Pegiat Ecobrick Kabupaten Jombang Terbesar di Jawa Timur dalam Inspirasi Indonesia #1
Diskusi Komunitas

Di dalam tayangan TVRI acara Inspirasi Indonesia yang meliput kegiatan pegiat lingkungan dari berbagai kalangan di Kabupaten Jombang Jawa Timur. Kabupaten Jombang Jatim dikenal menjadi tujuan wisata religi salah satunya adalah makam Gus Dur. Keberadaan makam Gus Dur selain memberikan berkah kepada masyarakat sekitar dengan meningkatkan perekonomian warga, di sisi lain ternyata juga memberikan dampak atau masalah lain terkait dengan lingkungan yakni bertambahnya produksi sampah plastik yang ada di kawasan ini, menjawab persoalan tersebut salah satu pondok pesantren yang ada di kawasan ini yakni Pondok Pesantren Mambaul Hikam kemudian melakukan gerakan pengolahan sampah bersama dengan komunitas sanggar Hijau Indonesia mereka melakukan gerakan pengolahan sampah plastik menjadi ecobrick atau balok ramah lingkungan.
Aksi nyata terkait dengan penanganan sampah plastik juga dilakukan oleh para santri di pondok pesantren putri Mambaul Hikam Kabupaten Jombang pondok pesantren yang terletak tak jauh dari makam Gusdur ini melakukan gerakan penanganan sampah plastik dengan mengambil nilai manfaat yang selama ini sampah menjadi masalah untuk diubah menjadi berkah. Selain secara rutin dilakukan para santri belajar membuat ecobrick dimana bahannya diambil dari warung warung di sekitar makam Gus Dur.
“Jadi kita ada yang mengambil sampah dari Kawasan Gus Dur sekitar 1 minggu sekali di kawasan makam Gus Dur, selain itu kita juga ngambil dari ibu-ibu toko Laundry, kan biasanya banyak sampah sampah bekas cucian, ada bungkus bungkus sabun juga, nah itu biasanya kita ambil dari pada dibakar oleh orang-orang itu kan bisa membuat polusi udara. Setelah itu kita kumpulkan ke sini kita timbang terus juga ibu-ibunya atau yang Warung Ibu warung atau Ibu yang mempunyai Laundry itu kita kasih tabungan, Tabungan yang itu kita bikin berapa gram yang mereka setorkan ke kita ada timbal baliknya supaya masyarakat akhirnya menyadari dari tindakannya bahwa sampah itu bisa jadi berkah”, tutur Ajela Martia Mumtaz, santri Ponpes Mambaul Hikam Kab. Jombang.
Tidak hanya belajar agaman Pondok Pesantren Mambaul Hikam berkomitmen bahwa cinta lingkungan dan berbudaya lingkungan menjadi perhatian bagi para santri di wilayah Pondok Pesantren dan kelak anak-anak bisa menjadi pelopor dalam menjaga kelestarian lingkungan ditengah masyarakat.
“Kita punya program setiap hari aha’d itu ngaji lingkungan, setelah ro’an jam 9 kita kumpul dalam satu minggu itu anak-anak harus menyelesaikan satu ecobrick satu kamar, kalau Sabtu Minggu itu sudah diselesaikan maka di hari Minggunya anaknya tinggal nimbang standar atau tidak kalau belum selesai maka harus dituntaskan sampai selesai seperti itu karena bagaimanapun Pesantren seharusnya menjadi Garda terdepan untuk mencintai lingkungan, jadi ngajinya bukan hanya kita bisa sholat atau hafalan lainnya, tetapi lingkungan ini harus kita jaga karena nanti akan menjadi generasi emas pada masanya. Tidak bisa dipungkiri lah zaman sekarang itu maunya serba instan maka plastik itu akhirnya menjadi permasalahan di Indonesia” penjelasan dari pengasuh ponpes Mambaul Hikam Hj. Maftuhah Mustiqowati, S. Ag., M. Pd.
Harapan ke depan santri-santrinya peduli lingkungan kepada siapapun, kepada saudaranya, kepada tetangganya, akan memberikan sebuah pembelajaran bahwasanya plastik itu harus kita simpan dan kita buat sebuah karya supaya tidak mengotori lingkungan ini. imbuh ibu Hj. Maftuhah Mustiqowati.
Aksi nyata terkait dengan penanganan sampah plastik juga dilakukan oleh para santri di pondok pesantren putri Mambaul Hikam Kabupaten Jombang pondok pesantren yang terletak tak jauh dari makam Gusdur ini melakukan gerakan penanganan sampah plastik dengan mengambil nilai manfaat yang selama ini sampah menjadi masalah untuk diubah menjadi berkah. Selain secara rutin dilakukan para santri belajar membuat ecobrick dimana bahannya diambil dari warung warung di sekitar makam Gus Dur.
“Jadi kita ada yang mengambil sampah dari Kawasan Gus Dur sekitar 1 minggu sekali di kawasan makam Gus Dur, selain itu kita juga ngambil dari ibu-ibu toko Laundry, kan biasanya banyak sampah sampah bekas cucian, ada bungkus bungkus sabun juga, nah itu biasanya kita ambil dari pada dibakar oleh orang-orang itu kan bisa membuat polusi udara. Setelah itu kita kumpulkan ke sini kita timbang terus juga ibu-ibunya atau yang Warung Ibu warung atau Ibu yang mempunyai Laundry itu kita kasih tabungan, Tabungan yang itu kita bikin berapa gram yang mereka setorkan ke kita ada timbal baliknya supaya masyarakat akhirnya menyadari dari tindakannya bahwa sampah itu bisa jadi berkah”, tutur Ajela Martia Mumtaz, santri Ponpes Mambaul Hikam Kab. Jombang.
Tidak hanya belajar agaman Pondok Pesantren Mambaul Hikam berkomitmen bahwa cinta lingkungan dan berbudaya lingkungan menjadi perhatian bagi para santri di wilayah Pondok Pesantren dan kelak anak-anak bisa menjadi pelopor dalam menjaga kelestarian lingkungan ditengah masyarakat.
“Kita punya program setiap hari aha’d itu ngaji lingkungan, setelah ro’an jam 9 kita kumpul dalam satu minggu itu anak-anak harus menyelesaikan satu ecobrick satu kamar, kalau Sabtu Minggu itu sudah diselesaikan maka di hari Minggunya anaknya tinggal nimbang standar atau tidak kalau belum selesai maka harus dituntaskan sampai selesai seperti itu karena bagaimanapun Pesantren seharusnya menjadi Garda terdepan untuk mencintai lingkungan, jadi ngajinya bukan hanya kita bisa sholat atau hafalan lainnya, tetapi lingkungan ini harus kita jaga karena nanti akan menjadi generasi emas pada masanya. Tidak bisa dipungkiri lah zaman sekarang itu maunya serba instan maka plastik itu akhirnya menjadi permasalahan di Indonesia” penjelasan dari pengasuh ponpes Mambaul Hikam Hj. Maftuhah Mustiqowati, S. Ag., M. Pd.
Harapan ke depan santri-santrinya peduli lingkungan kepada siapapun, kepada saudaranya, kepada tetangganya, akan memberikan sebuah pembelajaran bahwasanya plastik itu harus kita simpan dan kita buat sebuah karya supaya tidak mengotori lingkungan ini. imbuh ibu Hj. Maftuhah Mustiqowati.