PENGARUH ASAP ROKOK TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH (BAGIAN 1)
Diskusi Komunitas

𝗣𝗘𝗡𝗚𝗔𝗥𝗨𝗛 𝗔𝗦𝗔𝗣 𝗥𝗢𝗞𝗢𝗞 𝗧𝗘𝗥𝗛𝗔𝗗𝗔𝗣 𝗣𝗘𝗡𝗜𝗡𝗚𝗞𝗔𝗧𝗔𝗡 𝗧𝗘𝗞𝗔𝗡𝗔𝗡 𝗗𝗔𝗥𝗔𝗛 : 𝗣𝗔𝗛𝗔𝗠𝗜 𝗕𝗔𝗛𝗔𝗬𝗔 𝗥𝗢𝗞𝗢𝗞, 𝗟𝗜𝗡𝗗𝗨𝗡𝗚𝗜 𝗗𝗜𝗥𝗜 𝗗𝗔𝗥𝗜 𝗛𝗜𝗣𝗘𝗥𝗧𝗘𝗡𝗦𝗜 𝗗𝗘𝗡𝗚𝗔𝗡 𝗨𝗣𝗔𝗬𝗔 𝗣𝗥𝗘𝗩𝗘𝗡𝗧𝗜𝗙
By : HMKM FK Unud
“𝙎𝙞𝙖𝙥𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙥𝙖𝙡𝙞𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙟𝙖𝙨𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙝𝙞𝙡𝙖𝙣𝙜𝙠𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙗𝙞𝙖𝙨𝙖𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙧𝙤𝙠𝙤𝙠 𝙨𝙚𝙨𝙚𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜? 𝙅𝙖𝙬𝙖𝙗𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙥𝙚𝙧𝙩𝙖𝙣𝙮𝙖𝙖𝙣 𝙞𝙣𝙞 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙡𝙖𝙞𝙣 𝙙𝙖𝙣 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙗𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙠𝙚𝙨𝙖𝙙𝙖𝙧𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙥𝙚𝙧𝙤𝙠𝙤𝙠 𝙞𝙩𝙪 𝙨𝙚𝙣𝙙𝙞𝙧𝙞”
Di era kontemporer ini, istilah rokok sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Aktivitas merokok bahkan telah menjadi candu sekaligus ancaman bagi generasi muda. Tidak hanya menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit, merokok juga sangat membahayakan bagi kesehatan orang lain di sekitar kita. Menurut World Health Organization, aktivitas merokok telah menyebabkan kematian lebih dari 5 juta orang per tahun dan diperkirakan akan membunuh 10 juta orang hingga tahun 2020 (Tawbariah dkk., 2013).
Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi perokok terbesar di dunia. Data dari World Health Organization menunjukkan bahwa jumlah perokok aktif di Indonesia pada tahun 2015 sebanyak 72.723.300 perokok dan jumlah tersebut diproyeksikan akan semakin bertambah menjadi 96.776.800 perokok pada tahun 2025 (Janah & Martini, 2017).
𝗠𝗲𝗻𝗴𝗮𝗽𝗮 𝗥𝗼𝗸𝗼𝗸 𝗗𝗮𝗽𝗮𝘁 𝗠𝗲𝗺𝗯𝗮𝗵𝗮𝘆𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗞𝗲𝘀𝗲𝗵𝗮𝘁𝗮𝗻 𝗛𝗶𝗻𝗴𝗴𝗮 𝗠𝗲𝗻𝘆𝗲𝗯𝗮𝗯𝗸𝗮𝗻 𝗞𝗲𝗺𝗮𝘁𝗶𝗮𝗻?
Merokok tidak hanya membahayakan kesehatan dan menimbulkan penyakit, tetapi juga dapat menyebabkan kematian. Asap rokok mengandung lebih dari 8.000 bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Dari 8.000 bahan kimia yang terkandung dalam asap rokok, sebanyak 100 bahan kimia tersebut merupakan penyebab potensial berbagai penyakit kronis, seperti kanker paru-paru, emfisema (kerusakan kantong udara pada paru-paru), serta gangguan pada jantung dan pembuluh darah (Philip Morris International, 2018). Komponen asap rokok yang berbahaya bagi kesehatan, meliputi tar, nikotin, dan karbon monoksida.
Kandungan tar inilah yang berisiko tinggi menyebabkan penyakit kanker paru-paru dan emfisema. Tar yang masuk ke peredaran darah dapat menyebabkan risiko terjadinya penyakit jantung, diabetes, hingga gangguan kesuburan. Zat ini juga berbahaya bagi kesehatan gusi dan berpotensi menyebabkan kanker mulut (Septiani, 2021). Selain tar, kandungan nikotin dan karbon monoksida juga berbahaya bagi tubuh. Kandungan nikotin menyebabkan efek candu bagi perokok, sedangkan karbon monoksida merupakan gas beracun yang dapat menurunkan kinerja jantung dan fungsi otot sehingga dapat menyebabkan pusing, lemas, dan kelelahan.
Tidak hanya tiga kandungan tersebut, rokok juga mengandung zat berbahaya lainnya, seperti hidrogen sianida, benzena, formaldehid, kadmium, arsenik, dan amonia (Septiani, 2021). Berdasarkan penelitian dari Yashinta Octaviana dkk (2015), zat-zat berbahaya yang terkandung dalam rokok dapat menyebabkan hipertensi (Setyananda dkk., 2015).
𝗦𝗲𝗯𝗲𝗻𝗮𝗿𝗻𝘆𝗮, 𝗔𝗽𝗮 𝗦𝗶𝗵 𝗬𝗮𝗻𝗴 𝗗𝗶𝗺𝗮𝗸𝘀𝘂𝗱 𝗗𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗛𝗶𝗽𝗲𝗿𝘁𝗲𝗻𝘀𝗶?
Hipertensi atau yang dikenal dengan tekanan darah tinggi merupakan suatu kondisi meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg (Yonata & Pratama, 2016). Pada umumnya, hipertensi sering kali tidak menimbulkan gejala, tetapi hipertensi yang berlangsung secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan komplikasi dan timbulnya gejala berat, seperti sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak napas, gelisah, hingga menyebabkan pandangan menjadi kabur.
Bersambung,
https://www.atmago.com/berita-warga/pengaruh-asap-rokok-terhadap-peningkatan-tekanan-darah-bagian-2_2e2eae46-e7cc-4c9d-a317-0f94d67ac127
By : HMKM FK Unud
“𝙎𝙞𝙖𝙥𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙥𝙖𝙡𝙞𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙟𝙖𝙨𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙝𝙞𝙡𝙖𝙣𝙜𝙠𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙗𝙞𝙖𝙨𝙖𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙧𝙤𝙠𝙤𝙠 𝙨𝙚𝙨𝙚𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜? 𝙅𝙖𝙬𝙖𝙗𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙥𝙚𝙧𝙩𝙖𝙣𝙮𝙖𝙖𝙣 𝙞𝙣𝙞 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙡𝙖𝙞𝙣 𝙙𝙖𝙣 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙗𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙠𝙚𝙨𝙖𝙙𝙖𝙧𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙥𝙚𝙧𝙤𝙠𝙤𝙠 𝙞𝙩𝙪 𝙨𝙚𝙣𝙙𝙞𝙧𝙞”
Di era kontemporer ini, istilah rokok sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Aktivitas merokok bahkan telah menjadi candu sekaligus ancaman bagi generasi muda. Tidak hanya menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit, merokok juga sangat membahayakan bagi kesehatan orang lain di sekitar kita. Menurut World Health Organization, aktivitas merokok telah menyebabkan kematian lebih dari 5 juta orang per tahun dan diperkirakan akan membunuh 10 juta orang hingga tahun 2020 (Tawbariah dkk., 2013).
Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi perokok terbesar di dunia. Data dari World Health Organization menunjukkan bahwa jumlah perokok aktif di Indonesia pada tahun 2015 sebanyak 72.723.300 perokok dan jumlah tersebut diproyeksikan akan semakin bertambah menjadi 96.776.800 perokok pada tahun 2025 (Janah & Martini, 2017).
𝗠𝗲𝗻𝗴𝗮𝗽𝗮 𝗥𝗼𝗸𝗼𝗸 𝗗𝗮𝗽𝗮𝘁 𝗠𝗲𝗺𝗯𝗮𝗵𝗮𝘆𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗞𝗲𝘀𝗲𝗵𝗮𝘁𝗮𝗻 𝗛𝗶𝗻𝗴𝗴𝗮 𝗠𝗲𝗻𝘆𝗲𝗯𝗮𝗯𝗸𝗮𝗻 𝗞𝗲𝗺𝗮𝘁𝗶𝗮𝗻?
Merokok tidak hanya membahayakan kesehatan dan menimbulkan penyakit, tetapi juga dapat menyebabkan kematian. Asap rokok mengandung lebih dari 8.000 bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Dari 8.000 bahan kimia yang terkandung dalam asap rokok, sebanyak 100 bahan kimia tersebut merupakan penyebab potensial berbagai penyakit kronis, seperti kanker paru-paru, emfisema (kerusakan kantong udara pada paru-paru), serta gangguan pada jantung dan pembuluh darah (Philip Morris International, 2018). Komponen asap rokok yang berbahaya bagi kesehatan, meliputi tar, nikotin, dan karbon monoksida.
Kandungan tar inilah yang berisiko tinggi menyebabkan penyakit kanker paru-paru dan emfisema. Tar yang masuk ke peredaran darah dapat menyebabkan risiko terjadinya penyakit jantung, diabetes, hingga gangguan kesuburan. Zat ini juga berbahaya bagi kesehatan gusi dan berpotensi menyebabkan kanker mulut (Septiani, 2021). Selain tar, kandungan nikotin dan karbon monoksida juga berbahaya bagi tubuh. Kandungan nikotin menyebabkan efek candu bagi perokok, sedangkan karbon monoksida merupakan gas beracun yang dapat menurunkan kinerja jantung dan fungsi otot sehingga dapat menyebabkan pusing, lemas, dan kelelahan.
Tidak hanya tiga kandungan tersebut, rokok juga mengandung zat berbahaya lainnya, seperti hidrogen sianida, benzena, formaldehid, kadmium, arsenik, dan amonia (Septiani, 2021). Berdasarkan penelitian dari Yashinta Octaviana dkk (2015), zat-zat berbahaya yang terkandung dalam rokok dapat menyebabkan hipertensi (Setyananda dkk., 2015).
𝗦𝗲𝗯𝗲𝗻𝗮𝗿𝗻𝘆𝗮, 𝗔𝗽𝗮 𝗦𝗶𝗵 𝗬𝗮𝗻𝗴 𝗗𝗶𝗺𝗮𝗸𝘀𝘂𝗱 𝗗𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗛𝗶𝗽𝗲𝗿𝘁𝗲𝗻𝘀𝗶?
Hipertensi atau yang dikenal dengan tekanan darah tinggi merupakan suatu kondisi meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg (Yonata & Pratama, 2016). Pada umumnya, hipertensi sering kali tidak menimbulkan gejala, tetapi hipertensi yang berlangsung secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan komplikasi dan timbulnya gejala berat, seperti sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak napas, gelisah, hingga menyebabkan pandangan menjadi kabur.
Bersambung,
https://www.atmago.com/berita-warga/pengaruh-asap-rokok-terhadap-peningkatan-tekanan-darah-bagian-2_2e2eae46-e7cc-4c9d-a317-0f94d67ac127