Mengenal Penyakit Kanker Serviks Pada Wanita
Berita Warga

Sesuai namanya, kanker serviks adalah jenis kanker yang muncul pada sel-sel di leher rahim, bagian yang menghubungkan rahim dengan vagina. Kanker serviks umumnya disebabkan infeksi human papillomavirus (HPV) yang sebagian besar berasal dari hubungan seksual.
Pada tahap awal, kanker serviks umumnya tidak menimbulkan gejala apapun. Kanker ini baru mendatangkan gejala saat sudah berada di tingkat lanjut. Oleh karenanya penting untuk mengenali penyebab dan berbagai faktor risiko yang dapat mendukung perkembangan sel kanker.
HPV penyebab kanker serviks sendiri sendiri terdiri lebih dari 100 jenis yang dapat menyebabkan berbagai kondisi antara lain kutil kelamin. Selain itu beberapa jenis HPV juga dapat berhubungan dengan kanker di bagian tubuh lain seperti kanker vagina, vulva, penis, anus, lidah, dan tonsil. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang berpeluang mengalami kanker serviks yaitu merokok, infeksi human papilloma virus, penggunaan kontrasepsi minum (pil KB) jangka panjang dan terpapar virus Diethylstilbestrol (DES).
Umumnya di tahap awal, kanker serviks tidak menimbulkan gejala. Tetapi jika telah mencapai tahap lanjut, kanker serviks bisa ditandai gejala seperti: rasa sakit pada kemaluan saat berhubungan seksual, durasi menstruasi yang lebih panjang, kehilangan nafsu makan dan turunnya berat badan, serta nyeri di sekitar panggul.
Umumnya sel pra-kanker terdeteksi saat wanita berusia 20-30-an, sementara kanker serviks umumnya terdeteksi di sekitar usia 50-an. Ini mengapa sangat penting untuk memeriksakan diri teratur. Meski demikian, perkembangan kanker serviks terbilang pelan sehingga dapat dideteksi lebih awal, dicegah, dan juga ditangani.
Pencegahan kanker serviks dapat dilakukan melalui deteksi dini dengan screening serviks untuk memeriksa kesehatan di sel-sel rahim, vaksinasi HPV, hubungan seks yang aman serta menjalani gaya hidup sehat. Kabar baiknya, kanker serviks adalah jenis kanker yang dapat dicegah dengan vaksin HPV. Vaksin yang bisa didapatkan di rumah sakit atau dokter ini paling efektif diberikan pada remaja perempuan usia 9-14 tahun, atau belum aktif secara seksual.
Sumber: Indonesia Baik (Kemenkominfo RI)
Pada tahap awal, kanker serviks umumnya tidak menimbulkan gejala apapun. Kanker ini baru mendatangkan gejala saat sudah berada di tingkat lanjut. Oleh karenanya penting untuk mengenali penyebab dan berbagai faktor risiko yang dapat mendukung perkembangan sel kanker.
HPV penyebab kanker serviks sendiri sendiri terdiri lebih dari 100 jenis yang dapat menyebabkan berbagai kondisi antara lain kutil kelamin. Selain itu beberapa jenis HPV juga dapat berhubungan dengan kanker di bagian tubuh lain seperti kanker vagina, vulva, penis, anus, lidah, dan tonsil. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang berpeluang mengalami kanker serviks yaitu merokok, infeksi human papilloma virus, penggunaan kontrasepsi minum (pil KB) jangka panjang dan terpapar virus Diethylstilbestrol (DES).
Umumnya di tahap awal, kanker serviks tidak menimbulkan gejala. Tetapi jika telah mencapai tahap lanjut, kanker serviks bisa ditandai gejala seperti: rasa sakit pada kemaluan saat berhubungan seksual, durasi menstruasi yang lebih panjang, kehilangan nafsu makan dan turunnya berat badan, serta nyeri di sekitar panggul.
Umumnya sel pra-kanker terdeteksi saat wanita berusia 20-30-an, sementara kanker serviks umumnya terdeteksi di sekitar usia 50-an. Ini mengapa sangat penting untuk memeriksakan diri teratur. Meski demikian, perkembangan kanker serviks terbilang pelan sehingga dapat dideteksi lebih awal, dicegah, dan juga ditangani.
Pencegahan kanker serviks dapat dilakukan melalui deteksi dini dengan screening serviks untuk memeriksa kesehatan di sel-sel rahim, vaksinasi HPV, hubungan seks yang aman serta menjalani gaya hidup sehat. Kabar baiknya, kanker serviks adalah jenis kanker yang dapat dicegah dengan vaksin HPV. Vaksin yang bisa didapatkan di rumah sakit atau dokter ini paling efektif diberikan pada remaja perempuan usia 9-14 tahun, atau belum aktif secara seksual.
Sumber: Indonesia Baik (Kemenkominfo RI)