Pelaku UMKM Dampingan Atma Connect Sering Pengalaman Bareng Ibu Irma
Citizen News

Palaku UMKM di Gunung Sari, Kabupaten Serang dampingan Atma Connect kerjasama dengan Internet Society Foundation dan Pattiro Serang-Banten, sering pengalaman pengelolaan usaha UMKM bersama Ratu Irma.
Ratu Irma merupakan pelaku UMKM di Kota Serang yang sudah puluhan tahun memproduksi berbagai macam jenis makanan ringan. Berkat ketekunannya, kini hasil produksinya banyak diminati warga lokal maupun pengunjung yang datang ke Kota Serang.
Bahkan keseharian Ratu Irma kini sudah terbiasa melayani pemesan. Termasuk melayani pemesan dari organisasi perangkat daerah Kota Serang. Diantara makanan ringan yang diproduksi Ratu Irma yakni kue bangkit.
Dalam mempertahankan usahanya dan pelanggan, Ratu Irma tidak hanya mempertahankan dan berinovasi rasa makanan yang diproduksinya, tetapi juga rajin mempromosikan melalui media sosial.
Kini, usaha dibidang UMKMnya tidak hanya memperkuat ketahanan ekonomi keluarganya, tetapi juga ekonomi tetangganya yang memang sering terlibat dalam memproduksi makanan ringan dirumah Ratu Irma.
Seiring dengan banyaknya pelanggan, Ratu Irma juga terbiasa meminta jenis UMKM yang diproduksi pelaku UMKM lainnya untuk di jual, sesuai dengan yang diharapkan pemesan.
Semua perjalanan Ratu Irma itupun diceritakan kepada pelaku UMKM di Gunung Sari, Kabupaten Serang dampingan Atma Connect kerjasama dengan Internet Society Foundation dan Pattiro Serang-Banten.
Sering pengalaman itu berlangsung di salah satu rumah warga di Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Serang.
"Saya memulai menekuni UMKM ini dari enol, dari awal belum punya pelanggan kemudian punya pelanggan. Ibu ibu juga pasti bisa," ujar Ratu Irma, Jumat 20 September 2024.
Bahkan seiring dengan tuntutan permintaan konsumen, kini Ratu Irma harus merekrut karyawan untuk membantunya produksi makanan ringan sesuai dengan jumlah pesanan.
Ibu Rosihah, pelaku UMKM juga sempat menjelaskan bahwa di Gunung Sari mayoritas memproduksi emping. Hasil produksi juga dijual kepada pengusaha untuk dijual kembali.
"Disinimah memang banyaknya emping, dijual tapi mentahnya, bukan yang hasil di goreng," katanya.
Dari hasil diaolog yang disampaikan diakui para UMKM ada dinamika pasang surut semangat dalam menekuni produksi UMKM. Hal ini sering dengan pembeli yang juga tidak seramai di daerah perkotaan.
Pelaku UMKM hadir dalam acara itu juga menyadari bahwa media sosial menjadi pendukung untuk memperluas jangkauan pemasaran.
"Ada yang sudah punya Instagram, ada juga yang belum," katanya.***
Ratu Irma merupakan pelaku UMKM di Kota Serang yang sudah puluhan tahun memproduksi berbagai macam jenis makanan ringan. Berkat ketekunannya, kini hasil produksinya banyak diminati warga lokal maupun pengunjung yang datang ke Kota Serang.
Bahkan keseharian Ratu Irma kini sudah terbiasa melayani pemesan. Termasuk melayani pemesan dari organisasi perangkat daerah Kota Serang. Diantara makanan ringan yang diproduksi Ratu Irma yakni kue bangkit.
Dalam mempertahankan usahanya dan pelanggan, Ratu Irma tidak hanya mempertahankan dan berinovasi rasa makanan yang diproduksinya, tetapi juga rajin mempromosikan melalui media sosial.
Kini, usaha dibidang UMKMnya tidak hanya memperkuat ketahanan ekonomi keluarganya, tetapi juga ekonomi tetangganya yang memang sering terlibat dalam memproduksi makanan ringan dirumah Ratu Irma.
Seiring dengan banyaknya pelanggan, Ratu Irma juga terbiasa meminta jenis UMKM yang diproduksi pelaku UMKM lainnya untuk di jual, sesuai dengan yang diharapkan pemesan.
Semua perjalanan Ratu Irma itupun diceritakan kepada pelaku UMKM di Gunung Sari, Kabupaten Serang dampingan Atma Connect kerjasama dengan Internet Society Foundation dan Pattiro Serang-Banten.
Sering pengalaman itu berlangsung di salah satu rumah warga di Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Serang.
"Saya memulai menekuni UMKM ini dari enol, dari awal belum punya pelanggan kemudian punya pelanggan. Ibu ibu juga pasti bisa," ujar Ratu Irma, Jumat 20 September 2024.
Bahkan seiring dengan tuntutan permintaan konsumen, kini Ratu Irma harus merekrut karyawan untuk membantunya produksi makanan ringan sesuai dengan jumlah pesanan.
Ibu Rosihah, pelaku UMKM juga sempat menjelaskan bahwa di Gunung Sari mayoritas memproduksi emping. Hasil produksi juga dijual kepada pengusaha untuk dijual kembali.
"Disinimah memang banyaknya emping, dijual tapi mentahnya, bukan yang hasil di goreng," katanya.
Dari hasil diaolog yang disampaikan diakui para UMKM ada dinamika pasang surut semangat dalam menekuni produksi UMKM. Hal ini sering dengan pembeli yang juga tidak seramai di daerah perkotaan.
Pelaku UMKM hadir dalam acara itu juga menyadari bahwa media sosial menjadi pendukung untuk memperluas jangkauan pemasaran.
"Ada yang sudah punya Instagram, ada juga yang belum," katanya.***