Menuju Pemilihan Kepala Daerah di Makassar
Berita Warga

4 bakal calon wali kota yang sudah mendaftar di KPU adalah Mohammad Ramdhan Pomanto (Danny Pomanto), Syamsul Rizal (Daeng Ical), Munafri Arifuddin (Appi), dan Irman Yasin Limpo (None).
Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi diusung dua partai, Nasdem (6), Gerindra (5), Berkarya (1). Syamsu Rizal-Fadli Ananda diusung tiga partai yaitu, PKS (5), PKB (1), PDIP (6), Hanura (3), PKB (1). Irman Yasin Limpo-Zunnun Armin NH diusung tiga partai yaitu, PAN (5), Golkar (5) dan Munafri Arifuddin-Abd Rahman Bando diusung oleh Demokrat (6), PPP (6), Perindo (2).
Gerakan-gerakan massa secara kecil-kecilan sudah mulai terlihat dan terdengar. Misalnya ketika mengantar bakal calon yang diusung. Bersyukur, KPU Makassar juga tidak lupa menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, selama kegiatan terus diperketat.
Di sela-sela “kemeriahan” ini, tersiar kabar bahwa salah satu tokoh penting dari tim pemenangan salah seorang calon positif covid-19 maka mekanisme pendaftaran bagi sang calon terkait mundur dari waktu yang ditentukan untuk memastikan hal-hal lain yang penting.
Dua hari yang lalu, di dekat rumah penulis ada kerumunan orang-orang yang mendukung pasangan bakal calon tertentu, dengan diiringi kemeriahan musik electone. Salah seorang Ketua RT memang diketahui mendukung salah satu pasangan bakal calon tersebut. Penerapan protokol kesehatan menjadi tanda tanya.
Mengapa penulis mengatakan demikian? Karena ketika melihat ke arah kerumunan ketika acara selesai, beberapa orang di sana tak menggunakan masker. Maka hal ini kemudian menjadi tanda tanya besar.
Apa lagi ketika seorang kerabat menyampaikan, sebagai ketua komunitas pendukung salah seorang bakal calon, dirinya harus mengumpulkan sekira 150 orang. Lalu kemudian bagaimana mekanisme lain-lainnya?
Memang harus optimis jika pihak-pihak yang berwenang pasti memperhatikan hal ini, mengingat covid-19 belumlah mereda di Makassar. Namun sebagai warga, perlu mewaspadai dan menjaga diri jika kegiatan-kegiatan yang membutuhkan banyak orang terlaksana dengan protokol kesehatan yang ketat.
Perlu diperhatikan secara khusus, siapa yang menjamin keseriusan penerapan protokol kesehatan ini. Sebenarnya, semua kita perlu memastikannya namun kendalanya adalah pemahaman dan keyakinan setiap orang tidak sama. Sebagian orang masih tidak peduli dengan pandemi.
Mari berdoa agar segala sesuatu terkait Pemilihan Kepala Daerah di Makassar berlangsung dengan lancar dan baik, sesuai dengan aturan – termasuk aturan kesehatan yang berlaku.
Tambahan referensi
https://makassar.terkini.id/kpu-makassar-tutup-pendaftaran-calon-wali-kota-dan-wakil-wali-kota/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_Wali_Kota_Makassar_2020
https://makassar.tribunnews.com/2020/08/14/berikut-4-pasangan-calon-dan-partai-pengusungnya-di-pilwali-makassar-2020-siapa-borong-kursi-dprd
Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi diusung dua partai, Nasdem (6), Gerindra (5), Berkarya (1). Syamsu Rizal-Fadli Ananda diusung tiga partai yaitu, PKS (5), PKB (1), PDIP (6), Hanura (3), PKB (1). Irman Yasin Limpo-Zunnun Armin NH diusung tiga partai yaitu, PAN (5), Golkar (5) dan Munafri Arifuddin-Abd Rahman Bando diusung oleh Demokrat (6), PPP (6), Perindo (2).
Gerakan-gerakan massa secara kecil-kecilan sudah mulai terlihat dan terdengar. Misalnya ketika mengantar bakal calon yang diusung. Bersyukur, KPU Makassar juga tidak lupa menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, selama kegiatan terus diperketat.
Di sela-sela “kemeriahan” ini, tersiar kabar bahwa salah satu tokoh penting dari tim pemenangan salah seorang calon positif covid-19 maka mekanisme pendaftaran bagi sang calon terkait mundur dari waktu yang ditentukan untuk memastikan hal-hal lain yang penting.
Dua hari yang lalu, di dekat rumah penulis ada kerumunan orang-orang yang mendukung pasangan bakal calon tertentu, dengan diiringi kemeriahan musik electone. Salah seorang Ketua RT memang diketahui mendukung salah satu pasangan bakal calon tersebut. Penerapan protokol kesehatan menjadi tanda tanya.
Mengapa penulis mengatakan demikian? Karena ketika melihat ke arah kerumunan ketika acara selesai, beberapa orang di sana tak menggunakan masker. Maka hal ini kemudian menjadi tanda tanya besar.
Apa lagi ketika seorang kerabat menyampaikan, sebagai ketua komunitas pendukung salah seorang bakal calon, dirinya harus mengumpulkan sekira 150 orang. Lalu kemudian bagaimana mekanisme lain-lainnya?
Memang harus optimis jika pihak-pihak yang berwenang pasti memperhatikan hal ini, mengingat covid-19 belumlah mereda di Makassar. Namun sebagai warga, perlu mewaspadai dan menjaga diri jika kegiatan-kegiatan yang membutuhkan banyak orang terlaksana dengan protokol kesehatan yang ketat.
Perlu diperhatikan secara khusus, siapa yang menjamin keseriusan penerapan protokol kesehatan ini. Sebenarnya, semua kita perlu memastikannya namun kendalanya adalah pemahaman dan keyakinan setiap orang tidak sama. Sebagian orang masih tidak peduli dengan pandemi.
Mari berdoa agar segala sesuatu terkait Pemilihan Kepala Daerah di Makassar berlangsung dengan lancar dan baik, sesuai dengan aturan – termasuk aturan kesehatan yang berlaku.
Tambahan referensi
https://makassar.terkini.id/kpu-makassar-tutup-pendaftaran-calon-wali-kota-dan-wakil-wali-kota/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_Wali_Kota_Makassar_2020
https://makassar.tribunnews.com/2020/08/14/berikut-4-pasangan-calon-dan-partai-pengusungnya-di-pilwali-makassar-2020-siapa-borong-kursi-dprd