Nasana Foundation Gelar Bincang Kebencanaan
Berita Warga

Rabu (28/09/22) - Mengisi peringatan 4 Tahun Bencana Sulteng, Nasana Foundation gelar Bincang Kebencanaan bersama perwakilan lembaga kepemudaan dari Kota Palu dan Tolitoli. Acara yang dipusatkan di Baruga Islamic Center Untad ini menghadirkan TAGANA Kota Palu sebagai pembicara.
Direktur Nasana Foundation, Rani Astriani M, dalam sambutannya menekankan pentingnya pemahaman pegiat lembaga terkait kebencanaan.
"Mungkin teman-teman bertanya-tanya kenapa ada banyak lembaga yang diundang dalam kegiatan bincang kebencanaan ini, yang bukan dari lembaga sosial-kemanusiaan. Sengaja kami melakukannya sebab yang kami pahami bahwa urusan kesiapsiagaan bencana harusnya dipahami oleh semua teman-teman yang berlembaga" jelas Rani.
Rani juga menyinggung soal upaya memasukkan Literasi Kebencanaan ke dalam Literasi Dasar.
"Kami mendukung penuh usulan dari para tokoh dan pakar soal dimasukkannya Literasi Kebencanaan ke dalam Literasi Dasar. Artinya jika masuk dalam Literasi Dasar maka pengetahuan kebencanaan akan menjadi penting bahkan wajib diajarkan pada semua masyarakat sebab dengannya kita bisa mengurangi risiko bencana," ucap Rani.
Ketua Panitia, Ananda Pratama, juga memberikan keterangan soal kolaborasi lembaga pada kegiatan Bincang Kebencanaan.
"Setiap pengurus lembaga pasti punya tanggung jawab untuk mengedukasi masyarakat. Maka sebelum mengedukasi masyarakat soal kebencanaan, perlu kiranya para pegiat membekali diri dengan pengetahuan kebencanaan," jelas Anan.
Ananda Pratama juga menyampaikan harapan agar semua peserta yang hadir bisa menyatukan persepsi soal kesiapsiagaan bencana.
"Harapan saya, mudah-mudahan kita semua bisa satu persepsi soal pentingnya pengetahuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana dan juga terus meningkatkan keterampilan kerelawanan lainnya," tutupnya.
Direktur Nasana Foundation, Rani Astriani M, dalam sambutannya menekankan pentingnya pemahaman pegiat lembaga terkait kebencanaan.
"Mungkin teman-teman bertanya-tanya kenapa ada banyak lembaga yang diundang dalam kegiatan bincang kebencanaan ini, yang bukan dari lembaga sosial-kemanusiaan. Sengaja kami melakukannya sebab yang kami pahami bahwa urusan kesiapsiagaan bencana harusnya dipahami oleh semua teman-teman yang berlembaga" jelas Rani.
Rani juga menyinggung soal upaya memasukkan Literasi Kebencanaan ke dalam Literasi Dasar.
"Kami mendukung penuh usulan dari para tokoh dan pakar soal dimasukkannya Literasi Kebencanaan ke dalam Literasi Dasar. Artinya jika masuk dalam Literasi Dasar maka pengetahuan kebencanaan akan menjadi penting bahkan wajib diajarkan pada semua masyarakat sebab dengannya kita bisa mengurangi risiko bencana," ucap Rani.
Ketua Panitia, Ananda Pratama, juga memberikan keterangan soal kolaborasi lembaga pada kegiatan Bincang Kebencanaan.
"Setiap pengurus lembaga pasti punya tanggung jawab untuk mengedukasi masyarakat. Maka sebelum mengedukasi masyarakat soal kebencanaan, perlu kiranya para pegiat membekali diri dengan pengetahuan kebencanaan," jelas Anan.
Ananda Pratama juga menyampaikan harapan agar semua peserta yang hadir bisa menyatukan persepsi soal kesiapsiagaan bencana.
"Harapan saya, mudah-mudahan kita semua bisa satu persepsi soal pentingnya pengetahuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana dan juga terus meningkatkan keterampilan kerelawanan lainnya," tutupnya.