Penguatan Karakter Siswa: Dari Kurikulum Merdeka ke Deep Learning untuk Daya Saing Global
Berita Warga 
Atmago.com, Yogyakarta---Pendidikan merupakan kunci utama dalam membangun generasi yang unggul dan berdaya saing di era globalisasi. Seiring dengan perkembangan zaman, kebijakan pendidikan mengalami berbagai perubahan untuk menyesuaikan diri dengan tantangan yang ada. Salah satu transformasi signifikan adalah peralihan dari Kurikulum Merdeka ke Kurikulum Deep Learning, yang bertujuan untuk memperkuat karakter siswa sekaligus meningkatkan kompetensi mereka dalam menghadapi kompleksitas dunia modern.
Hal ini, disampaikan oleh Wedy Prahoro, bendahara Yayasan Syafinar Berlian Zakiriyah, dalam diskusi pada Jum’at (7/2/2025) di Akademi Sekretari dan Manajemen Indonesia (ASMI) Desanta Yogyakarta, Balecatur, Gamping, Sleman.
Menurutnya, Kurikulum Merdeka diperkenalkan sebagai solusi atas berbagai tantangan dalam sistem pendidikan konvensional. Konsep ini menekankan pada fleksibilitas dalam pembelajaran, memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih mata pelajaran sesuai minat dan bakat mereka. Selain itu, pendekatan berbasis proyek dan pembelajaran berbasis pengalaman menjadi ciri khas yang diusung, dengan tujuan meningkatkan kreativitas dan kemandirian siswa. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan industri, Kurikulum Merdeka masih memiliki beberapa keterbatasan, terutama dalam hal penguatan pemahaman mendalam serta penerapan ilmu dalam kehidupan nyata.
Ia melanjutkan, Kurikulum Deep Learning hadir sebagai respons terhadap tuntutan global yang semakin kompleks. Konsep ini menekankan pada pembelajaran mendalam yang tidak hanya berorientasi pada aspek kognitif, tetapi juga pada penguatan karakter, keterampilan berpikir kritis, dan kemampuan memecahkan masalah. Dengan pendekatan berbasis eksplorasi, refleksi, dan aplikasi nyata, Kurikulum Deep Learning berupaya menciptakan ekosistem pembelajaran yang lebih adaptif dan relevan dengan kebutuhan masa depan.
Penerapan kurikulum ini berfokus pada enam kompetensi utama, yaitu berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, kreativitas, literasi digital, dan kepemimpinan. Dengan demikian, siswa tidak hanya menjadi individu yang unggul secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan mampu berkontribusi dalam masyarakat global.
Transformasi dari Kurikulum Merdeka ke Kurikulum Deep Learning membawa berbagai implikasi terhadap sistem pendidikan. Guru dituntut untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam mengimplementasikan strategi pembelajaran yang lebih mendalam dan interaktif. Selain itu, institusi pendidikan perlu menyesuaikan metode evaluasi agar lebih mencerminkan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang ditekankan dalam kurikulum baru ini.
Sementara itu, bagi siswa, perubahan ini memberikan kesempatan untuk belajar dengan cara yang lebih bermakna dan relevan dengan kehidupan nyata. Mereka tidak hanya menghafal
teori, tetapi juga mampu menerapkannya dalam situasi nyata. Dengan pendekatan ini, diharapkan lulusan pendidikan Indonesia memiliki daya saing yang tinggi di tingkat global.
Ia menegaskan, Transformasi pendidikan melalui perubahan kebijakan dari Kurikulum Merdeka ke Kurikulum Deep Learning merupakan langkah strategis dalam menghadapi tantangan zaman dan persaingan global. Dengan pendekatan pembelajaran yang lebih mendalam, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan akademik, tetapi juga keterampilan esensial yang akan membantu mereka menjadi individu yang unggul dan berkarakter. Oleh karena itu, implementasi kurikulum ini perlu didukung oleh semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, pendidik, orang tua, dan masyarakat secara keseluruhan. (ar)
#asmidesanta #desantajogja #desantakeren #desantahebat #pmbdesanta
Hal ini, disampaikan oleh Wedy Prahoro, bendahara Yayasan Syafinar Berlian Zakiriyah, dalam diskusi pada Jum’at (7/2/2025) di Akademi Sekretari dan Manajemen Indonesia (ASMI) Desanta Yogyakarta, Balecatur, Gamping, Sleman.
Menurutnya, Kurikulum Merdeka diperkenalkan sebagai solusi atas berbagai tantangan dalam sistem pendidikan konvensional. Konsep ini menekankan pada fleksibilitas dalam pembelajaran, memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih mata pelajaran sesuai minat dan bakat mereka. Selain itu, pendekatan berbasis proyek dan pembelajaran berbasis pengalaman menjadi ciri khas yang diusung, dengan tujuan meningkatkan kreativitas dan kemandirian siswa. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan industri, Kurikulum Merdeka masih memiliki beberapa keterbatasan, terutama dalam hal penguatan pemahaman mendalam serta penerapan ilmu dalam kehidupan nyata.
Ia melanjutkan, Kurikulum Deep Learning hadir sebagai respons terhadap tuntutan global yang semakin kompleks. Konsep ini menekankan pada pembelajaran mendalam yang tidak hanya berorientasi pada aspek kognitif, tetapi juga pada penguatan karakter, keterampilan berpikir kritis, dan kemampuan memecahkan masalah. Dengan pendekatan berbasis eksplorasi, refleksi, dan aplikasi nyata, Kurikulum Deep Learning berupaya menciptakan ekosistem pembelajaran yang lebih adaptif dan relevan dengan kebutuhan masa depan.
Penerapan kurikulum ini berfokus pada enam kompetensi utama, yaitu berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, kreativitas, literasi digital, dan kepemimpinan. Dengan demikian, siswa tidak hanya menjadi individu yang unggul secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan mampu berkontribusi dalam masyarakat global.
Transformasi dari Kurikulum Merdeka ke Kurikulum Deep Learning membawa berbagai implikasi terhadap sistem pendidikan. Guru dituntut untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam mengimplementasikan strategi pembelajaran yang lebih mendalam dan interaktif. Selain itu, institusi pendidikan perlu menyesuaikan metode evaluasi agar lebih mencerminkan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang ditekankan dalam kurikulum baru ini.
Sementara itu, bagi siswa, perubahan ini memberikan kesempatan untuk belajar dengan cara yang lebih bermakna dan relevan dengan kehidupan nyata. Mereka tidak hanya menghafal
teori, tetapi juga mampu menerapkannya dalam situasi nyata. Dengan pendekatan ini, diharapkan lulusan pendidikan Indonesia memiliki daya saing yang tinggi di tingkat global.
Ia menegaskan, Transformasi pendidikan melalui perubahan kebijakan dari Kurikulum Merdeka ke Kurikulum Deep Learning merupakan langkah strategis dalam menghadapi tantangan zaman dan persaingan global. Dengan pendekatan pembelajaran yang lebih mendalam, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan akademik, tetapi juga keterampilan esensial yang akan membantu mereka menjadi individu yang unggul dan berkarakter. Oleh karena itu, implementasi kurikulum ini perlu didukung oleh semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, pendidik, orang tua, dan masyarakat secara keseluruhan. (ar)
#asmidesanta #desantajogja #desantakeren #desantahebat #pmbdesanta
