Membuat Produk Fermentasi Serbaguna, KKN UAD Siapkan 10 Kg Kulit Buah
Berita Warga

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Alternatif 87 Unit I.A.2 turut serta dalam
pembuatan cairan serbaguna organik atau Eco Enzyme. Eco enzyme adalah produk fermentasi yang
bisa berasal dari limbah rumah tangga yang kemudian diolah sedemikian rupa agar memiliki nilai
guna yang lebih sebagai penyubur tanaman hingga cairan pembersih. Kegiatan yang berlangsung
pada 24 Juni 2023 di RW 11 Brontokusuman, Yogyakarta ini bertujuan untuk memanfaatkan kulit
buah yang sudah tidak terpakai sehingga memiliki beberapa fungsi.
Bu Lia, selaku warga RW 11 menyampaikan beberapa fungsi produk eco enzyme. “Setelah
panen nanti, kita bisa membuat sabun, shampoo, pembersih lantai, dan juga bisa dibuat cairan
seperti minyak yang dapat digunakan untuk mengobati luka dengan cara disemprotkan ke bagian
luka”.
Cara membuat eco enzyme sangatlah mudah, adapun bahannya terdiri dari kulit maupun
sisa buah-buahan kemudian dicampur dengan molase atau gula tebu. Eco enzyme yang bagus
minimal terdiri dari 5 macam buah dan sebelum proses pembuatan kulit buah harus dicuci. Takaran
molase untuk 3 liter air adalah 10% nya yaitu 300 gram. Untuk bahan organik dikalikan 3 yaitu
900. Setelah pencampuran semua bahan selesai, wadah campuran tersebut ditutup hingga panen
yaitu sekitar 3-4 bulan. Campuran bahan eco enzyme ini tidak boleh terkena matahari secara
langsung, taruh di tempat sejuk dan tidak terkena sinar matahari secara langsung. Setelah 3 bulan
eco enzyme dapat di panen dan dimanfaatkan sesuai kebutuhan.
Melalui kolaborasi antara mahasiswa KKN UAD dan Ibu-ibu RW 11 Brontokusuman
dalam pembuatan eco enzyme ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan minat
masyarakat tentang pentingnya mendaur ulang limbah dapur organik, seperti ampas buah, dan
sayuran. Dengan membuat produk fermentasi serbaguna atau eco enzyme ini tentu saja memiliki
beberapa keuntungan diantaranya menghemat pengeluaran, mengurangi polusi yang mengotori
lingkungan, serta dapat menyaring udara kotor.
Ketua Unit I.A.2, Andre Pandia, juga menyampaikan tentang pentingnya mengolah limbah
menjadi eco enzyme. “Produksi enzim ramah lingkungan ini menghasilkan gas ozon (O3), yang
dapat menurunkan karbon dioksida (CO2) di atmosfer sehingga dapat mengurangi efek rumah
kaca (global warming). Melalui pelatihan ini, kami ingin mendorong individu untuk terus mendaur
ulang dan menggunakan barang ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.” ujarnya. (na)
pembuatan cairan serbaguna organik atau Eco Enzyme. Eco enzyme adalah produk fermentasi yang
bisa berasal dari limbah rumah tangga yang kemudian diolah sedemikian rupa agar memiliki nilai
guna yang lebih sebagai penyubur tanaman hingga cairan pembersih. Kegiatan yang berlangsung
pada 24 Juni 2023 di RW 11 Brontokusuman, Yogyakarta ini bertujuan untuk memanfaatkan kulit
buah yang sudah tidak terpakai sehingga memiliki beberapa fungsi.
Bu Lia, selaku warga RW 11 menyampaikan beberapa fungsi produk eco enzyme. “Setelah
panen nanti, kita bisa membuat sabun, shampoo, pembersih lantai, dan juga bisa dibuat cairan
seperti minyak yang dapat digunakan untuk mengobati luka dengan cara disemprotkan ke bagian
luka”.
Cara membuat eco enzyme sangatlah mudah, adapun bahannya terdiri dari kulit maupun
sisa buah-buahan kemudian dicampur dengan molase atau gula tebu. Eco enzyme yang bagus
minimal terdiri dari 5 macam buah dan sebelum proses pembuatan kulit buah harus dicuci. Takaran
molase untuk 3 liter air adalah 10% nya yaitu 300 gram. Untuk bahan organik dikalikan 3 yaitu
900. Setelah pencampuran semua bahan selesai, wadah campuran tersebut ditutup hingga panen
yaitu sekitar 3-4 bulan. Campuran bahan eco enzyme ini tidak boleh terkena matahari secara
langsung, taruh di tempat sejuk dan tidak terkena sinar matahari secara langsung. Setelah 3 bulan
eco enzyme dapat di panen dan dimanfaatkan sesuai kebutuhan.
Melalui kolaborasi antara mahasiswa KKN UAD dan Ibu-ibu RW 11 Brontokusuman
dalam pembuatan eco enzyme ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan minat
masyarakat tentang pentingnya mendaur ulang limbah dapur organik, seperti ampas buah, dan
sayuran. Dengan membuat produk fermentasi serbaguna atau eco enzyme ini tentu saja memiliki
beberapa keuntungan diantaranya menghemat pengeluaran, mengurangi polusi yang mengotori
lingkungan, serta dapat menyaring udara kotor.
Ketua Unit I.A.2, Andre Pandia, juga menyampaikan tentang pentingnya mengolah limbah
menjadi eco enzyme. “Produksi enzim ramah lingkungan ini menghasilkan gas ozon (O3), yang
dapat menurunkan karbon dioksida (CO2) di atmosfer sehingga dapat mengurangi efek rumah
kaca (global warming). Melalui pelatihan ini, kami ingin mendorong individu untuk terus mendaur
ulang dan menggunakan barang ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.” ujarnya. (na)