Mawar Desa, Solusi Lokal Tata Kelola Desa di Kabupaten Serang
Berita Warga

Secara agregat kuantitatif, pembangunan dan pemberdayaan perempuan di Kabupaten Serang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini tergambar dari materi yang disampaikan oleh Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Serang Rahmat Maulana, acara workshop kolaborasi tata kelola pemerintahan tahap kedua, yang diselenggarakan USAID MADANI dan ‘Aisyiyah Kabupaten Serang pada tanggal 30 Maret 2021. “berdasarkan data dari BPS 2020, Kabupaten Serang memiliki nilai IPG, 92,14, hal ini tergambar pula pada program pemberdayaan perempuan yang tersebar di hampir semua OPD di kabupaten”, paparnya. Hal ini mendapatkan penegasan Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan Dinas KBP3A, Neni Suhaeni, bahwa program pemberdayaan perempuan terus diupayakan dan ditingkatkan dari tahun ke tahun.
Gambaran dan kondisi tersebut tak dipungkiri, bahwa nyaris tidak ada regulasi yang menghambat keterlibatan perempuan, namun kondisi lapangan mengabarkan yang sebaliknya. Hal ini dijelaskan oleh salah satu peserta dari UIN Banten, Iin Ratna Sumirat, bahwa kondisi keberdayaan dan peran perempuan masih sangat minim dalam berbagai sector, walaupun potensinya sangat luar biasa. “Dari sisi apapun perempuan unggul disbanding laki-laki, dan peluang terbuka selalu ada bagi perempuan, namun kondisi objektif social kultural, masih saja kurang berpihak pada perempuan, tegas Ketua Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) ini.
Pandangan senada disampaikan Kepala DPMD, Rudy Suhartanto, menurutnya peluang untuk terlibat dalam pembangunan dan tata kelola desa sengat terbuka, namun partsipasi masyarakat khususnya perempuan masih sangat rendah. Sebagai solusi atas kondisi tersebut, kepala dinas yang mudah diajak diskusi ini menyarankan pentingnya dialog ‘ala desa” berkenaan dengan peningkatan pemahaman dan penyadaran kelompok perempuan dalam tata kelola desa. “Saya pikir bagus, dialog-dialog level bawah yang akan difasilitasi Mawar Desa, sebagai terobosan untuk peningkatan kesadaran kritis perempuan dalam tata kelola desa, keran sudah dibuka, silakan gabung sebagai Kepala Desa, anggota BPD, dan lainnya”, tegasnya penuh semangat.
Penegasan yang disampaiakan kepala dinas tersebut disambut hangat oleh peserta Kepala Desa Tirtaysa dan Kepala Desa Domas. Menurut pendapat keduanya, bahwa peningkatan kapasitas dan perubahan mindset perempuan desa sangat penting. Desa sangat mengharapkan kontribusi masyarakat, khususnya perempuan untuk Bersama-sama melaksnakaan program desa membangun. “kami akui, bahwa kondisi kelompok perempuan desa masih memiliki SDM yang rendah dan kurang didiukung oleh lingkungannya, makanya saya sangat bersyukur jika Mawar Desa dikembangkan di desa kami”, papar kepala desa yang bertutur lembut ini.
Kegiatan ditutup dengan pernyataan komitmen dukungan dari berbagai OPD yang hadir, semuanya siap berkolaborasi dalam upaaya peningkatan kualitas partsipasi perempuan dalam tata kelola desa. (Don)
Gambaran dan kondisi tersebut tak dipungkiri, bahwa nyaris tidak ada regulasi yang menghambat keterlibatan perempuan, namun kondisi lapangan mengabarkan yang sebaliknya. Hal ini dijelaskan oleh salah satu peserta dari UIN Banten, Iin Ratna Sumirat, bahwa kondisi keberdayaan dan peran perempuan masih sangat minim dalam berbagai sector, walaupun potensinya sangat luar biasa. “Dari sisi apapun perempuan unggul disbanding laki-laki, dan peluang terbuka selalu ada bagi perempuan, namun kondisi objektif social kultural, masih saja kurang berpihak pada perempuan, tegas Ketua Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) ini.
Pandangan senada disampaikan Kepala DPMD, Rudy Suhartanto, menurutnya peluang untuk terlibat dalam pembangunan dan tata kelola desa sengat terbuka, namun partsipasi masyarakat khususnya perempuan masih sangat rendah. Sebagai solusi atas kondisi tersebut, kepala dinas yang mudah diajak diskusi ini menyarankan pentingnya dialog ‘ala desa” berkenaan dengan peningkatan pemahaman dan penyadaran kelompok perempuan dalam tata kelola desa. “Saya pikir bagus, dialog-dialog level bawah yang akan difasilitasi Mawar Desa, sebagai terobosan untuk peningkatan kesadaran kritis perempuan dalam tata kelola desa, keran sudah dibuka, silakan gabung sebagai Kepala Desa, anggota BPD, dan lainnya”, tegasnya penuh semangat.
Penegasan yang disampaiakan kepala dinas tersebut disambut hangat oleh peserta Kepala Desa Tirtaysa dan Kepala Desa Domas. Menurut pendapat keduanya, bahwa peningkatan kapasitas dan perubahan mindset perempuan desa sangat penting. Desa sangat mengharapkan kontribusi masyarakat, khususnya perempuan untuk Bersama-sama melaksnakaan program desa membangun. “kami akui, bahwa kondisi kelompok perempuan desa masih memiliki SDM yang rendah dan kurang didiukung oleh lingkungannya, makanya saya sangat bersyukur jika Mawar Desa dikembangkan di desa kami”, papar kepala desa yang bertutur lembut ini.
Kegiatan ditutup dengan pernyataan komitmen dukungan dari berbagai OPD yang hadir, semuanya siap berkolaborasi dalam upaaya peningkatan kualitas partsipasi perempuan dalam tata kelola desa. (Don)