Pelajar NU Glagah Siap Tanggap Jadi Montir Saat Banjir Tiba
Citizen News

IPNU IPPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama" dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama") merupakan salah satu organisasi kepemudaan yang mempunyai peran strategis untuk turut serta berkonstribusi dalam kegiatan masyarakat. Meski terbilang sebagai organisasi pelajar dan kepemudaan, di dalamnya anak-anak muda, tetapi IPNU IPPNU terbukti cukup punya andil besar dalam menggembleng para pemuda agar ke depan mereka aktif dalam kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk lingkungan sekitar.
Itu menjadi misi pentingnya, sedangkan secara teknis lapangan, sejak pelajar, bahkan sejak dini mereka para pemuda sudah diberi pembelajaran bagaimana dan seberapa penting perannya di masyarakat. Hitung-hitung bekal awal sebagai proses penyadaran. Ditambah lagi dengan pembelajaran nilai-nilai leadership untuk nantinya akan mengarahkan, mengordinir, dan mengedukasi apa saja yang dibutuhkan masyarakat.
Perlu diketahui, IPNU IPPNU ini terhitung organisasi besar, ada pada semua lini, dari struktur pusat sampai di desa-desa. Dari perkotaan sampai ke pelosok-pelosok. Artinya, jika suatu organisasi sudah terjun dalam lini masyarakat arus bawah, maka kebermanfaatan mereka tidak perlu diragukan lagi, karena mayoritas kegiatan mereka pasti bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Seperti yang dilakukan PAC IPNU IPPNU Kecamatan Glagah, Lamongan. IPNU IPPNU yang ada di tingkatan kecamatan itu mencoba berinisiatif membantu warga secara langsung saat musim hujan tiba. Khususnya di Glagah, ketika musim hujan datang, kebanyakan desa mengalami kebanjiran yang tercatat cukup lama, bisa sampai berbulan-bulan. Meski peristiwa ini tiap tahun biasa terjadi, sekali sampai dua kali, tetapi harapannya kalau bisa jangan sampai terjadi banjir lagi. Itu sangat mengganggu kenyamanan masyarakat.
Sebagai gambaran, ketika banjir datang, imbasnya merembet pada jalan utama yang dilalui masyarakat ketika bekerja. Banjirnya cukup tinggi, sekitar lutut orang dewasa. Bisa di atasnya, dan lama-lama surut di bawahnya. Intinya, jika diukur dengan ketinggian motor, ukurannya bisa menutupi mesin, sehingga memudahkan motor mogok. Hal tersebut sangat mengganggu aktivitas warga. Apalagi ketika pagi-pagi, saat warga berangkat bekerja, terlihat banyak sekali motor warga yang mogok. Kasihan, pencarian rezeki warga terganggu. tersendat dan cukup menjengkelkan.
Dari situ PAC IPNU IPPNU berisiatif membuat program kegiatan membantu warga. Mereka berkolaborasi dengan SMK NU 2 Glagah yang kebetulan terdapat jurusan otomotif. Tujuan utamanya membantu warga apabila mendapati motor yang tiba-tiba mogok. Tidak perlu ditanyakan lagi keahlian mereka seperti apa. Setidaknya mereka mau membantu dan bisa melakukan penanganan pertama ketika motor mogok karena banjir.
Kegiatan itu mereka lakukan di pagi hari menjelang siang dengan intens, seminggu dua kali sampai dirasa banjir agak surut. Mereka stand by di pinggir jalan. Selain itu, mereka juga memberi batas pada tepi jalan supaya warga tahu mana batas jalannya. Jangan sampai warga melewati batas, karena di samping kanan kiri jalan ada tambak yang tepinya ikut direndam banjir. Uniknya lagi, teknisinya bukan hanya laki-laki saja, ada beberapa perempuan yang ikut membantu.
Di samping membantu warga, PAC IPNU IPPNU Glagah juga sebenarnya punya motif lain dalam kegiatan ini, yaitu ingin mewadahi para pelajar agar bisa mengimplementasikan keahliannya. Biasanya mereka hanya mengandalkan saat PSG (Pembelajaran Sistem Ganda) atau pembelajaran di luar sekolah, namun dengan kegiatan tersebut mereka bisa langsung berinteraksi dengan warga sekaligus mengamalkan ilmu yang mereka dapat di sekolah.
Warga meresponnya dengan positif. Banyak warga yang terbantu. Meski ada sedikit kendala-kendala kecil, tapi akhirnya warga bisa melanjutkan kerjanya. Sebab tidak ada jalan alternatif lebih cepat, yang ada malah lebih jauh. Jadi mau tidak mau warga terpaksa melalui jalan itu.
#wargabantuwarga
Itu menjadi misi pentingnya, sedangkan secara teknis lapangan, sejak pelajar, bahkan sejak dini mereka para pemuda sudah diberi pembelajaran bagaimana dan seberapa penting perannya di masyarakat. Hitung-hitung bekal awal sebagai proses penyadaran. Ditambah lagi dengan pembelajaran nilai-nilai leadership untuk nantinya akan mengarahkan, mengordinir, dan mengedukasi apa saja yang dibutuhkan masyarakat.
Perlu diketahui, IPNU IPPNU ini terhitung organisasi besar, ada pada semua lini, dari struktur pusat sampai di desa-desa. Dari perkotaan sampai ke pelosok-pelosok. Artinya, jika suatu organisasi sudah terjun dalam lini masyarakat arus bawah, maka kebermanfaatan mereka tidak perlu diragukan lagi, karena mayoritas kegiatan mereka pasti bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Seperti yang dilakukan PAC IPNU IPPNU Kecamatan Glagah, Lamongan. IPNU IPPNU yang ada di tingkatan kecamatan itu mencoba berinisiatif membantu warga secara langsung saat musim hujan tiba. Khususnya di Glagah, ketika musim hujan datang, kebanyakan desa mengalami kebanjiran yang tercatat cukup lama, bisa sampai berbulan-bulan. Meski peristiwa ini tiap tahun biasa terjadi, sekali sampai dua kali, tetapi harapannya kalau bisa jangan sampai terjadi banjir lagi. Itu sangat mengganggu kenyamanan masyarakat.
Sebagai gambaran, ketika banjir datang, imbasnya merembet pada jalan utama yang dilalui masyarakat ketika bekerja. Banjirnya cukup tinggi, sekitar lutut orang dewasa. Bisa di atasnya, dan lama-lama surut di bawahnya. Intinya, jika diukur dengan ketinggian motor, ukurannya bisa menutupi mesin, sehingga memudahkan motor mogok. Hal tersebut sangat mengganggu aktivitas warga. Apalagi ketika pagi-pagi, saat warga berangkat bekerja, terlihat banyak sekali motor warga yang mogok. Kasihan, pencarian rezeki warga terganggu. tersendat dan cukup menjengkelkan.
Dari situ PAC IPNU IPPNU berisiatif membuat program kegiatan membantu warga. Mereka berkolaborasi dengan SMK NU 2 Glagah yang kebetulan terdapat jurusan otomotif. Tujuan utamanya membantu warga apabila mendapati motor yang tiba-tiba mogok. Tidak perlu ditanyakan lagi keahlian mereka seperti apa. Setidaknya mereka mau membantu dan bisa melakukan penanganan pertama ketika motor mogok karena banjir.
Kegiatan itu mereka lakukan di pagi hari menjelang siang dengan intens, seminggu dua kali sampai dirasa banjir agak surut. Mereka stand by di pinggir jalan. Selain itu, mereka juga memberi batas pada tepi jalan supaya warga tahu mana batas jalannya. Jangan sampai warga melewati batas, karena di samping kanan kiri jalan ada tambak yang tepinya ikut direndam banjir. Uniknya lagi, teknisinya bukan hanya laki-laki saja, ada beberapa perempuan yang ikut membantu.
Di samping membantu warga, PAC IPNU IPPNU Glagah juga sebenarnya punya motif lain dalam kegiatan ini, yaitu ingin mewadahi para pelajar agar bisa mengimplementasikan keahliannya. Biasanya mereka hanya mengandalkan saat PSG (Pembelajaran Sistem Ganda) atau pembelajaran di luar sekolah, namun dengan kegiatan tersebut mereka bisa langsung berinteraksi dengan warga sekaligus mengamalkan ilmu yang mereka dapat di sekolah.
Warga meresponnya dengan positif. Banyak warga yang terbantu. Meski ada sedikit kendala-kendala kecil, tapi akhirnya warga bisa melanjutkan kerjanya. Sebab tidak ada jalan alternatif lebih cepat, yang ada malah lebih jauh. Jadi mau tidak mau warga terpaksa melalui jalan itu.
#wargabantuwarga