Pasca Banjir Masyarakat Tarra Tallu Gotong Royong Bersama
Citizen News

Sureq JW-Luwu Utara. Pasca banjir masyarakat Desa Tarra Tallu Kecamatan Mappedeceng Kabupaten Luwu Utara melakukan gotong royong bersama membersihkan saluran air sepanjang jalan poros Desa Tarra Tallu, Sabtu. 27 April 2024.
Kegiatan gotong royong tersebut didampingi langsung oleh Kepala Desa Tarra Tallu, H. Artin dan aparat Desa Tarra Tallu.
Banjir yang melanda Desa Tarra Tallu tanggal 23 April 2024 yang lalu membuat saluran pembuangan tersumbat. Sampah sampah yang terbawa arus air tidak bisa ikut terbawa karena belum adanya dranase di titik tersebut, ditambah lagi dengan adanya tanggul saluran irigasi yang memperkecil sebaran air yang naik ke permukaan.
Masyarakat yang melakukan gotong royong berharap ke depan pemerintah Kabupaten Luwu Utara memperhatikan saluran drainase sepanjang jalan poros Desa Tarra Tallu.
"Tanggul Irigasi bagian timur jalan hanya berjarak sekitar 50 meter dari jalan poros, sehingga jika air sungai naik tentu tidak meninggalkan tempat, karena tertahan," Ungkap Hendra.
Masih Hendra, sedangkan bagian barat jalan sungai Baliase juga cukup dekat dari jalan poros, dengan tidak adanya dranase yang dibuat sepanjang jalan poros Tarra Tallu maka setiap debit air tinggi akan mengakibatkan banjir.
Akibat banjir yang terjadi, beberapa lahan masyarakat tergenang, tanaman jangung gagal panen, bunga dan buah coklat gugur dan hitam. Bahkan, sisi bagian barat pagar SD Tarra Tallu roboh akibat tekanan air, kerusakan peralatan rumah tangga tentu tidak terhindarkan lagi, seperti kulkas dan peralatan elektronik lainnya.
"Kami berharap banjir yang melanda Desa Tarra Tallu dan 12 Desa lain bagian dalam se-kecamatan Mappedeceng dapat diperhatikan dengan serius, sehingga potensi kerusakan pembangunan dan kerugian masyarakat dapat dihindari," Harap Hendra.
HR
Kegiatan gotong royong tersebut didampingi langsung oleh Kepala Desa Tarra Tallu, H. Artin dan aparat Desa Tarra Tallu.
Banjir yang melanda Desa Tarra Tallu tanggal 23 April 2024 yang lalu membuat saluran pembuangan tersumbat. Sampah sampah yang terbawa arus air tidak bisa ikut terbawa karena belum adanya dranase di titik tersebut, ditambah lagi dengan adanya tanggul saluran irigasi yang memperkecil sebaran air yang naik ke permukaan.
Masyarakat yang melakukan gotong royong berharap ke depan pemerintah Kabupaten Luwu Utara memperhatikan saluran drainase sepanjang jalan poros Desa Tarra Tallu.
"Tanggul Irigasi bagian timur jalan hanya berjarak sekitar 50 meter dari jalan poros, sehingga jika air sungai naik tentu tidak meninggalkan tempat, karena tertahan," Ungkap Hendra.
Masih Hendra, sedangkan bagian barat jalan sungai Baliase juga cukup dekat dari jalan poros, dengan tidak adanya dranase yang dibuat sepanjang jalan poros Tarra Tallu maka setiap debit air tinggi akan mengakibatkan banjir.
Akibat banjir yang terjadi, beberapa lahan masyarakat tergenang, tanaman jangung gagal panen, bunga dan buah coklat gugur dan hitam. Bahkan, sisi bagian barat pagar SD Tarra Tallu roboh akibat tekanan air, kerusakan peralatan rumah tangga tentu tidak terhindarkan lagi, seperti kulkas dan peralatan elektronik lainnya.
"Kami berharap banjir yang melanda Desa Tarra Tallu dan 12 Desa lain bagian dalam se-kecamatan Mappedeceng dapat diperhatikan dengan serius, sehingga potensi kerusakan pembangunan dan kerugian masyarakat dapat dihindari," Harap Hendra.
HR