Mentalitas Pelajar Menuju New Normal
Berita Warga

Ketika dihadapkan oleh sebuah peristiwa pandemi, baik itu individu maupun universal, ada ketakutan datang ibarat penjajah yang invasi sebuah negara. Meskipun tidak semenakutkan itu karena virus tak berwujud secara kasat mata, akan tetapi pandangan masyarakat lebih menakutkan, karena bisa membunuh siapa pun secara tiba-tiba. Diperkuat lagi dengan banyaknya masyarakat Indonesia yang meninggal akibatnya.
Pada saat yang bersamaan, kesehatan mental masyarakat terutama pelajar, menjadi sorotan bagi para Pendidik, bahkan para Ahli Psikologi—yang diakibatkan karena perubahan pola hidup dalam kegiatan sehari-hari, seperti Perlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), dan juga karena kecemasan yang dihadapinya.
Di samping itu, pun ada masalah dengan adanya perubahan proses pembelajaran. Metode belajar online yang dahulu dianggap tidak efektif, pada masa pandemi, justru menjadi solutif untuk menopang proses pembelajaran.
Silih berganti ketika pandemi mulai mereda, dan pelajar mulai masuk sekolah (meskipun hibrid: sebagian online, sebagian offline), terasa betul beratnya memikul rasa semangat untuk sekolah lagi; berangkat pukul 07:00 pagi. Perilaku ini mesti diadaptasikan lagi supaya pelajar pun dapat mengangkat semangat belajarnya yang telah lama terbengkalai.
Jika pelajar sudah bisa mengadaptasikan dirinya dengan situasi yang baru (new normal) dihadapi: sekolah offline, tidak menutup kemungkinan kesehatan mental pasca pandemi akan membaik. Namun, dibutuhkan solusi agar pulih kembali.
Kemenkes menyarankan kita untuk bisa beradaptasi dengan kehidupan yang baru (new normal) adalah dengan cara mematuhi potokol kesehatan. Saya rasa, ini adalah solusi yang tepat. Agar tidak semakin lama kita berdiam diri di rumah dan agar melakukan kegiatan sebagaimana mestinya dengan berdamai dengan Covid.
Tentu saja, kita semua rindu dengan situasi dahulu, sebelum Covid-19 dan mutasinya melanda penjuru negeri. Di mana masyarakat berkegiatan tanpa adanya hambatan ancaman kesehatan.
#newnormalAtmaGo
Pada saat yang bersamaan, kesehatan mental masyarakat terutama pelajar, menjadi sorotan bagi para Pendidik, bahkan para Ahli Psikologi—yang diakibatkan karena perubahan pola hidup dalam kegiatan sehari-hari, seperti Perlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), dan juga karena kecemasan yang dihadapinya.
Di samping itu, pun ada masalah dengan adanya perubahan proses pembelajaran. Metode belajar online yang dahulu dianggap tidak efektif, pada masa pandemi, justru menjadi solutif untuk menopang proses pembelajaran.
Silih berganti ketika pandemi mulai mereda, dan pelajar mulai masuk sekolah (meskipun hibrid: sebagian online, sebagian offline), terasa betul beratnya memikul rasa semangat untuk sekolah lagi; berangkat pukul 07:00 pagi. Perilaku ini mesti diadaptasikan lagi supaya pelajar pun dapat mengangkat semangat belajarnya yang telah lama terbengkalai.
Jika pelajar sudah bisa mengadaptasikan dirinya dengan situasi yang baru (new normal) dihadapi: sekolah offline, tidak menutup kemungkinan kesehatan mental pasca pandemi akan membaik. Namun, dibutuhkan solusi agar pulih kembali.
Kemenkes menyarankan kita untuk bisa beradaptasi dengan kehidupan yang baru (new normal) adalah dengan cara mematuhi potokol kesehatan. Saya rasa, ini adalah solusi yang tepat. Agar tidak semakin lama kita berdiam diri di rumah dan agar melakukan kegiatan sebagaimana mestinya dengan berdamai dengan Covid.
Tentu saja, kita semua rindu dengan situasi dahulu, sebelum Covid-19 dan mutasinya melanda penjuru negeri. Di mana masyarakat berkegiatan tanpa adanya hambatan ancaman kesehatan.
#newnormalAtmaGo