Memanfaatkan Daun Bandotan Sebagai Pestisida Nabati
Citizen News
Wilayah kerja penyuluhan pertanian di Kecamatan Penebel terdiri 18 Desa, 138 Banjar Dinas dengan luas sawah 3.864,74 Ha. Dengan begitu luasnya lahan sawah yang ada di Kecamatam Penebel, dimana tanaman bandotan sangat mudah tumbuh dengan liarnya, namun masyarakat tani banyak yang belum tahu bahwa tanaman bandotan ini bisa dijadikan pestisida nabati, apalagi khususnya pada daerah Penebel bagian atas sedang digalakannya Budidaya Organik, baik untuk tanaman padi maupun hortikultura, untuk itu pada saat ini sangat penting bagi kami untuk memberikan informasi cara membuat pestisida nabati dari daun bebandotan.
Klasifikasi Divisi: Spermatophyta
Nama umum: Bandotan
Sub Divisi: Angiospermae
Nama daerah: Tahi anjing, tahi asu, selasdeh dandi, si anggit, rumput jalang; bandotan, berotan, wedusan (Jawa), babadotan, jukut bau, ki bau (Sunda)
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Asterales
Suku: Asteraceae/Compositae
Warga: Ageratum
Jenis: Ageratum conyzoides Linn.
Ciri – ciri: Herba, 1 tahun, tinggi 10-120 cm. Batang , tegak atau terbaring. Daun, tunggal, bulat telur, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi beringgit, panjang 3-4 cm, lebar 1-2,5 cm, pertulangan menyirip, tangkai pendek, hijau. Bunga, majemuk, di ketiak daun, bongkol menyatu menjadi karangan, bentuk malai rata, panjang 6-8 mm, tangkai berambut, kelopak berbulu, hijau, mahkola bentuk lonceng, putih atau ungu. Buah, padi, bulat panjang, bersegi lima, gundul atau berambut jarang, hitam. Bici, kecil, hitam. Akar, tunggang, putih kotor.
Habitat: Tempat tumbuh tanaman ini mulai dari 1 sampai 2.100 m dpl dan dapat tumbuh di sawah-sawah, ladang, semak belukar, halaman kebun, tepi jalan, tanggul, dan tepi air.
Kandungan kimia: Kandungan kimia yang terkandung dalam babadotan adalah saponin, flavanoid, polifenol, kumarine, eugenol 5%, HCN dan minyak atsiri.
Bagian tanaman yang digunakan adalah daun
Cara kerja: Sebagai penolak (repellent) dan menghambat perkembangan serangga
Metode pembuatan pestisida nabati:
Untuk membuat pestisida nabati dengan konsentrasi 15% yaitu dengan metimbang daun bebandotan sebanyak 15 kg selanjutnya di cincang, kemudian masukan ke dalam wadah yang berasal dari plastic tambahkan air 85 liter, ditutup diperam selama 24 jam. Setelah diperam disaring dulu sebelum dimasukan ke tengki semprot. Pada setiap tangki semprot isian 14 liter ditambahkan deterjen 10 gram (dikocok rata). Semprotkan keseluruh bagian tanaman yang terserang pada pagi dan sore hari (yang terbaik dilakukan penyemprotan pada sore hari).
Hama sasaran adalah hama secara umum.
Penulis:
I Nyoman Kuspianto,SP (Koordinator BPP Penebel, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali - Kementerian Pertanian RI)
Sumber:
W. Setiawati, R. Murtiningsih, N. Gunaeni, dan T. Rubiati: Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan Cara Pembuatannya untuk Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), 2008
Klasifikasi Divisi: Spermatophyta
Nama umum: Bandotan
Sub Divisi: Angiospermae
Nama daerah: Tahi anjing, tahi asu, selasdeh dandi, si anggit, rumput jalang; bandotan, berotan, wedusan (Jawa), babadotan, jukut bau, ki bau (Sunda)
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Asterales
Suku: Asteraceae/Compositae
Warga: Ageratum
Jenis: Ageratum conyzoides Linn.
Ciri – ciri: Herba, 1 tahun, tinggi 10-120 cm. Batang , tegak atau terbaring. Daun, tunggal, bulat telur, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi beringgit, panjang 3-4 cm, lebar 1-2,5 cm, pertulangan menyirip, tangkai pendek, hijau. Bunga, majemuk, di ketiak daun, bongkol menyatu menjadi karangan, bentuk malai rata, panjang 6-8 mm, tangkai berambut, kelopak berbulu, hijau, mahkola bentuk lonceng, putih atau ungu. Buah, padi, bulat panjang, bersegi lima, gundul atau berambut jarang, hitam. Bici, kecil, hitam. Akar, tunggang, putih kotor.
Habitat: Tempat tumbuh tanaman ini mulai dari 1 sampai 2.100 m dpl dan dapat tumbuh di sawah-sawah, ladang, semak belukar, halaman kebun, tepi jalan, tanggul, dan tepi air.
Kandungan kimia: Kandungan kimia yang terkandung dalam babadotan adalah saponin, flavanoid, polifenol, kumarine, eugenol 5%, HCN dan minyak atsiri.
Bagian tanaman yang digunakan adalah daun
Cara kerja: Sebagai penolak (repellent) dan menghambat perkembangan serangga
Metode pembuatan pestisida nabati:
Untuk membuat pestisida nabati dengan konsentrasi 15% yaitu dengan metimbang daun bebandotan sebanyak 15 kg selanjutnya di cincang, kemudian masukan ke dalam wadah yang berasal dari plastic tambahkan air 85 liter, ditutup diperam selama 24 jam. Setelah diperam disaring dulu sebelum dimasukan ke tengki semprot. Pada setiap tangki semprot isian 14 liter ditambahkan deterjen 10 gram (dikocok rata). Semprotkan keseluruh bagian tanaman yang terserang pada pagi dan sore hari (yang terbaik dilakukan penyemprotan pada sore hari).
Hama sasaran adalah hama secara umum.
Penulis:
I Nyoman Kuspianto,SP (Koordinator BPP Penebel, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali - Kementerian Pertanian RI)
Sumber:
W. Setiawati, R. Murtiningsih, N. Gunaeni, dan T. Rubiati: Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan Cara Pembuatannya untuk Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), 2008