'Malioboro Yogyakarta' 5 Alasan yang Bikin Malioboro Tidak Pernah Sepi
Citizen News

Siapa sih yang enggak tahu Malioboro Jogja? Wisatawan yang niat awalnya cuma mau hunting tempat wisata alam di Jogja, pasti cari kesempatan buat mampir di destinasi piknik yang ikonik ini.
Betapa tidak, kota yang menjadi judul lagu musisi Kla Project "Yogyakarta" ini memang mampu mencipta selaksa rindu di hati wisatawan. Hampir semua para turis yang bertandang ke daerah istimewa pasti pernah mampir ke Malioboro.
Dan, inilah alasannya mengapa Malioboro gak pernah sepi dari pengunjung.
1. Nol kilometer Yogyakarta terletak di kawasan Malioboro.
Buat kamu yang sering berkunjung ke Yogyakarta, pasti gak asing dengan istilah nol kilometer. Nol kilometer Yogya terletak di kawasan Maliboro tepatnya di persimpangan Monumen Serangan Umum 1 Maret dan Gedung Bank Negara Indonesia. Denyut nadi kota Yogya dimulai dari nol kilometer ini. Maka, sebagian masyarakat Yogya banyak berlalulalang dan beraktivitas di sini maupun melewati wilayah ini.
2. Pusat pemerintahan Yogyakarta berlokasi di Malioboro.
Ada dinas yang mengurusi pariwisata, pasar, kantor gubernur, dan ada pula kantor dewan perwakilan rakyat daerah. Gak cuma itu, presiden Republik Indonesia juga punya rumah tamu di kawasan ini. Dengan adanya pusat pemerintahan di Malioboro, warga setempat yang ingin mengurus pelayanan publik pasti mendatangi tempat ini.
3. Dekat dengan dua stasiun besar.
Tak sampai radius dua kilometer dari Malioboro, ada dua stasiun besar yang berdiri di Yogyakarta yakni stasiun Tugu, dan Lempuyangan. Bedanya, Lempuyangan menjadi perhentian kereta kelas ekonomi, sedangkan Tugu rangkaian kereta eksekutif. Wisatawan yang ingin berkunjung ke Yogya, sebagian besar turun di dua stasiun ini. Kebayang kan, kalau mereka mau berkeliling mencari penginapan atau sejenak melepas lelah, kawasan Malioboro menjadi tujuan pertamanya.
4. Malioboro juga jadi pusat perdagangan.
Pedagang kaki lima dan swalayan seolah tak memiliki batas di daerah Malioboro. Sebab, para pedagang kaki lima berjualan menempati area selasar di sepanjang jalan ini. Ada juga pasar legendaris Beringharjo yang berdiri di sini. Buat kamu yang jago tawar menawar, coba deh belanja di sini. Eh, tapi jangan menawar terlalu rendah, ya. Kasihan penjualnya.
5. Berkunjung ke Yogyakarta, gak lengkap jika kamu tak bersua dengan Malioboro.
Benar begitu kan, gak lengkap rasanya pergi ke Yogyakarta tanpa melangkahkan kaki di Malioboro. Apalagi buat kamu yang doyan unggah foto di Instagram, berfoto dengan latar plang "Jl. Malioboro" wajib hukumnya.
Itulah lima alasan mengapa Malioboro tak pernah sepi. Ah, jadi rindu Jogja.
Penulis: Manap Trianto
Betapa tidak, kota yang menjadi judul lagu musisi Kla Project "Yogyakarta" ini memang mampu mencipta selaksa rindu di hati wisatawan. Hampir semua para turis yang bertandang ke daerah istimewa pasti pernah mampir ke Malioboro.
Dan, inilah alasannya mengapa Malioboro gak pernah sepi dari pengunjung.
1. Nol kilometer Yogyakarta terletak di kawasan Malioboro.
Buat kamu yang sering berkunjung ke Yogyakarta, pasti gak asing dengan istilah nol kilometer. Nol kilometer Yogya terletak di kawasan Maliboro tepatnya di persimpangan Monumen Serangan Umum 1 Maret dan Gedung Bank Negara Indonesia. Denyut nadi kota Yogya dimulai dari nol kilometer ini. Maka, sebagian masyarakat Yogya banyak berlalulalang dan beraktivitas di sini maupun melewati wilayah ini.
2. Pusat pemerintahan Yogyakarta berlokasi di Malioboro.
Ada dinas yang mengurusi pariwisata, pasar, kantor gubernur, dan ada pula kantor dewan perwakilan rakyat daerah. Gak cuma itu, presiden Republik Indonesia juga punya rumah tamu di kawasan ini. Dengan adanya pusat pemerintahan di Malioboro, warga setempat yang ingin mengurus pelayanan publik pasti mendatangi tempat ini.
3. Dekat dengan dua stasiun besar.
Tak sampai radius dua kilometer dari Malioboro, ada dua stasiun besar yang berdiri di Yogyakarta yakni stasiun Tugu, dan Lempuyangan. Bedanya, Lempuyangan menjadi perhentian kereta kelas ekonomi, sedangkan Tugu rangkaian kereta eksekutif. Wisatawan yang ingin berkunjung ke Yogya, sebagian besar turun di dua stasiun ini. Kebayang kan, kalau mereka mau berkeliling mencari penginapan atau sejenak melepas lelah, kawasan Malioboro menjadi tujuan pertamanya.
4. Malioboro juga jadi pusat perdagangan.
Pedagang kaki lima dan swalayan seolah tak memiliki batas di daerah Malioboro. Sebab, para pedagang kaki lima berjualan menempati area selasar di sepanjang jalan ini. Ada juga pasar legendaris Beringharjo yang berdiri di sini. Buat kamu yang jago tawar menawar, coba deh belanja di sini. Eh, tapi jangan menawar terlalu rendah, ya. Kasihan penjualnya.
5. Berkunjung ke Yogyakarta, gak lengkap jika kamu tak bersua dengan Malioboro.
Benar begitu kan, gak lengkap rasanya pergi ke Yogyakarta tanpa melangkahkan kaki di Malioboro. Apalagi buat kamu yang doyan unggah foto di Instagram, berfoto dengan latar plang "Jl. Malioboro" wajib hukumnya.
Itulah lima alasan mengapa Malioboro tak pernah sepi. Ah, jadi rindu Jogja.
Penulis: Manap Trianto