Masuk Daftar

Menyantuni Dan Mengusap Kepala Anak Yatim Di Hari Asyura, Adakah Anjurannya?

Berita Warga
𝗠𝗲𝗻𝘆𝗮𝗻𝘁𝘂𝗻𝗶 𝗗𝗮𝗻 𝗠𝗲𝗻𝗴𝘂𝘀𝗮𝗽 𝗞𝗲𝗽𝗮𝗹𝗮 𝗔𝗻𝗮𝗸 𝗬𝗮𝘁𝗶𝗺 𝗗𝗶 𝗛𝗮𝗿𝗶 𝗔𝘀𝘆𝘂𝗿𝗮, 𝗔𝗱𝗮𝗸𝗮𝗵 𝗔𝗻𝗷𝘂𝗿𝗮𝗻𝗻𝘆𝗮?

𝗧𝗲𝗿𝘀𝗲𝗯𝗮𝗿 𝗽𝗲𝗺𝗮𝗵𝗮𝗺𝗮𝗻 𝘁𝗲𝗻𝘁𝗮𝗻𝗴 𝗮𝗺𝗮𝗹𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗻𝘆𝗮𝗻𝘁𝘂𝗻𝗶 𝗮𝗻𝗮𝗸 𝘆𝗮𝘁𝗶𝗺 𝗱𝗶 𝗛𝗮𝗿𝗶 𝗔𝘀𝘆𝘂𝗿𝗮 (𝟭𝟬 𝗠𝘂𝗵𝗮𝗿𝗿𝗮𝗺). 𝗕𝗲𝗻𝗮𝗿𝗸𝗮𝗵 𝘀𝗲𝘀𝘂𝗮𝗶 𝘁𝘂𝗻𝘁𝘂𝗻𝗮𝗻 𝗥𝗮𝘀𝘂𝗹𝘂𝗹𝗹𝗮𝗵 𝘀𝗵𝗮𝗹𝗹𝗮𝗹𝗹𝗮𝗵𝘂 "𝗮𝗹𝗮𝗶𝗵𝗶 𝘄𝗮 𝘀𝗮𝗹𝗹𝗮𝗺?

Berikut ini penjelasan Ustadz Ammi Nur Baits di www.konsultasisyariah.com terkait persoalan ini,

Terdapat sebuah hadits dalam Kitab Tanbihul Ghafilin :
"Siapa yang mengusapkan tangannya pada kepala anak yatim, di Hari Asyuro’ (tanggal 10 Muharram), maka Allah akan mengangkat derajatnya, dengan setiap helai rambut yang diusap satu derajat."

Hadits ini menjadi motivator utama masyarakat untuk menyantuni anak yatim di Hari Asyura. Sehingga banyak tersebar di masyarakat anjuran untuk menyantuni anak yatim di Hari Asyura. Bahkan sampai menjadikan Hari Asyura ini sebagai hari istimewa untuk anak yatim.

Namun sayangnya, ternyata hadits di atas statusnya adalah 𝗵𝗮𝗱𝗶𝘁𝘀 𝗽𝗮𝗹𝘀𝘂. Dalam jalur sanad hadits ini terdapat seorang perawi yang bernama : Habib bin Abi Habib, Abu Muhammad. Para ulama hadits menyatakan bahwa 𝗽𝗲𝗿𝗮𝘄𝗶 𝗶𝗻𝗶 𝗺𝗮𝘁𝗿𝘂𝗸 (𝗱𝗶𝘁𝗶𝗻𝗴𝗴𝗮𝗹𝗸𝗮𝗻). Untuk lebih jelasnya, berikut komentar para ulama kibar dalam hadits tentang Habib bin Abi Habib,

a. Imam Ahmad : ”𝗛𝗮𝗯𝗶𝗯 𝗯𝗶𝗻 𝗔𝗯𝗶 𝗛𝗮𝗯𝗶𝗯 𝗽𝗲𝗿𝗻𝗮𝗵 𝗯𝗲𝗿𝗱𝘂𝘀𝘁𝗮.”

b. Ibnu Ady mengatakan : ”𝗛𝗮𝗯𝗶𝗯 𝗽𝗲𝗿𝗻𝗮𝗵 𝗺𝗲𝗺𝗮𝗹𝘀𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗵𝗮𝗱𝗶𝘁𝘀.” (al-Maudhu’at, 2/203)

c. Adz Dzahabi mengatakan : “𝗧𝗲𝗿𝘁𝘂𝗱𝘂𝗵 𝗯𝗲𝗿𝗱𝘂𝘀𝘁𝗮.” (Talkhis Kitab al-Maudhu’at, 207).

Karena itu, para ulama menyimpulkan bahwa hadits ini adalah hadits palsu. Abu Hatim mengatakan : “𝗜𝗻𝗶 𝗮𝗱𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗵𝗮𝗱𝗶𝘁𝘀 𝗯𝗮𝘁𝗶𝗹, 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗮𝗱𝗮 𝗮𝘀𝗮𝗹𝗻𝘆𝗮.” (al-Maudhu’at, 2/203)

Keterangan di atas sama sekali bukan karena mengingkari keutamaan menyantuni anak yatim. Bukan karena melarang anda untuk bersikap baik kepada anak yatim. Sama sekali bukan.

Tidak kita pungkiri bahwa menyantuni anak yatim adalah satu amal yang mulia. Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjanjikan dalam sebuah hadits :

“𝗦𝗮𝘆𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗲𝗻𝗮𝗻𝗴𝗴𝘂𝗻𝗴 𝗵𝗶𝗱𝘂𝗽 𝗮𝗻𝗮𝗸 𝘆𝗮𝘁𝗶𝗺 𝘀𝗲𝗽𝗲𝗿𝘁𝗶 𝗱𝘂𝗮 𝗷𝗮𝗿𝗶 𝗶𝗻𝗶 𝗸𝗲𝘁𝗶𝗸𝗮 𝗱𝗶 𝘀𝘂𝗿𝗴𝗮.” 𝗕𝗲𝗹𝗶𝗮𝘂 𝗯𝗲𝗿𝗶𝘀𝘆𝗮𝗿𝗮𝘁 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗷𝗮𝗿𝗶 𝘁𝗲𝗹𝘂𝗻𝗷𝘂𝗸 𝗱𝗮𝗻 𝗷𝗮𝗿𝗶 𝘁𝗲𝗻𝗴𝗮𝗵, 𝗱𝗮𝗻 𝗯𝗲𝗹𝗶𝗮𝘂 𝗺𝗲𝗺𝗶𝘀𝗮𝗵𝗸𝗮𝗻𝗻𝘆𝗮 𝘀𝗲𝗱𝗶𝗸𝗶𝘁.”
(HR. Bukhari no. 5304)

Dalam hadits shahih ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya menyebutkan keutamaan menyantuni anak yatim secara umum, tanpa beliau sebutkan waktu khusus. Artinya, keutamaan menyantuni anak yatim berlaku kapan saja. Sementara kita tidak boleh meyakini adanya waktu khusus untuk ibadah tertentu tanpa dalil yang shahih.

Dalam masalah ini, terdapat satu kaidah terkait masalah ‘batasan tata cara ibadah’ yang penting untuk kita ketahui :

“Semua bentuk ibadah yang sifatnya mutlak dan terdapat dalam syariat berdasarkan dalil umum, maka membatasi setiap ibadah yang sifatnya mutlak ini dengan waktu, tempat, atau batasan tertentu lainnya, dimana akan muncul sangkaan bahwa batasan ini merupakan bagian ajaran syariat, sementara dalil umum tidak menunjukkan hal ini maka batasan ini termasuk bentuk bid’ah.” (Qowa’id Ma’rifatil Bida’, hal. 52)

Karena pahala dan keutamaan amal adalah rahasia Allah, yang hanya mungkin kita ketahui berdasarkan dalil yang shahih.

📌 Referensi : https://konsultasisyariah.com/8954-menyantuni-anak-yatim-di-hari-asyura.html

Sumber :
🌐 https://www.inilahkoran.com/risalah/pr-1181079269/menyantuni-dan-mengusap-kepala-anak-yatim-di-hari-asyura-adakah-anjurannya

Tagar Populer

Berita Warga Terkait

Berita Warga Terpopuler

Berita Warga Terbaru

Jelajahi Informasi Lebih Dalam

Berita Warga

Kabar berita terkini dari warga

Loker

Informasi lapangan pekerjaan

Acara

Undangan acara untuk warga

Laporan Warga

Masalah yang terjadi di lingkungan

Komunitas

Ruang komunitas AtmaGo

Lihat kabar pilihan, khusus dirangkum untukmu!

Masuk Daftar