Merebut Tangsi Tambun Dari Laskar!!!
Berita Warga

Medio 1946
Sore makin turun di seputar Tambun, tapi sore menjelang magrib itu pasar yang biasanya ramai orang malah sepi....
Dari jalan tanah didepan gedung tinggi yg tepat di depan pasar terlihat gerakan orang menyebar dan bersiaga.....tentara!
Pasukan Mayor Sambas Admawinata sudah mengepung rapat gedung itu, gerakan melambung pasukan TKR dari depan, disusul oleh gerakan anak anak TKR laoet pimpinan Mayor M. Hasibuan yang menutup celah belakang gedung Markas Pusat Perjuangan Timur Jakarta itu...
Tak ketinggalan laskar laskar yang masih pro Republik juga mengambil posisi samping gedung yang dulu adalah sebuah Villa yang di miliki oleh keluarga Khow van Tamboen ini.
Sedang dari dalam gedung itu sepertinya tak menyadari kehadiran pasukan yang mengepung rapat posisi mereka....
Ya orang orang di dalam gedung itu adalah "pasukan merah", atau pasukan yang berafiliasi politik kiri!
Beberapa bulan lalu mereka masih tergabung dalam Persatuan Perjuangan Timur Jakarta namun karena beda pandangan politik, kelompok yang pasukannya mengenakan ikat lengan merah ini memutuskan memisahkan diri dan "berjuang" sesuai garis politik nya.
Pasukan merah ini menguasai gedung Markas beberapa hari setelah memisahkan diri, mereka menawan beberapa anggota TKR yang berada dalam gedung dan selanjutnya malah menguasai jalur utama jalan di Tambun.
Kejadian di Bekasi ini di dengar oleh komandan Resimen V Tjikampek, Pak Moefreni Moe"min yang lalu memerintahkan agar segera mengambil alih gedung tersebut dan memerintahkan Mayor Sambas Admawinata memimpin operasi tersebut.
Saat salah satu anggota pasukan merah keluar hendak merokok...Tiba-tiba.....
"Semua yang di dalam harap menyerah! Kalian sudah di kepung!..."
Suara Mayor Sambas lantang berteriak....
Kaget dan gelagapan! Orang orang yg berada di dalam gedung yang sekarang dikenal sebagai gedung juang Tambun ini sebagian keluar dan melepas tembakan!....
Tak mau mati konyol... Anak anak TKR dan yang lain membalas tembakan mereka! Pecah baku tembak antar sesama anak bangsa...
Suara pelor bersahutan sengit! Saling tembak bahkan terdengar sampai tangsi Belanda di bulak kapal....
Beberapa orang anggota pasukan merah tewas! Juga dua orang TKR gugur, namun baku tembak masih sengit!!!
Sampai akhirnya dari dalam gedung terdengar seruan menyerah....Dan mereka mengangkat tangan tanpa senjata!!!...
Pertempuran sengit memperebutkan gedung itu selesai jam 21.00 malam dengan korban beberapa anggota pasukan merah tewas dan 2 TKR gugur serta beberapa luka luka, tawanan dari pihak pasukan merah di bawa ke Tjikampek untuk di intrograsi.
Gedung kembali di kuasai oleh pejuang dan TKR lalu sampai tahun 1947 kembali menjadi markas TKR Bekasi
Sumber wawancara ANRI dan pak Moefreni Moe"mien 1984
Sumber : Beny Rusmawan
Sore makin turun di seputar Tambun, tapi sore menjelang magrib itu pasar yang biasanya ramai orang malah sepi....
Dari jalan tanah didepan gedung tinggi yg tepat di depan pasar terlihat gerakan orang menyebar dan bersiaga.....tentara!
Pasukan Mayor Sambas Admawinata sudah mengepung rapat gedung itu, gerakan melambung pasukan TKR dari depan, disusul oleh gerakan anak anak TKR laoet pimpinan Mayor M. Hasibuan yang menutup celah belakang gedung Markas Pusat Perjuangan Timur Jakarta itu...
Tak ketinggalan laskar laskar yang masih pro Republik juga mengambil posisi samping gedung yang dulu adalah sebuah Villa yang di miliki oleh keluarga Khow van Tamboen ini.
Sedang dari dalam gedung itu sepertinya tak menyadari kehadiran pasukan yang mengepung rapat posisi mereka....
Ya orang orang di dalam gedung itu adalah "pasukan merah", atau pasukan yang berafiliasi politik kiri!
Beberapa bulan lalu mereka masih tergabung dalam Persatuan Perjuangan Timur Jakarta namun karena beda pandangan politik, kelompok yang pasukannya mengenakan ikat lengan merah ini memutuskan memisahkan diri dan "berjuang" sesuai garis politik nya.
Pasukan merah ini menguasai gedung Markas beberapa hari setelah memisahkan diri, mereka menawan beberapa anggota TKR yang berada dalam gedung dan selanjutnya malah menguasai jalur utama jalan di Tambun.
Kejadian di Bekasi ini di dengar oleh komandan Resimen V Tjikampek, Pak Moefreni Moe"min yang lalu memerintahkan agar segera mengambil alih gedung tersebut dan memerintahkan Mayor Sambas Admawinata memimpin operasi tersebut.
Saat salah satu anggota pasukan merah keluar hendak merokok...Tiba-tiba.....
"Semua yang di dalam harap menyerah! Kalian sudah di kepung!..."
Suara Mayor Sambas lantang berteriak....
Kaget dan gelagapan! Orang orang yg berada di dalam gedung yang sekarang dikenal sebagai gedung juang Tambun ini sebagian keluar dan melepas tembakan!....
Tak mau mati konyol... Anak anak TKR dan yang lain membalas tembakan mereka! Pecah baku tembak antar sesama anak bangsa...
Suara pelor bersahutan sengit! Saling tembak bahkan terdengar sampai tangsi Belanda di bulak kapal....
Beberapa orang anggota pasukan merah tewas! Juga dua orang TKR gugur, namun baku tembak masih sengit!!!
Sampai akhirnya dari dalam gedung terdengar seruan menyerah....Dan mereka mengangkat tangan tanpa senjata!!!...
Pertempuran sengit memperebutkan gedung itu selesai jam 21.00 malam dengan korban beberapa anggota pasukan merah tewas dan 2 TKR gugur serta beberapa luka luka, tawanan dari pihak pasukan merah di bawa ke Tjikampek untuk di intrograsi.
Gedung kembali di kuasai oleh pejuang dan TKR lalu sampai tahun 1947 kembali menjadi markas TKR Bekasi
Sumber wawancara ANRI dan pak Moefreni Moe"mien 1984
Sumber : Beny Rusmawan