Masuk Daftar

OPINI: Kesejahteraan Guru yang Dikorbankan atas Nama Keikhlasan

Berita Warga
Dalam Islam, profesi sebagai guru memiliki kedudukan yang sangat mulia. Rasulullah ﷺ bersabda, "Sesungguhnya Allah, malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi, bahkan semut di dalam lubangnya dan ikan di lautan akan bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia." (HR. Tirmidzi). Hadis ini menunjukkan betapa besarnya pahala bagi para pendidik yang ikhlas dalam mengajarkan ilmu.

Namun, sering kali konsep ikhlas disalahartikan dalam konteks kesejahteraan guru. Banyak pihak menganggap bahwa karena mengajar adalah ladang pahala, maka para guru seharusnya menerima kondisi finansial yang minim tanpa mengeluh. Ini adalah pemahaman yang kurang tepat. Islam mengajarkan keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Dalam Al-Qur"an, Allah berfirman:

"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia..." (QS. Al-Qashash: 77).

Ayat ini menegaskan bahwa meskipun keikhlasan dalam mengajar adalah nilai utama, kesejahteraan materi juga penting dan harus diperjuangkan. Guru adalah manusia yang memiliki kebutuhan hidup, keluarga yang harus dinafkahi, dan kewajiban finansial yang harus dipenuhi. Menuntut mereka untuk sepenuhnya mengandalkan keikhlasan tanpa memberikan kesejahteraan yang layak adalah bentuk kezaliman.

Dalam Islam, pemerintah dan masyarakat memiliki tanggung jawab untuk memastikan kesejahteraan para pendidik. Nabi Muhammad ﷺ sendiri mencontohkan bagaimana seseorang yang bekerja harus diberikan upah yang layak. Beliau bersabda, "Berikanlah upah kepada pekerja sebelum kering keringatnya." (HR. Ibnu Majah). Jika profesi lain mendapatkan penghargaan materi yang layak, mengapa guru—yang mencetak generasi masa depan—harus dikesampingkan?

Memperjuangkan kesejahteraan guru bukan berarti menghilangkan keikhlasan mereka, melainkan menegakkan keadilan. Keikhlasan tidak boleh dijadikan alasan untuk meniadakan hak-hak dasar guru. Islam menekankan bahwa keseimbangan antara hak dan kewajiban adalah prinsip utama dalam kehidupan. Oleh karena itu, sudah saatnya konsep keikhlasan tidak lagi menjadi alasan untuk menutup mata terhadap kesejahteraan guru.

Jika kita ingin menciptakan sistem pendidikan yang berkualitas, kita harus memastikan bahwa para guru mendapatkan hak yang layak. Dengan demikian, mereka dapat mengajar dengan lebih baik, lebih tenang, dan lebih produktif—sehingga keikhlasan mereka benar-benar bernilai di hadapan Allah, tanpa harus menderita dalam kehidupan dunia.

- Rohmad Avi Hidayat

Tagar Populer

Berita Warga Terpopuler

Berita Warga Terbaru

Jelajahi Informasi Lebih Dalam

Berita Warga

Kabar berita terkini dari warga

Loker

Informasi lapangan pekerjaan

Acara

Undangan acara untuk warga

Laporan Warga

Masalah yang terjadi di lingkungan

Komunitas

Ruang komunitas AtmaGo

Lihat kabar pilihan, khusus dirangkum untukmu!

Masuk Daftar