Masuk Daftar

Mengapa Feminisme Penting untuk Ketahanan Pangan dan Gizi

Berita Warga
Halow #SobatLSF hari ini merupakan hari Gizi Nasional. Lalu bagaimana sih keterkaitan feminisme, ketahanan pangan dan Gizi? Yuk simak.

Bagi sebagian orang, hubungan antara perempuan dan ketahanan pangan, gizi berkaitan dengan peran perempuan dalam memproduksi makanan, memasak untuk orang lain, dan merawat anggota rumah tangga. Semakin banyak perempuan yang diberi makan dengan baik, semakin besar pula kemampuan mereka untuk melakukan berbagai peran demi kepentingan keluarga mereka.

Namun bagi gerakan feminis dan aktivis hak-hak perempuan, perempuan lebih dari itu. Perempuan adalah manusia yang memiliki haknya masing-masing, dan tanpa penghapusan kekerasan dan diskriminasi, ketahanan pangan dan akses gizi perempuan tidak akan pernah tercapai.

Perempuan adalah pihak yang paling terkena dampak kerawanan pangan karena mereka adalah orang terakhir yang makan dalam keluarga. Akses mereka terhadap sumber daya dan layanan alam lebih sedikit, mereka menanggung sebagian besar pekerjaan rumah tangga, dan mereka menghadapi diskriminasi dan berbagai bentuk kekerasan yang semuanya menjadikan mereka rentan secara ekonomi dan rawan pangan.

Menghormati hak-hak perempuan berarti perempuan dan keluarganya akan terjamin ketahanan pangannya karena terbebas dari kekerasan, diskriminasi, ketidakadilan ekonomi, dan pemberdayaan. Namun, kondisi pangan dan akses gizi bagi perempuan Indonesia masih mengalami hambatan sistematis dalam menikmati hak asasi mereka sepenuhnya.

Dalam beberapa daerah, kondisinya memburuk karena masih adanya undang-undang dan kebijakan yang diskriminatif, kurangnya implementasi undang-undang yang sensitif gender, dan masih adanya struktur patriarki yang di dorong oleh norma-norma sosial dan sikap adat.

Dalam analisa feminisme menyimpulkan bahwa perekonomian neo-liberal saat ini dibangun di atas patriarki, eksploitasi berlebihan terhadap pekerjaan perawatan perempuan yang dibayar dan tidak dibayar, serta akses yang diskriminatif terhadap sumber daya dan peluang. Keuntungan diperoleh di pundak perempuan yang membayar paling banyak dan mendapat paling sedikit.

Sistem pangan saat ini, yang ditandai dengan meningkatnya konsentrasi pasar dan perluasan industri pertanian, merupakan bentuk kekerasan terhadap sumber daya alam dan melanggengkan kekerasan terhadap perempuan.

Perempuan dipaksa meninggalkan tanah mereka, dikriminalisasi karena mempertahankan tanah dan benih mereka, serta tidak mendapatkan kondisi kerja yang layak sebagai buruh tani.

Bagi perempuan buruh tani, solusinya bukan sekadar menghilangkan hambatan terhadap pasar global dan mengintegrasikannya ke dalam model pertanian industri. Mereka ingin didukung dengan cara mereka sendiri untuk memproduksi dan menjual.

Perlu Diingat:
- Perempuan harus diberikan hak yang sama sehingga mereka dapat mengakses dan mengontrol tanah dan benih mereka, mengambil peran kepemimpinan dan menikmat.

- Pemerintah harus mengakui semua hak-hak perempuan dan juga mendukung gerakan feminis serta asosiasi akar rumput untuk mengajukan tuntutan mereka, kondisi kerja yang layak, dan upah yang layak.

Tagar Populer

Berita Warga Terkait

Berita Warga Terpopuler

Berita Warga Terbaru

Jelajahi Informasi Lebih Dalam

Berita Warga

Kabar berita terkini dari warga

Loker

Informasi lapangan pekerjaan

Acara

Undangan acara untuk warga

Laporan Warga

Masalah yang terjadi di lingkungan

Komunitas

Ruang komunitas AtmaGo

Lihat kabar pilihan, khusus dirangkum untukmu!

Masuk Daftar