Menyulap Sampah Menjadi Cuan
Citizen News

Naluri perempuan yang ubet (bahasa Jawa yang artinya selalu mencari cara atau jalan keluar) memang terbukti. Apalagi di musim pandemi ini.
Ini terbukti dengan apa yang dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga, anggota koperasi Srikandi, yang terletak di desa Nogosari kecamatan Rambipuji.
Ibu Sundari Sukoco menginisiasi sampah-sampah domestik atau sampah rumah tangga anggota koperasi untuk dikumpulkan lalu dipilah sesuai jenisnya, kemudian dimasukan ke dalam tas kresek masing-masing. Selanjutnya sampah tersebut jika sudah cukup banyak lalu disetor di bank sampah yang berada di desa Balung Tutul.
Sampah yang biasanya dibuang atau dibakar begitu saja, kini ternyata bisa dikelola, dijual dan menghasilkan cuan, meskipun hasilnya tidak terlalu besar, tetapi lumayan, bisa jadi uang, yang bisa untuk tambah-tambah keuangan dapur.
Namun dari hasil penjualan sampahnya, oleh ibu-ibu uangnya tidak diambil, melainkan dibiarkan terkumpul di pengelola koperasi untuk kemudian dijadikan tabungan emas.
Dari sampah menjadi tabungan emas???
Sebelumnya pihak koperasi berkoordinasi dengan pihak pegadaian untuk sosialisasi tabungan emas pada anggotanya.
Alhasil ada 43 anggota koperasi yang memiliki tabungan emas dari hasil penjualan sampah di bank sampah tersebut.
Setelah kurang lebih 8 bulan berjalan, mereka mulai memetik hasilnya.
Bahkan ada yang nominalnya sudah mencapai 2 juta.
Wow, keren!!!.
Tidak saja sampah disulap jadi cuan, tapi kreatifitas ini mampu mengurangi pencarian lingkungan oleh sampah. Ini amazing, masih dapat cuan,eh bonusnya lingkungan jadi bersih dan sehat.
Boleh ni direplikasi di tempat lain.
Selamat ya, buat ibu-ibu anggota koperasi Srikandi. Salam hebat!. 👍
Ini terbukti dengan apa yang dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga, anggota koperasi Srikandi, yang terletak di desa Nogosari kecamatan Rambipuji.
Ibu Sundari Sukoco menginisiasi sampah-sampah domestik atau sampah rumah tangga anggota koperasi untuk dikumpulkan lalu dipilah sesuai jenisnya, kemudian dimasukan ke dalam tas kresek masing-masing. Selanjutnya sampah tersebut jika sudah cukup banyak lalu disetor di bank sampah yang berada di desa Balung Tutul.
Sampah yang biasanya dibuang atau dibakar begitu saja, kini ternyata bisa dikelola, dijual dan menghasilkan cuan, meskipun hasilnya tidak terlalu besar, tetapi lumayan, bisa jadi uang, yang bisa untuk tambah-tambah keuangan dapur.
Namun dari hasil penjualan sampahnya, oleh ibu-ibu uangnya tidak diambil, melainkan dibiarkan terkumpul di pengelola koperasi untuk kemudian dijadikan tabungan emas.
Dari sampah menjadi tabungan emas???
Sebelumnya pihak koperasi berkoordinasi dengan pihak pegadaian untuk sosialisasi tabungan emas pada anggotanya.
Alhasil ada 43 anggota koperasi yang memiliki tabungan emas dari hasil penjualan sampah di bank sampah tersebut.
Setelah kurang lebih 8 bulan berjalan, mereka mulai memetik hasilnya.
Bahkan ada yang nominalnya sudah mencapai 2 juta.
Wow, keren!!!.
Tidak saja sampah disulap jadi cuan, tapi kreatifitas ini mampu mengurangi pencarian lingkungan oleh sampah. Ini amazing, masih dapat cuan,eh bonusnya lingkungan jadi bersih dan sehat.
Boleh ni direplikasi di tempat lain.
Selamat ya, buat ibu-ibu anggota koperasi Srikandi. Salam hebat!. 👍