Masuk Daftar

Memetik Hikmah Saat Terjadi Wabah

Berita Warga
20-SERIAL KHUTBAH JUM’AT : MEMETIK HIKMAH SAAT TERJADI WABAH

Syaikh Shaleh Abdullah Al-Humaid hafizhahullah
(Imam dan Khatib Masjidil Haram Makkah Al-Mukarramah)

Kaum muslimin yang dirahmati Allah Ta’ala
Marilah kita bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa.

Allah Ta’ala berfirman,

أَفَرَأَيْتَ إِن مَّتَّعْنَاهُمْ سِنِينَ ثُمَّ جَاءَهُم مَّا كَانُوا يُوعَدُونَ مَا أَغْنَىٰ عَنْهُم مَّا كَانُوا يُمَتَّعُونَ

“Maka bagaimana pendapatmu jika Kami berikan kepada mereka kenikmatan hidup bertahun-tahun, Kemudian datang kepada mereka azab yang telah diancamkan kepada mereka, niscaya tidak berguna bagi mereka apa yang mereka selalu menikmatinya.” [Q.S Asy-Syu’ara: 205-207]

Ma’syiral muslimin,
Dengan karunia Allah, kesulitan itu tidak langgeng. Masa-masa yang berat itu tidak panjang. Malam yang gelap akan berganti pagi. Dan sabar dalam menghadapi masa-masa itu adalah ibadah. Ridha padanya adalah wujud keimanan. Doa-doa kita akan menghilangkan kegelisahan. Allahu Akbar.. Dialah yang menutupi aib-aib kita. Allahu Akbar.. Dia pula yang menghindarkan kita dari bencana.

Ma’syiral muslimin,
Allah menciptakan manusia dan menyifatinya dengan banyak berkeluh kesah. Banyak berdebat dan bertanya. Allah yang meng-adakan mereka setelah sebelumnya mereka, jangankan ada, disebut saja tidak pernah. Dan Allah tahu hakikat isi hari manusia.

Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata,

الناس ما داموا في عافية مستورون، فإذا نزل بهم بلاء صاروا إلى حقائقهم؛ فصار المؤمن إلى إيمانه، وصار المنافق إلى نفاقه

“Manusia itu ketika dalam kondisi sehat dan aman (kondisi normal) tertutup hakikatnya. Apabila terjadi musibah, barulah Nampak hakikat mereka. Orang-orang beriman akan menampakkan keimanan mereka. Sedangkan orang-orang munafik akan Nampak kemunafikannya.”

وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَعْبُدُ ٱللَّهَ عَلَىٰ حَرْفٍ فَإِنْ أَصَابَهُۥ خَيْرٌ ٱطْمَأَنَّ بِهِۦ وَإِنْ أَصَابَتْهُ فِتْنَةٌ ٱنقَلَبَ عَلَىٰ وَجْهِهِۦ خَسِرَ ٱلدُّنْيَا وَٱلْءَاخِرَةَ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلْخُسْرَانُ ٱلْمُبِين

“Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” [Q.S Al-Hajj: 11]

Di masa-masa musibah seperti ini akan tampak jelaslah siapa yang benar-benar beribadah kepada Rabbnya dan siapa yang diperbudak oleh hawa nafsunya. Akan tampaklah mana barisan orang-orang yang beriman dan mana barisan orang-orang munafik.

Ibadallah,

Kita sekarang menghadapi pandemi yang tidak mengenal batas. Yang masuk menemui kita tanpa izin. Yang kekuasaan tak mampu membendungnya. Yang melarang tak mampu mencegahnya. Suatu pandemi yang membuktikan betapa lemahnya manusia. Betapa terbatasnya pemikirannya. Pandemi yang tidak memandang antara si kaya dan si miskin.

Dulu, pasukan Abrahah binasa dengan sekelompok burung. Namrud yang hebat binasa hanya dengan seekor nyamuk. Dan virus ini adalah makhluk yang lemah, tapi telah mematikan jutaan orang. Membuat orang-orang terisolasi. Memutuskan relasi. Menutup perbatasan. Mengumumkan keadaan darurat. Dan menyetop kunjungan-kunjungan. Kita lihat betapa banyak bandara dan stasiun lumpuh.

Makhluk yang kecil, tapi mampu membuat negara adidaya tak berdaya. Menghentikan jutaan manusia yang bahkan tak terlihat oleh mata telanjang, datang menyadarkan kita dari keteperdayaan. Menampakkan kelemahan dan ketidak-mampuan.

Gara-gara makhluk ini, mereka semua ketakutan dengan bersin. Berlarian karena ada yang flu. Semua mencari selamat. Makhluk yang kecil, yang bahkan tak terlihat oleh mata telanjang, datang, membuat kita sadar dari keterpedayaan. Menampakkan kelemahan dan ketidak-mampuan.

Semua menunjukkan hanya ada satu Yang Maha Menaklukkan, Berkuasa, dan Memaksa. Dialah Yang Maha Perkasa dan Mulia. Karena itu, tidak ada yang berhak disembah selain Dia. Dialah yang membuat dunia tak berjalan seperti biasanya. Dan tak ada yang mampu menghalangi-Nya.

Dialah yang membuat lumpuh kekuatan negara-negara. Menundukkan sekutu. Menggentarkan umat yang kuat. Aku mendengar deratan pena para penulis, filsuf, dan leberalis. Tidak ada kemuliaan kecuali Dia Yang Maha mengawasi dan Kuasa. Tidak ada yang kuat kecuali Allah satu-satunya yang menaklukkan.

Sebuah wabah yang mengguncang kondisi negara-negara, masyarakat, keluarga, dan individu. Mengubah jadwal yang telah ditetapkan. Menutup sekolah-sekolah, masjid-masjid, bursa dagang, tempat-tempat ibadah, universitas, kebun binatang, pasar-pasar, arena permainan, dan menghancurkan perekonomian dunia. Yang lemah menjadi mulia. Dan yang remeh menjadi istimewa.

Penanda-penanda ada yang wafat terpampang. Nama-nama yang wafat tertulis. upacara-upacara duka tersiar. Masa-masa gembira tergoncang. Inilah realita kondisi pandemic yang kita hadapi. Bencana dan pengaruhnya. Allahu Akbar. Dialah Yang Maha esa dalam kekuasaan, kekuatan, dan penaklukkan. Dia menjanjikan keberhasilan di akhirat untuk orang-orang yang berbuat kebaikan.

Selengkapnya klik Link PDF Khutbah Lengkap

https://drive.google.com/file/d/1ZQT6qp18KKc__la10aoTo2yBNao4iMGx/view?usp=sharing

Sumber :
Madina Center ID
@madinacenter.id

Tagar Populer

Berita Warga Terkait

Berita Warga Terpopuler

Berita Warga Terbaru

Jelajahi Informasi Lebih Dalam

Berita Warga

Kabar berita terkini dari warga

Loker

Informasi lapangan pekerjaan

Acara

Undangan acara untuk warga

Laporan Warga

Masalah yang terjadi di lingkungan

Komunitas

Ruang komunitas AtmaGo

Lihat kabar pilihan, khusus dirangkum untukmu!

Masuk Daftar