LKTS gandeng kedutaan Besar Austria dalam Peningkatan Pelayanan Kesehatan Perempuan dan Anak
Berita Warga 
Pandemi Covid-19 yang hingga sekarang masih berlangsung dan menuju endimi berdampak pada tuntutan layanan kesehatan perempuan dan anak. Di satu sisi protokol kesehatan (prokes) harus diterapkan guna meminimalisir penularan namun di sisi lain aktivitas masyarakat tetap harus berjalan guna menopang perekonomian. Tidak mudah memang namun keduanya bisa berjalan jika ada kemauan baik dari personal maupun stakeholder yang ada untuk bersama-sama menuju tataran normal endemi Covid-19. Kesadaran tinggi akan pentingnya protocol kesehatan oleh masyarakat perlu adannya dukungan sedikit pelonggaran agar mata rantai perekonomian harus tetap jalan.
Berangkat dari hal itu LKTS menggandeng Federal Ministry Republic of Austria European and International Affairs melalui Kedutaan Besar Austria di Jakarta berupaya menjembatani adanya solutif dan jalan tengah. Di Kecamatan Selo, Boyolali Jawa Tengah pelayanan kesehatan perempuan dan anak di masa pandemi Covid-19 ini kurang berjalan secara maksimal. Banyak aturan yang harus ditaati oleh pengunjung baik di masa pandemi Covid-19. Masyarakat Selo, Boyolali Jawa Tengah dalam hal ini belum memanfaatkan secara maksimal dalam pelayanan kesehatan pada puskesmas, pertimbangan diantara jarak yang jauh, medan terjal dan pelayanan puskesmas kurang maksimal.
BPJS Mandiri dan KIS jarang mereka gunakan lebih cepat penangganan pada dokter pribadi hal ini diungkapkan masyarakat Gumukrejo pada saat LKTS melakukan survey selama 1 (satu) bulan di 10 desa di Kecamatan Selo, yang menjadi PR semua pihak baik Pemerintah maupun swasta adalah pentingnya mensosialisasikan dalam menggunakan BPJS baik mandiri maupun KIS. SDM masyarakat yang rendah perlu adanya pendampigan maksimal dalam mensukseskan program pemerintah menuju Indonesia Sehat.
Dalam pemetaan peran para pihak di Kecamatan Selo Boyolali Jawa Tengah dalam Peningkatan akses Layanan kesehatan Perempuan dan Anak mendapat dukungan dari Pemerintah setempat. Lewat pemetaan ini diharapkan masyarakat memahami pentinya kesehatan dan peran pemerintah. Grebeg vaksin yang dilaksanakan pemerintah Desa Tlogolelel akhir-akhir ini masyarakat menyambut antusias sosialisasi dilakukan dengan pendataan kader setiap dukuh bahkan pemerintah desa (Pemdes) Tlogolele menggunakan pengeras suara keliling desa, hal ini dilakukan agar masyarakat mendapat hak yang sama dalam pelayanan kesehatan sesuai dengan prinsip prinsip Hak Asasi Manusia.
LKTS bekerja sama dengan Federal Ministry Republic of Austria European and International Affairs melalui Kedutaan Besar Austria di Jakarta hadir ditengah-tengah masyarakat yang membutuhkan pendampingan dalam peningkatan kesadaran kritis masyarakat.
"Ini yang kami tungu dan kami harapkan. Tidak hanya peran pemerintah bahkan dari pihak luar kami sangat harapkan dalam mensukseskan program pemerintah," tandas Sekdes Tlogolele Nigen secara terpisa koordinator lapangan LKTS Sa’aadah Assalamah mengungkapkan, kenapa Gumukrejo menjadi prioritas dalam pendampingan. "Karena kami melihat Gumukrejo hanya dihuni 70 KK itupun banyak yang memiliki BPJS mandiri maupun KIS belum dimanfaatkan secara maksimal. Masyarakat Gumukrejo banyak yang tidak menerapkan PHBS sehingga mereka perlu pendampingan berkelanjutan. Tidak hanya Kesehatan bidang lain seperti pemberdayaan perekonomian dan pra koperasi kami sampaikan, dengan dibentuknya Kelompok Perempuan Merapi Sumber Rejo diharapkan mampu menjadi pilot project untuk kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dimasa pandemi Covid19" jelasnya. Hal lain yang kami harapkan bahwa kelompok perempuan ini memahami pentingnya keadilan gender sehingga hak-hak perempuan tidak terabaikan. Penguatan ekonomi bertujuan meningkatkan pendapatan perempuan di Gumukrejo. Perempuan Gumukrejo berprofesi sebagai petani buruh sehingga tidak mempunyai penghasilan lain dari itu kami menjembatani membentuk kelompok UMKM dan Pra Koperasi. UMKM yang memenfaatkan Sumber Daya Alam melimpah dapat diolah menjadi nilai ekonomis tinggi, melihat saat ini Kecamatan Selo banyak wisatawan luar daerah.
Berangkat dari hal itu LKTS menggandeng Federal Ministry Republic of Austria European and International Affairs melalui Kedutaan Besar Austria di Jakarta berupaya menjembatani adanya solutif dan jalan tengah. Di Kecamatan Selo, Boyolali Jawa Tengah pelayanan kesehatan perempuan dan anak di masa pandemi Covid-19 ini kurang berjalan secara maksimal. Banyak aturan yang harus ditaati oleh pengunjung baik di masa pandemi Covid-19. Masyarakat Selo, Boyolali Jawa Tengah dalam hal ini belum memanfaatkan secara maksimal dalam pelayanan kesehatan pada puskesmas, pertimbangan diantara jarak yang jauh, medan terjal dan pelayanan puskesmas kurang maksimal.
BPJS Mandiri dan KIS jarang mereka gunakan lebih cepat penangganan pada dokter pribadi hal ini diungkapkan masyarakat Gumukrejo pada saat LKTS melakukan survey selama 1 (satu) bulan di 10 desa di Kecamatan Selo, yang menjadi PR semua pihak baik Pemerintah maupun swasta adalah pentingnya mensosialisasikan dalam menggunakan BPJS baik mandiri maupun KIS. SDM masyarakat yang rendah perlu adanya pendampigan maksimal dalam mensukseskan program pemerintah menuju Indonesia Sehat.
Dalam pemetaan peran para pihak di Kecamatan Selo Boyolali Jawa Tengah dalam Peningkatan akses Layanan kesehatan Perempuan dan Anak mendapat dukungan dari Pemerintah setempat. Lewat pemetaan ini diharapkan masyarakat memahami pentinya kesehatan dan peran pemerintah. Grebeg vaksin yang dilaksanakan pemerintah Desa Tlogolelel akhir-akhir ini masyarakat menyambut antusias sosialisasi dilakukan dengan pendataan kader setiap dukuh bahkan pemerintah desa (Pemdes) Tlogolele menggunakan pengeras suara keliling desa, hal ini dilakukan agar masyarakat mendapat hak yang sama dalam pelayanan kesehatan sesuai dengan prinsip prinsip Hak Asasi Manusia.
LKTS bekerja sama dengan Federal Ministry Republic of Austria European and International Affairs melalui Kedutaan Besar Austria di Jakarta hadir ditengah-tengah masyarakat yang membutuhkan pendampingan dalam peningkatan kesadaran kritis masyarakat.
"Ini yang kami tungu dan kami harapkan. Tidak hanya peran pemerintah bahkan dari pihak luar kami sangat harapkan dalam mensukseskan program pemerintah," tandas Sekdes Tlogolele Nigen secara terpisa koordinator lapangan LKTS Sa’aadah Assalamah mengungkapkan, kenapa Gumukrejo menjadi prioritas dalam pendampingan. "Karena kami melihat Gumukrejo hanya dihuni 70 KK itupun banyak yang memiliki BPJS mandiri maupun KIS belum dimanfaatkan secara maksimal. Masyarakat Gumukrejo banyak yang tidak menerapkan PHBS sehingga mereka perlu pendampingan berkelanjutan. Tidak hanya Kesehatan bidang lain seperti pemberdayaan perekonomian dan pra koperasi kami sampaikan, dengan dibentuknya Kelompok Perempuan Merapi Sumber Rejo diharapkan mampu menjadi pilot project untuk kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dimasa pandemi Covid19" jelasnya. Hal lain yang kami harapkan bahwa kelompok perempuan ini memahami pentingnya keadilan gender sehingga hak-hak perempuan tidak terabaikan. Penguatan ekonomi bertujuan meningkatkan pendapatan perempuan di Gumukrejo. Perempuan Gumukrejo berprofesi sebagai petani buruh sehingga tidak mempunyai penghasilan lain dari itu kami menjembatani membentuk kelompok UMKM dan Pra Koperasi. UMKM yang memenfaatkan Sumber Daya Alam melimpah dapat diolah menjadi nilai ekonomis tinggi, melihat saat ini Kecamatan Selo banyak wisatawan luar daerah.
