Pengajian Ibu-Ibu Masjid Miftahul Jannah: Memaknai Sya’ban sebagai Persiapan Menuju Ramadhan
Berita Warga

Atmago.com, Yogyakarta---Ibu-ibu jama’ah Masjid Miftahul Jannah, Nagan Lor, Patehan, Kemantren Kraton, Kota Yogyakarta, menggelar pengajian rutin dengan menghadirkan Ustadz Abdul Razaq sebagai penceramah, Rabu (8/2/2025). Pengajian kali ini mengangkat tema “Sya’ban: Persiapan Menuju Ramadhan”, yang bertujuan mengingatkan pentingnya persiapan diri dalam menyambut bulan suci ramadhan.
Dalam tausiyahnya, Ustadz Abdul Razaq menjelaskan bahwa bulan Sya’ban memiliki keistimewaan. Salah satu keutamaannya disebut dalam doa Rasulullah yang diriwayatkan dari Anas bin Malik: “Ya Allah, semoga Engkau beri keberkahan kepada kami dalam bulan Rajab, Sya’ban, dan Ramadhan.” Selain itu, pada bulan ini pula Allah menurunkan perintah berpuasa melalui surat Al-Baqarah ayat 183, yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Turunnya ayat ini pada 10 Sya’ban di Madinah menjadi tanda bahwa persiapan menuju Ramadhan adalah hal yang sangat penting. Hikmahnya adalah memberikan kesempatan bagi umat Muslim untuk menyiapkan diri sebelum benar-benar menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh.
Ustadz Abdul Razaq menekankan bahwa ada lima aspek utama dalam mempersiapkan diri menyambut Ramadhan. Pertama, Persiapan Iman – Puasa hanya diperintahkan bagi orang-orang yang beriman. Oleh karena itu, menjaga dan meningkatkan keimanan adalah hal utama. Iman bisa naik dan turun, maka diperlukan usaha untuk memperkuatnya.
Kedua, Persiapan Amal – Ramadhan adalah bulan penuh keberkahan, sehingga penting untuk menyusun agenda amal. Memperbaiki amalan wajib dan menambah amalan sunnah, seperti membaca Al-Qur’an yang diturunkan pada bulan Ramadhan, serta memberi makan orang yang berpuasa, akan mendatangkan keberkahan tersendiri.
Ketiga, Persiapan Ilmu – Memahami tata cara berpuasa dan ibadah lain dengan benar akan meningkatkan kualitas ibadah di bulan Ramadhan. Ilmu membantu kita dalam menentukan skala prioritas dalam beribadah, bukan hanya menjalani rutinitas tanpa pemahaman yang mendalam.
Keempat, Persiapan Harta – Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan sedekah, infaq, dan zakat. Semakin banyak kita memberi, semakin besar ganjaran pahala yang akan diterima. Oleh sebab itu, penting untuk menyiapkan harta sejak dini agar bisa berbagi dengan sesama.
Kelima, Persiapan Hati – Menyambut bulan suci Ramadhan dengan hati yang bersih adalah langkah yang sangat penting. Jika ada kesalahan kepada orang lain, terutama kepada orang tua, hendaknya segera meminta maaf sebelum memasuki bulan Ramadhan. Hati yang bersih akan membawa ketenangan dalam menjalani ibadah.
Pengajian ini berlangsung dengan penuh antusiasme. Ibu-ibu jama’ah menyimak dengan seksama dari yang disampaikan Ustadz Abdul Razaq. Diharapkan para jama’ah semakin memahami makna pentingnya Sya’ban sebagai momen mempersiapkan diri menuju Ramadhan yang lebih berkah dan bermakna.
Sebagai penutup, Ustadz Abdul Razaq mengajak seluruh jama’ah untuk menjadikan Sya’ban sebagai bulan persiapan, baik secara spiritual maupun sosial. Dengan iman yang kuat, ilmu yang cukup, amal yang terencana, serta hati yang bersih, Ramadhan akan menjadi lebih bermakna dan penuh keberkahan. (ar)
Dalam tausiyahnya, Ustadz Abdul Razaq menjelaskan bahwa bulan Sya’ban memiliki keistimewaan. Salah satu keutamaannya disebut dalam doa Rasulullah yang diriwayatkan dari Anas bin Malik: “Ya Allah, semoga Engkau beri keberkahan kepada kami dalam bulan Rajab, Sya’ban, dan Ramadhan.” Selain itu, pada bulan ini pula Allah menurunkan perintah berpuasa melalui surat Al-Baqarah ayat 183, yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Turunnya ayat ini pada 10 Sya’ban di Madinah menjadi tanda bahwa persiapan menuju Ramadhan adalah hal yang sangat penting. Hikmahnya adalah memberikan kesempatan bagi umat Muslim untuk menyiapkan diri sebelum benar-benar menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh.
Ustadz Abdul Razaq menekankan bahwa ada lima aspek utama dalam mempersiapkan diri menyambut Ramadhan. Pertama, Persiapan Iman – Puasa hanya diperintahkan bagi orang-orang yang beriman. Oleh karena itu, menjaga dan meningkatkan keimanan adalah hal utama. Iman bisa naik dan turun, maka diperlukan usaha untuk memperkuatnya.
Kedua, Persiapan Amal – Ramadhan adalah bulan penuh keberkahan, sehingga penting untuk menyusun agenda amal. Memperbaiki amalan wajib dan menambah amalan sunnah, seperti membaca Al-Qur’an yang diturunkan pada bulan Ramadhan, serta memberi makan orang yang berpuasa, akan mendatangkan keberkahan tersendiri.
Ketiga, Persiapan Ilmu – Memahami tata cara berpuasa dan ibadah lain dengan benar akan meningkatkan kualitas ibadah di bulan Ramadhan. Ilmu membantu kita dalam menentukan skala prioritas dalam beribadah, bukan hanya menjalani rutinitas tanpa pemahaman yang mendalam.
Keempat, Persiapan Harta – Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan sedekah, infaq, dan zakat. Semakin banyak kita memberi, semakin besar ganjaran pahala yang akan diterima. Oleh sebab itu, penting untuk menyiapkan harta sejak dini agar bisa berbagi dengan sesama.
Kelima, Persiapan Hati – Menyambut bulan suci Ramadhan dengan hati yang bersih adalah langkah yang sangat penting. Jika ada kesalahan kepada orang lain, terutama kepada orang tua, hendaknya segera meminta maaf sebelum memasuki bulan Ramadhan. Hati yang bersih akan membawa ketenangan dalam menjalani ibadah.
Pengajian ini berlangsung dengan penuh antusiasme. Ibu-ibu jama’ah menyimak dengan seksama dari yang disampaikan Ustadz Abdul Razaq. Diharapkan para jama’ah semakin memahami makna pentingnya Sya’ban sebagai momen mempersiapkan diri menuju Ramadhan yang lebih berkah dan bermakna.
Sebagai penutup, Ustadz Abdul Razaq mengajak seluruh jama’ah untuk menjadikan Sya’ban sebagai bulan persiapan, baik secara spiritual maupun sosial. Dengan iman yang kuat, ilmu yang cukup, amal yang terencana, serta hati yang bersih, Ramadhan akan menjadi lebih bermakna dan penuh keberkahan. (ar)