Mitigasi Bencana Penting untuk Turunkan Resiko Bencana Alam dan Cegah Kemiskinan
Berita Warga

JW Sureq Luwu Utara --- Salah satu jadi sorotan isu strategis adalah lingkungan dan ekonomi.
Hal itu dikatakan perwakilan komunitas jurnalisme warga Sureq Luwu Utara, Kadding saat pertemuan diskusi organisasi masyarakat sipil (OMS) dan pemerintah luwu utara yang diselenggarakan oleh rainforest alliance (RA) dalam mendorong program landscape sehat di warkop teras adira masamba jalan sultan hasanuddin kelurahan bone tua kecamatan masamba kabupaten luwu utara, provinsi sulawesi selatan, Rabu (17 juli 2024).
Kadding, tambahkan bahwa inovasi secanggih apapun itu tentang pertanian, tiada artinya. Bilamana mana lingkungan tidak diperhatikan dan mitigasi bencana alam tidak menjadi skala prioritas pemerintah. Sebab, inovasi yang indah dan canggih itu, akan lenyap di hantam banjir.
Luwu Utara ada delapan (8) DAS besar sehingga perlu pemerintah menjadikan skala prioritas dalam melakukan mitigasi bencana supaya resikonya berkurang.
Lihatlah bangun dan jalan yang ada di Ibu kota Masamba ketika datang banjir bandang. "Sekejap hancur, padahal bertahun tahun di bangunan oleh pemerintah dan masyarakat, "tuturnya.
Lanjut kadding, apalagi soal tanaman pertanian dan perkebunan milik warga seperti jagung, kakao, jeruk nipis, jeruk siam, padi, kelapa sawit usia 0-2.5 tahun banyak mati akibat terendam banjir yang saat ini sudah menghampiri 4 bulan terjadi di beberapa desa masing masing kecamatan Malangke, Malangke Barat, Baebunta Selatan, Baebunta dan lainnya.
Akibat itu, tentu mempengaruhi turun nya nilai tukar petani di beberapa kecamatan kabupaten Luwu Utara, dan penting dicarikan solusinya.
"Luwu Utara yang dulu nya urutan ketiga termiskin dan kemudian naik menjadi urutan kelima se Sulawesi Selatan. Maka kemungkinan tahun akan datang turun lagi, "ucapnya.
Kata Kadding, itu disebabkan karena bencana alam banjir yang berkepanjangan merendam lahan persawahan, ladang dan perkebunan perikanan dan peternakan petani sehingga membuat rugi besar sehingga mempengaruhi rendahnya nilai tukar petani (NTP), "singkatnya.
Turut dalam diskusi tersebut adalah rainforest alliance (RA), Plt. Kadis Pertanian Luwu Utara, Bappeda Luwu Utara, KPH Rongkong, Andi Baso, para organisasi masyarakat sipil.
Hal itu dikatakan perwakilan komunitas jurnalisme warga Sureq Luwu Utara, Kadding saat pertemuan diskusi organisasi masyarakat sipil (OMS) dan pemerintah luwu utara yang diselenggarakan oleh rainforest alliance (RA) dalam mendorong program landscape sehat di warkop teras adira masamba jalan sultan hasanuddin kelurahan bone tua kecamatan masamba kabupaten luwu utara, provinsi sulawesi selatan, Rabu (17 juli 2024).
Kadding, tambahkan bahwa inovasi secanggih apapun itu tentang pertanian, tiada artinya. Bilamana mana lingkungan tidak diperhatikan dan mitigasi bencana alam tidak menjadi skala prioritas pemerintah. Sebab, inovasi yang indah dan canggih itu, akan lenyap di hantam banjir.
Luwu Utara ada delapan (8) DAS besar sehingga perlu pemerintah menjadikan skala prioritas dalam melakukan mitigasi bencana supaya resikonya berkurang.
Lihatlah bangun dan jalan yang ada di Ibu kota Masamba ketika datang banjir bandang. "Sekejap hancur, padahal bertahun tahun di bangunan oleh pemerintah dan masyarakat, "tuturnya.
Lanjut kadding, apalagi soal tanaman pertanian dan perkebunan milik warga seperti jagung, kakao, jeruk nipis, jeruk siam, padi, kelapa sawit usia 0-2.5 tahun banyak mati akibat terendam banjir yang saat ini sudah menghampiri 4 bulan terjadi di beberapa desa masing masing kecamatan Malangke, Malangke Barat, Baebunta Selatan, Baebunta dan lainnya.
Akibat itu, tentu mempengaruhi turun nya nilai tukar petani di beberapa kecamatan kabupaten Luwu Utara, dan penting dicarikan solusinya.
"Luwu Utara yang dulu nya urutan ketiga termiskin dan kemudian naik menjadi urutan kelima se Sulawesi Selatan. Maka kemungkinan tahun akan datang turun lagi, "ucapnya.
Kata Kadding, itu disebabkan karena bencana alam banjir yang berkepanjangan merendam lahan persawahan, ladang dan perkebunan perikanan dan peternakan petani sehingga membuat rugi besar sehingga mempengaruhi rendahnya nilai tukar petani (NTP), "singkatnya.
Turut dalam diskusi tersebut adalah rainforest alliance (RA), Plt. Kadis Pertanian Luwu Utara, Bappeda Luwu Utara, KPH Rongkong, Andi Baso, para organisasi masyarakat sipil.