PEMBELAJARAN BERMAKNA
Citizen News

Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang Struktur kognitif meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat siswa (Ausubel).
Konsep pembelajaran menurut K-13 juga merujuk kepada pendapat Ausubel dimana pembelajaran haruslah merupakan proses untuk membekali peserta didik dengan aspek-aspek yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan nyata seperti aspek pengetahuan (knowledge), aspek keterampilan (Skill), dan aspek sikap prilaku (Attitude). sehingga kurikulum sebagai refrensi atau acuan pembelajaran haruslah disusun sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup.
Sebagai implementasi konsep pembelajaran tersebut dibutuhkan sebuah model pembelajaran yang sering kita dengar yaitu pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran ini merupakan pembelajaan dimana materi pembelajaran yang terkandung dalam silabus harus dikontektualisasi dalam kehidupan nyata. Demikian juga materi maupun proses serta evaluasi pembelajaran harus berbasis kehidupan nyata (authentic).
Dengan demikian untuk mengetahui apakah konsep konsep pembelajaran dan bagai implementasi dalam proses pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas diperlukan sebuah pembuktian melalui sebuah asesmen yang tentunya memiliki kevalidan tinggi yaitu asesmen yang bersifat kontekstual juga
Soal-soal High Order Thinking Skils (HOTS) misalnya. Model ini merupakan asesmen berbasis situasi NYATA dalam kehidupan sehari-hari, dimana peserta didik diharapkan dapat menerapkan konsep konsep pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan masalah. Permasalahan kontekstual yang dihadapi masyarakat dunia saat ini terkait dengan lingkungan hidup, kesehatan, kebumian dan ruang angkasa, serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan.
Dalam pengertian tersebut termasuk pula bagaimana keterampilan peserta didik untuk menghubungkan (to relate), menginterpretasikan (interprete), menerapkan (apply), dan mengintegrasikan (integrate) ilmu pengetahuan dalam pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan permasalahan dalam kontek nyata.
Untuk menjamin kevalidan tersebut maka soal yang digunakan untuk penilaian pembelajaran High Order Thingking Skill (HOTS) harus memiliki 5 karakterakteristik asesmen yang disingkat REACT (www.gtk.kemendikbud.go.id)
Adapun kelima karakteristik tersebut adalah:
1. RELATING
Assasemen terkait langsung
dengan konteks pengalaman
kehidupan nyata.
2. EXPERIENCING
Asesmen yang ditekankan pada
penggalian (eksploration)
penemuan (dicovery), dan
penciptaan (Creation).
3. APPLAYING
Asesmen yang menuntut
kemampuan peserta didik untuk
menerapkan ilmu pengetahuan
yang diperoleh di dalam kelas
untuk menyelesaikan masalah
masalah nyata.
4. CUMMUNICATING
Asesmen yang menuntut
kemampuan peserta didik untuk
mampu mengkomunikasikan
kesimpulan model pada
kesimpulan konteks masalah.
5. TRANSFERING
Asesemen yang menuntut peserta
didik untuk mentransformasi
konsep-konsep pengetahuan
dalam kelas kedalam situasi atau
konteks baru.
Konsep pembelajaran menurut K-13 juga merujuk kepada pendapat Ausubel dimana pembelajaran haruslah merupakan proses untuk membekali peserta didik dengan aspek-aspek yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan nyata seperti aspek pengetahuan (knowledge), aspek keterampilan (Skill), dan aspek sikap prilaku (Attitude). sehingga kurikulum sebagai refrensi atau acuan pembelajaran haruslah disusun sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup.
Sebagai implementasi konsep pembelajaran tersebut dibutuhkan sebuah model pembelajaran yang sering kita dengar yaitu pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran ini merupakan pembelajaan dimana materi pembelajaran yang terkandung dalam silabus harus dikontektualisasi dalam kehidupan nyata. Demikian juga materi maupun proses serta evaluasi pembelajaran harus berbasis kehidupan nyata (authentic).
Dengan demikian untuk mengetahui apakah konsep konsep pembelajaran dan bagai implementasi dalam proses pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas diperlukan sebuah pembuktian melalui sebuah asesmen yang tentunya memiliki kevalidan tinggi yaitu asesmen yang bersifat kontekstual juga
Soal-soal High Order Thinking Skils (HOTS) misalnya. Model ini merupakan asesmen berbasis situasi NYATA dalam kehidupan sehari-hari, dimana peserta didik diharapkan dapat menerapkan konsep konsep pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan masalah. Permasalahan kontekstual yang dihadapi masyarakat dunia saat ini terkait dengan lingkungan hidup, kesehatan, kebumian dan ruang angkasa, serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan.
Dalam pengertian tersebut termasuk pula bagaimana keterampilan peserta didik untuk menghubungkan (to relate), menginterpretasikan (interprete), menerapkan (apply), dan mengintegrasikan (integrate) ilmu pengetahuan dalam pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan permasalahan dalam kontek nyata.
Untuk menjamin kevalidan tersebut maka soal yang digunakan untuk penilaian pembelajaran High Order Thingking Skill (HOTS) harus memiliki 5 karakterakteristik asesmen yang disingkat REACT (www.gtk.kemendikbud.go.id)
Adapun kelima karakteristik tersebut adalah:
1. RELATING
Assasemen terkait langsung
dengan konteks pengalaman
kehidupan nyata.
2. EXPERIENCING
Asesmen yang ditekankan pada
penggalian (eksploration)
penemuan (dicovery), dan
penciptaan (Creation).
3. APPLAYING
Asesmen yang menuntut
kemampuan peserta didik untuk
menerapkan ilmu pengetahuan
yang diperoleh di dalam kelas
untuk menyelesaikan masalah
masalah nyata.
4. CUMMUNICATING
Asesmen yang menuntut
kemampuan peserta didik untuk
mampu mengkomunikasikan
kesimpulan model pada
kesimpulan konteks masalah.
5. TRANSFERING
Asesemen yang menuntut peserta
didik untuk mentransformasi
konsep-konsep pengetahuan
dalam kelas kedalam situasi atau
konteks baru.