NASEHAT AGAR TIDAK BERGAMPANGAN CURHAT DI MEDIA SOSIAL
Citizen News

NASEHAT AGAR TIDAK BERGAMPANGAN CURHAT DI MEDIA SOSIAL
Pertanyaan :
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Ustadz, Saya mau bertanya, bolehkah seorang akhawat curhat di media sosial, misal di status Whatsapp atau Instagram. baik ketika ia bahagia maupun ketika ia sedih dan ada masalah, ataupun menceritakan pasangan, anak dan lain-lain ?
شكرا ,والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
(Disampaikan oleh Fulanah, Sahabat BiAS T09 G-09)
---------------
Jawaban :
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du.
Curhat di sosmed kami tidak menganjurkannya, karena terkadang atau seringnya justru menimbulkan efek yang tidak baik. Seperti mengungkap aib diri sendiri dan aib orang lain, menjadi sebab timbulnya ghibah, fitnah, caci maki, dan lain-lain.
Belum lagi curhat di sosmed ini mendorong manusia untuk senantiasa mencari simpati manusia yang merusak keikhlasan.
Dan menjadi sebab masuknya keburukan dalam diri kita keburukan dari orang-orang yang berpenyakit di dalam hatinya.
Belum lagi jika ada orang yang hasad, iri dengki kepada kita lalu berusaha menimpakan bahaya kepada kita dan keluarga kita. Dan bahaya-bahaya lainnya.
Kecuali jika maksud kita curhat untuk mendapatkan nasehat dari orang yang kita pandang bijaksana, berilmu dan kaya pengalaman hidup maka tidak mengapa menyampaikan kesedihan kepadanya secara personal.
Namun ini hanya anjuran saja dan kami tak berani mengatakan haramnya perbuatan curhat di sosmed wal ilmu indallah. Maka dari itu Allah ta’ala mengisahkan Nabi Ya’qub yang hanya mengeluhkan serta curhat berbagai macam kesedihan kepada Allah ta’ala :
قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Ya’qub menjawab : “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya”.
(QS Yusuf : 86)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di tatkala menafsirkan ayat ini beliau berkata :
فقال يعقوب إنما أشكو بثي أي : ما أبث من الكلام [ ص: 803 ] وحزني : الذي في قلبي. إلى الله : وحده لا إليكم ولا إلى غيركم من الخلق ؛ فقولوا ما شئتم ، وأعلم من الله ما لا تعلمون
“Ya’qub berkata sesungguhnya aku hanya mengadukan kesusahanku yaitu apa yang kusebarkan berupa ucapan, dan kesedihanku yang ada di dalam hatiku hanya kepada Allah. Aku adukan hanya kepada Allah semata, bukan kepada kalian, tidak pula kepada selain kalian dari kalangan makhluk. Berkatalah sekehendak kalian, aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kalian ketahui.”
(Taisir Karimirrah Rahman : 404).
Wallahu a’lam
Wabillahit taufiq
Dijawab dengan ringkas oleh :
Ustadz Abul Aswad Al Bayati, حفظه الله تعالى
Reposted by : 👥 Grup wa manhaj salaf Channel telegram salafyways
https://goo.gl/vLphkg
Follow :
@kutipantausiyah
Pertanyaan :
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Ustadz, Saya mau bertanya, bolehkah seorang akhawat curhat di media sosial, misal di status Whatsapp atau Instagram. baik ketika ia bahagia maupun ketika ia sedih dan ada masalah, ataupun menceritakan pasangan, anak dan lain-lain ?
شكرا ,والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
(Disampaikan oleh Fulanah, Sahabat BiAS T09 G-09)
---------------
Jawaban :
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du.
Curhat di sosmed kami tidak menganjurkannya, karena terkadang atau seringnya justru menimbulkan efek yang tidak baik. Seperti mengungkap aib diri sendiri dan aib orang lain, menjadi sebab timbulnya ghibah, fitnah, caci maki, dan lain-lain.
Belum lagi curhat di sosmed ini mendorong manusia untuk senantiasa mencari simpati manusia yang merusak keikhlasan.
Dan menjadi sebab masuknya keburukan dalam diri kita keburukan dari orang-orang yang berpenyakit di dalam hatinya.
Belum lagi jika ada orang yang hasad, iri dengki kepada kita lalu berusaha menimpakan bahaya kepada kita dan keluarga kita. Dan bahaya-bahaya lainnya.
Kecuali jika maksud kita curhat untuk mendapatkan nasehat dari orang yang kita pandang bijaksana, berilmu dan kaya pengalaman hidup maka tidak mengapa menyampaikan kesedihan kepadanya secara personal.
Namun ini hanya anjuran saja dan kami tak berani mengatakan haramnya perbuatan curhat di sosmed wal ilmu indallah. Maka dari itu Allah ta’ala mengisahkan Nabi Ya’qub yang hanya mengeluhkan serta curhat berbagai macam kesedihan kepada Allah ta’ala :
قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Ya’qub menjawab : “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya”.
(QS Yusuf : 86)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di tatkala menafsirkan ayat ini beliau berkata :
فقال يعقوب إنما أشكو بثي أي : ما أبث من الكلام [ ص: 803 ] وحزني : الذي في قلبي. إلى الله : وحده لا إليكم ولا إلى غيركم من الخلق ؛ فقولوا ما شئتم ، وأعلم من الله ما لا تعلمون
“Ya’qub berkata sesungguhnya aku hanya mengadukan kesusahanku yaitu apa yang kusebarkan berupa ucapan, dan kesedihanku yang ada di dalam hatiku hanya kepada Allah. Aku adukan hanya kepada Allah semata, bukan kepada kalian, tidak pula kepada selain kalian dari kalangan makhluk. Berkatalah sekehendak kalian, aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kalian ketahui.”
(Taisir Karimirrah Rahman : 404).
Wallahu a’lam
Wabillahit taufiq
Dijawab dengan ringkas oleh :
Ustadz Abul Aswad Al Bayati, حفظه الله تعالى
Reposted by : 👥 Grup wa manhaj salaf Channel telegram salafyways
https://goo.gl/vLphkg
Follow :
@kutipantausiyah