Maarif Institute: Puasa untuk Inklusi dan Koeksistensi
Berita Warga

Signifikansi makna puasa apabila benar-benar dilakukan untuk ketakwaan akan memperkuat inklusi dan koeksistensi. Selain kemauan membuka diri, juga pengakuan terhadap perbedaan, serta kesediaan hidup damai berdampingan.
Persetujuan dan pengakuan hanya bisa lahir dari inklusi dan koeksistensi. Selain ada kemauan membuka diri, juga ada pengakuan terhadap perbedaan. Kesediaan untuk hidup berdampingan secara damai akan jauh lebih kuat kohesivitas dan daya lentingnya dari ancaman perpecahan pada saat dilandasi inklusi dan koeksistensi. D sinilah signifikansi makna puasa.
Jika benar-benar dilakukan untuk ketakwaan, niscaya bisa berfungsi untuk memperkuat inklusi dan koeksistensi.
Puasa yang benar adalah yang berdampak pada terciptanya kehidupan bersama yang harmonis dan damai.
Sumber: Maarif Institute
Persetujuan dan pengakuan hanya bisa lahir dari inklusi dan koeksistensi. Selain ada kemauan membuka diri, juga ada pengakuan terhadap perbedaan. Kesediaan untuk hidup berdampingan secara damai akan jauh lebih kuat kohesivitas dan daya lentingnya dari ancaman perpecahan pada saat dilandasi inklusi dan koeksistensi. D sinilah signifikansi makna puasa.
Jika benar-benar dilakukan untuk ketakwaan, niscaya bisa berfungsi untuk memperkuat inklusi dan koeksistensi.
Puasa yang benar adalah yang berdampak pada terciptanya kehidupan bersama yang harmonis dan damai.
Sumber: Maarif Institute