𝚂 𝚂𝚃𝚁𝙰𝚃𝙴𝙶𝙸𝙲 𝙳𝙴𝚅𝙴𝙻𝙾𝙿𝙼𝙴𝙽𝚃 𝙸𝙽𝙸𝚃𝙸𝙰𝚃𝙸𝚅𝙴𝚂
@𝚌𝚒𝚜𝚍𝚒
𝗖𝗢𝗩𝗜𝗗-𝟭𝟵
𝗔𝗜𝗥𝗕𝗢𝗥𝗡𝗘
𝗘𝗺𝗮𝗻𝗴 𝗜𝘆𝗮?
𝟮𝟯𝟵 𝗽𝗲𝗻𝗲𝗹𝗶𝘁𝗶 menemukan bahwa partikel virus yang mengambang di udara dapat menginfeksi mereka yang menghirupnya.
𝗔𝗽𝗮 𝗺𝗮𝗸𝘀𝘂𝗱𝗻𝘆𝗮 𝙖𝙞𝙧𝙗𝙤𝙧𝙣𝙚?
Penularan virus secara 𝙖𝙞𝙧𝙗𝙤𝙧𝙣𝙚 adalah perpindahan virus yang 𝗱𝗶𝗯𝗮𝘄𝗮 𝗺𝗲𝗹𝗮𝗹𝘂𝗶 𝘂𝗱𝗮𝗿𝗮.
🄲🄾🄽🅃🄾🄷 :
Virus HIV - Tidak 𝘼𝙞𝙧𝙗𝙤𝙧𝙣𝙚, terlalu halus untuk bertahan hidup di luar tubuh
Virus Campak - 𝘼𝙞𝙧𝙗𝙤𝙧𝙣𝙚, dapat bertahan di udara hingga 2 jam
𝗟𝗶𝗻𝗴𝗸𝘂𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗽𝗮𝗹𝗶𝗻𝗴 𝗯𝗲𝗿𝗯𝗮𝗵𝗮𝘆𝗮 :
Di dalam ruangan (tertutup), padat, ventilasi buruk
🔘 𝟮𝟵 𝗠𝗮𝗿𝗲𝘁 𝟮𝟬𝟮𝟬
WHO menyampaikan penyebaran COVID-19 melalui 𝗱𝗿𝗼𝗽𝗹𝗲𝘁 dari kontak dengan mereka yang memiliki masalah pernapasan (misal, batuk, bersin), juga pada permukaan benda yang terpapar droplet.
💡 Cuci tangan dan jaga jarak menjadi cara utama untuk menghilangkan kemungkinan droplet menempel dan menginfeksi.
🔘 𝟮𝟵 𝗝𝘂𝗻𝗶 𝟮𝟬𝟮𝟬
WHO menyatakan bahwa 𝘁𝗿𝗮𝗻𝘀𝗺𝗶𝘀𝗶 𝗺𝗲𝗹𝗮𝗹𝘂𝗶 𝘂𝗱𝗮𝗿𝗮 (𝗮𝗶𝗿𝗯𝗼𝗿𝗻𝗲) hanya mungkin terjadi apabila ada tindakan medis yang menimbulkan keluarnya partikel zat di udara (aerosol) atau droplet
🔘 𝟲 𝗝𝘂𝗹𝗶 𝟮𝟬𝟮𝟬
239 peneliti dari 32 negara menyampaikan surat terbuka berisi bukti yang menunjukkan bahwa 𝗽𝗮𝗿𝘁𝗶𝗸𝗲𝗹 𝘃𝗶𝗿𝘂𝘀 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗮𝗺𝗯𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶 𝘂𝗱𝗮𝗿𝗮 𝗱𝗮𝗽𝗮𝘁 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗶𝗻𝗳𝗲𝗸𝘀𝗶 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗵𝗶𝗿𝘂𝗽𝗻𝘆𝗮. Karena partikel kecil ini dapat bertahan di udara, 𝗽𝗲𝗻𝗲𝗹𝗶𝘁𝗶 𝗺𝗲𝗻𝗱𝗲𝘀𝗮𝗸 𝗪𝗛𝗢 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗺𝗲𝗹𝗮𝗸𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗿𝗲𝘃𝗶𝘀𝗶 𝘁𝗲𝗿𝗵𝗮𝗱𝗮𝗽 𝗽𝗮𝗻𝗱𝘂𝗮𝗻/𝗿𝗲𝗸𝗼𝗺𝗲𝗻𝗱𝗮𝘀𝗶.
𝚂𝚞𝚖𝚋𝚎𝚛 :
𝙲𝙸𝚂𝙳𝙸
𝙲𝙴𝙽𝚃𝙴𝚁 𝙵𝙾𝚁 𝙸𝙽𝙳𝙾𝙽𝙴𝚂𝙸𝙰'𝚂 𝚂𝚃𝚁𝙰𝚃𝙴𝙶𝙸𝙲 𝙳𝙴𝚅𝙴𝙻𝙾𝙿𝙼𝙴𝙽𝚃 𝙸𝙽𝙸𝚃𝙸𝙰𝚃𝙸𝚅𝙴𝚂
@𝚌𝚒𝚜𝚍𝚒