"Pararunten Akang Teteh" Sebagai Bentuk Sikap Someah khas Jawa Barat
Berita Warga

Pararunten dalam bahasa Sunda, bahasa khas Jawa Barat, adalah bentuk jamak dari kata "Punten" yang ditambahkan suku kata "-ar-" ditengahnya dan kerap diucapkan seseorang ketika hendak berjalan melewati orang lain. Budaya ini menjadi ciri khas orang-orang dari daerah Jawa Barat dengan mengusung sikap "Someah" yang berarti ramah tamah pada siapapun.
Ciri khas warga Jawa Barat adalah sikap Someah ini. Sikap yang ramah tamah, menebar senyum, dan mengusung 5S. Kepanjangan dari 5S adalah Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun.
Dengan wajah yang tersenyum melantunkan salam sembari menyapa seseorang secara sopan dan santun, tentunya menumbuhkan aura positif dari orang tersebut.
Sapaan "Akang" yang seringkali mengiringi kata "Punten" atau "Pararunten" ini sebagai bentuk hormat dari seseorang kepada laki-laki yang lebih tua, sedangkan "Teteh" digunakan kepada perempuan yang lebih tua. Namun, tidak hanya kepada mereka yang lebih tua saja, rekan sebaya pun kerap kali menggunakan sapaan tersebut.
Sikap yang sudah membudaya ini menjadi hal yang menarik perhatian bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara ketika bertemu dengan warga Jawa Barat. Bahkan, seorang wisatawan lokal Sumatera yang sempat bertemu dengan warga Jawa Barat dapat mengenalinya hanya dengan kata "Pararunten" yang diucapkan orang tersebut ketika bertatap muka.
Kebudayaan ini sudah melekat dalam diri orang Jawa Barat. Secara turun menurun, baik muda maupun tua, baik perempuan maupun laki-laki, baik di pagi hari sampai dengan malam hari.
Ciri khas warga Jawa Barat adalah sikap Someah ini. Sikap yang ramah tamah, menebar senyum, dan mengusung 5S. Kepanjangan dari 5S adalah Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun.
Dengan wajah yang tersenyum melantunkan salam sembari menyapa seseorang secara sopan dan santun, tentunya menumbuhkan aura positif dari orang tersebut.
Sapaan "Akang" yang seringkali mengiringi kata "Punten" atau "Pararunten" ini sebagai bentuk hormat dari seseorang kepada laki-laki yang lebih tua, sedangkan "Teteh" digunakan kepada perempuan yang lebih tua. Namun, tidak hanya kepada mereka yang lebih tua saja, rekan sebaya pun kerap kali menggunakan sapaan tersebut.
Sikap yang sudah membudaya ini menjadi hal yang menarik perhatian bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara ketika bertemu dengan warga Jawa Barat. Bahkan, seorang wisatawan lokal Sumatera yang sempat bertemu dengan warga Jawa Barat dapat mengenalinya hanya dengan kata "Pararunten" yang diucapkan orang tersebut ketika bertatap muka.
Kebudayaan ini sudah melekat dalam diri orang Jawa Barat. Secara turun menurun, baik muda maupun tua, baik perempuan maupun laki-laki, baik di pagi hari sampai dengan malam hari.