Pegiat Seni, Hajad Guna Roasmadi, Kecam Joget Porno di Lombok Timur
Citizen News

Penomena joget porno pada kegiatan hiburan kecimolan dan bejanggeran tidak hanya dipertontonkan diluar daerah saja. Kejadian ini juga diadopsi di wilayah administrasi Kabupaten Lombok Timur.
Hal ini menjadi kecaman serius oleh pegiat seni Hajad Guna Roasmadi, SH. Pasalnya, baru-baru ini di wilayahnya Desa Ketangga Kecamatan Suela, Ahad (02/07) ada kegiatan hiburan musik dengan bumbu joget erotis.
Selain itu, para pengiring diduga membawa serta meneguk minuman keras ditengah alunan musik.
Eros nama akrabnya menentang hiburan yang tak senonoh itu. Menurutnya berkesenian itu adalah hidup, tapi tidak dengan joget porno.
"Saya pelaku seni sangat menjunjung tinggi kreativitas berkesenian, dan selama bermain musik tidak sepakat dengan joget-joget tak wajar itu," jelas Eros yang juga pemuda pelopor bidang Budaya dan Pariwisata itu, melalui release tertulis yang diterima media ini, pada Rabu (05/06/2023).
Ia juga kesal, dalam pagelaran tersebut banyak anak-anak yang juga ikut melihat aksi tak senonoh itu.
Ia berharap, kedepan pemerintah desa dalam hal ini penting membuat awiq-awiq desa atau peraturan desa yang di buat oleh Badan Permusyawarat Desa (BPD) dalam pagelaran seni.
"Saya pikir ini tugas semua pihak untuk ikut andil, begitu juga dengan pemerintah desa melalui badan permusyawarat desa untuk membuat draf perdes berkesenian," paparnya.
Dirinya tak menyangka, kalau penomena joget erotis di desanya mulai masuk. Sebab selama ini banyak terjadi di daerah lain.
Hal ini menjadi kecaman serius oleh pegiat seni Hajad Guna Roasmadi, SH. Pasalnya, baru-baru ini di wilayahnya Desa Ketangga Kecamatan Suela, Ahad (02/07) ada kegiatan hiburan musik dengan bumbu joget erotis.
Selain itu, para pengiring diduga membawa serta meneguk minuman keras ditengah alunan musik.
Eros nama akrabnya menentang hiburan yang tak senonoh itu. Menurutnya berkesenian itu adalah hidup, tapi tidak dengan joget porno.
"Saya pelaku seni sangat menjunjung tinggi kreativitas berkesenian, dan selama bermain musik tidak sepakat dengan joget-joget tak wajar itu," jelas Eros yang juga pemuda pelopor bidang Budaya dan Pariwisata itu, melalui release tertulis yang diterima media ini, pada Rabu (05/06/2023).
Ia juga kesal, dalam pagelaran tersebut banyak anak-anak yang juga ikut melihat aksi tak senonoh itu.
Ia berharap, kedepan pemerintah desa dalam hal ini penting membuat awiq-awiq desa atau peraturan desa yang di buat oleh Badan Permusyawarat Desa (BPD) dalam pagelaran seni.
"Saya pikir ini tugas semua pihak untuk ikut andil, begitu juga dengan pemerintah desa melalui badan permusyawarat desa untuk membuat draf perdes berkesenian," paparnya.
Dirinya tak menyangka, kalau penomena joget erotis di desanya mulai masuk. Sebab selama ini banyak terjadi di daerah lain.